Fakultas Adab & Humaniora
October 5, 2025

FAHUM UINSA Gelar Temu Alumni untuk Dorong Kolaborasi Akademik dan Dunia Kerja

FAHUM UINSA Gelar Temu Alumni untuk Dorong Kolaborasi Akademik dan Dunia Kerja

Sidoarjo, 4 Oktober 2025 – Fakultas Adab dan Humaniora (FAHUM) UIN Sunan Ampel Surabaya menggelar temu alumni dengan tema “Temu Alumni: Penguatan Akreditasi Prodi melalui Peran Jejaring”. Acara diselenggarakan pada hari Sabtu (4/10) di GreenSA Lt. 5, Jl. Raya Juanda, Sedati, Sidoarjo. Dihadiri oleh kurang lebih 130 orang dari berbagai kalangan, mulai dari dosen, mahasiswa, dan alumni lintas angkatan, yang bertujuan mempererat silaturahmi dan sekaligus berbagi pengalaman dalam dunia kerja dan pengabdian masyarakat.

Acara dimulai pukul 09.00 WIB oleh Masna Hikmawati, M.A., selalu Master of Ceremony, disusul dengan  menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne UINSA. Dilanjutkan sambutan dari Dekan FAHUM UINSA, Prof. Dr. Achmad Zaini, M.A. Dalam sambutannya, beliau menuturkan pentingnya peran alumni dalam penguatan akreditasi program studi melalui kontribusi nyata di masyarakat.

Memasuki inti acara, panitia penyelenggara menggaet dua alumni sukses FAHUM UINSA menjadi narasumber untuk mengisi segmen acara dialog dan diskusi yang dimoderatori oleh Dr. Mirwan Akhmad Taufiq, M,A. Salah satu narasumber utama, Drs. Ismail Nachu, alumnus program studi Sejarah Kebudayaan Islam (kini Sejarah Peradaban Islam) angkatan 1994 memberikan pandangan kritis terkait orientasi perguruan tinggi. Ia menegaskan bahwa perguruan tinggi harus mampu mencetak lulusan yang mandiri dan berdaya saing.

“UIN bukan kampus pencetak karyawan, tapi juragan. Sebab role model kita adalah Nabi Muhammad SAW” tegas Ismail.

Wakil Ketua Umum IKAUINSA ini juga mengingatkan bahwa bisnis tidak selalu dimulai dengan modal uang, melainkan dengan “fisik, otak, dan reputasi diri,” sebagaimana Rasulullah saw., yang dikenal sebagai Al-Amin. Ismail juga menyarankan agar kurikulum FAHUM UINSA ini bisa melatih mahasiswanya untuk berani mengambil keputusan untuk masa depan, serta tak sekadar menguasai ilmu sejarah dan sastra, namun juga kecakapan berpikir.

“Parameter sukses fakultas bukan sekadar meluluskan saat wisuda, tapi anak e wong dadi wong opo ora. Jangan sampai kampus yang gagah berdiri di jalan Ahmad Yani justru mencetak orang-orang yang bingung” pungkas Ismail.

Dalam sesi berikutnya, Bapak Masrul Hud (alumnus program studi Bahasa dan Sastra Arab) menyoroti kesenjangan antara teori dan praktik dalam kurikulum Fakultas Adab. Ia mengusulkan agar fakultas dan alumni berkolaborasi mengadakan job career fair setiap tahun dan menghadirkan alumni inspiratif secara rutin.

“Apa yang diajarkan di kelas harus disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan masyarakat. Fakultas perlu menjadi penghubung antara fresh graduate dan alumni penyedia kerja, baik di lembaga formal maupun pondok pesantren,” ungkapnya.

Ia juga menekankan pentingnya data perkembangan alumni sebagai masukan kurikulum dan perlunya menghadirkan alumni terbaik secara berkala minimal setahun sekali.

Sementara itu, dalam sesi tanya jawab bapak Abdur Rasyid selaku alumnus program studi Bahasa dan Sastra Arab angkatan 1992 menekankan pentingnya sertifikasi kompetensi sebagai pelengkap ijazah, agar lulusan FAHUM UINSA dapat bersaing secara profesional dalam dunia kerja.

Di akhir sesi, Ismail Nachu memberikan pesan dengan gaya khasnya:

“Semoga pertemuan ini membawa hikmah. Jangan benarkan omongan saya, tapi jangan salahkan juga. Pulanglah, leyeh-leyeh, dan berdialog dengan diri sendiri. Berpikirlah!”

Setelah dialog dan diskusi oleh dua narasumber, acara bergeser ke segmen diskusi per program studi. Tata letak kursi yang dibentuk seperti meja rapat membuat suasana lebih akrab dan diskusi menjadi lebih intens. Setelah makan siang, acara ditutup sekitar pukul 14.00 WIB dengan sesi foto bersama yang penuh rindu.

Penulis :
Aniqo Dhamar ‘Asyuro (Tim Media Fahum)

Spread the love

Tag Post :

Categories

Berita