Program akhir Inbound Mobility ditutup dengan agenda perjalanan ke Bromo. Para mahasiswa dari Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) yang mengikuti program ini bersama Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tampak antusias mempersiapkan keberangkatan mereka menuju kawasan wisata alam tersebut.rogram kolaboratif lintas negara ini dilaksanakan pada Sabtu (30/08/2025) di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur. Kegiatan ini tidak hanya berfungsi sebagai penutup rangkaian program, tetapi juga menjadi sarana pembelajaran lapangan yang menghubungkan aspek akademik dengan pengalaman budaya dan ekologi.
Kabut tipis pagi itu menyelimuti lautan pasir Gunung Bromo. Di tengah dinginnya udara, rombongan mahasiswa Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) dan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) tampak berbaur, menyiapkan kamera untuk menangkap detik-detik matahari terbit. Mereka bukan sekadar wisatawan, melainkan peserta program “Inbound Mobility: Jejak Nusantara dan Kesukarelawanan” yang dirancang untuk mempertemukan akademik, budaya, dan kepedulian lingkungan dalam satu pengalaman nyata.
Pengalaman pertama ke Bromo membuat para mahasiswa tidak berhenti memotret pemandangan alam yang begitu menakjubkan. Setiap sudut seakan menyimpan pesona yang sayang untuk dilewatkan. Tidak heran jika Gunung Bromo menjadi salah satu destinasi wisata paling populer di Indonesia dan kerap dikunjungi wisatawan dari berbagai penjuru dunia.
Gunung Bromo yang berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur, memiliki ketinggian sekitar 2.329 meter di atas permukaan laut. Keunikan utamanya terletak pada lautan pasir yang luas serta kawah aktif yang mengeluarkan asap putih, menjadikannya ikon pariwisata alam yang khas. Selain itu, keindahan matahari terbit di Bromo juga menjadi daya tarik utama, karena menampilkan pemandangan langit yang perlahan berubah warna dengan latar pegunungan Tengger dan Semeru.
Bukan hanya soal keindahan alam, Bromo juga kaya akan nilai budaya. Kawasan ini dihuni oleh masyarakat Tengger yang hingga kini masih melestarikan berbagai tradisi, salah satunya upacara Yadnya Kasada. Tradisi ini mencerminkan hubungan erat masyarakat dengan alam, serta menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin mengenal lebih dekat kearifan lokal.Bagi para mahasiswa peserta Inbound Mobility, pengalaman di Bromo bukan sekadar jalan-jalan menikmati wisata alam, melainkan juga kesempatan untuk belajar tentang harmoni antara manusia, budaya, dan lingkungan.
Bagi Husna, mahasiswa asal Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), pengalaman ini sangat berkesan. “Bromo sangat indah, dan di Malaysia tidak ada pemandangan seperti ini. Jadi buat kalian orang Indonesia, kesinilah,” ujarnya sambil tersenyum.
Kegiatan ini tidak hanya melibatkan mahasiswa peserta, tetapi juga didampingi oleh perwakilan mahasiswa UINSA, yaitu Nola, Arkan, Dimas, dan Mukhlis. Selain itu, para dosen pembimbing Dr. Andi Suwarko, S.Ag., M.Si., Anas Alhadi, M.A., Athoillah Umar, M.A., dan Syaifulloh Yazid, M.A. turut hadir memberikan arahan. Kehadiran mereka menegaskan bahwa Bromo bukan sekadar destinasi wisata, melainkan juga laboratorium sosial, budaya, dan spiritual yang sarat pembelajaran.
Pengalaman di Bromo menjadi penutup yang berkesan dari rangkaian Inbond Mobility: Jejak Nusantara dan Kesukarelawanan. Para peserta tidak hanya membawa pulang kenangan indah berupa foto dan cerita, tetapi juga pemahaman baru tentang pentingnya menjaga alam, menghargai kearifan lokal, serta membangun persahabatan lintas budaya.
Lebih dari sekadar perjalanan, kegiatan ini menegaskan bahwa pendidikan sejati juga lahir dari pengalaman nyata di lapangan. Melalui kebersamaan di tengah kabut Bromo, UKM dan UINSA berhasil merajut makna kolaborasi internasional yang tidak hanya memperluas wawasan akademik, tetapi juga menumbuhkan kepedulian sosial dan lingkungan.Dengan semangat ini, diharapkan kerja sama antara kedua universitas dapat terus berlanjut dalam program-program mendatang, sehingga semakin banyak mahasiswa yang merasakan manfaat dari belajar langsung di bumi Nusantara dan berkontribusi pada masa depan yang berkelanjutan.
Penulis : Nayla Syifa’un Najmi
Editor : Khalimatu Nisa