
UINSA Newsroom, Jumat (14/11/2025); Dharma Wanita Persatuan (DWP) bekerjasama dengan Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya dan Klinik Keluarga Sakinah mengadakan kegiatan Single Mom School dengan tema “Ketahanan Keluarga.” Acara digelar pada Jumat (14/11/2025) di ruang meeting lantai 9 Gedung Teungku Ismail Yakub, Kampus A. Yani UINSA Surabaya. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati HUT DWP UINSA ke-26 pada bulan Desember mendatang.
Kegiatan ini dihadiri Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama UINSA, Prof. Dr. Abdul Muhid, M.Si.; Ketua DWP UINSA, Ny. Erna Mawati Muzakki; Koordinator PSGA, Dr. Lilik Huriyah, M. Pd.I.; Sekretaris FPG, One Widyawati, SKM., M.Kes; serta perwakilan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Propinsi Jawa Timur. Hadir pula sebagai peserta seminar pengurus serta anggota DWP UINSA, perwakilan dari Forum Puspa Gayatri (FPG), perwakilan dari Gerakan Sayang Perempuan Ojek Online (GASPOL), dan perwakilan dari Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH).

Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber yakini Dr. Holilur Rohman, M.H.I., selaku Direktur Klinik Keluarga Sakinah UINSA; Dr. Mahir, M.Fil.I., selaku Ketua Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS); serta Dewi Isrofin, M.Pd., dari Dhama Wanita Persatuan UINSA.
Ketua DWP UINSA dalam sambutannya memberikan apresiasi atas peran para ibu yang menjalankan fungsi ganda, pendidikan dan pencari nafkah. Ia menyatakan, bahwa istilah ‘single mom’ menggambarkan secara jelas tugas dan tanggung jawab besar ini. “Penting bagi kita untuk memastikan ibu-ibu yang memikul tanggung jawab ganda ini tidak hanya memiliki keterampilan penghasilan, tetapi juga ketangguhan mental agar mampu menjalankan perannya secara optimal,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Rektor III dalam sambutannya menyoroti posisi strategis seorang ibu sebagai fondasi utama ketahanan keluarga. Warek III menjelaskan, bahwa kondisi seorang ibu memiliki dampak signifikan dan langsung terhadap dinamika keluarga. Hal ini meliputi kualitas pendidikan anak serta dukungan terhadap kesuksesan karier pasangan. “Bila seorang ibu dalam kondisi rapuh, maka keluarga tersebut juga akan rapuh,” ujar Prof. Muhid menegaskan pentingnya menjaga kesejahteraan dan kekuatan mental ibu.
Selain itu, Ny. Dewi Isrofin dalam best practice yang disampaikan menjelaskan, bahwa untuk menciptakan individu yang tangguh, khususnya bagi para ibu, terdapat tiga pilar utama yang wajib diperhatikan dan dikembangkan secara seimbang. Ketiga pilar tersebut meliputi kekuatan fisik, kecerdasan intelektual, dan ketenangan spiritual. Ny. Dewi Isrofin menekankan, bahwa ketiga aspek ini harus tumbuh dan berjalan sehat, seirama, serta seimbang. “Ketidakseimbangan pada salah satu pilar tersebut, akan berpotensi menghasilkan dampak yang kurang optimal bagi kehidupan dan keluarga,” tegasnya.

Ny. Dewi Isrofin juga menitipkan pesan kunci yang menyentuh bagi seluruh ibu yang hadir bahwa perempuan harus senantiasa kuat untuk tetap menjalani hidup, tapi harus tetap lembut sebagai seorang wanita dan seorang ibu. Pesan ini menegaskan pentingnya perpaduan antara ketangguhan dan kelembutan dalam menjalankan peran ganda seorang ibu.
Melanjutkan rangkaian sesi inspiratif, pemaparan materi turut disampaikan ua narasumber lainnya. Kedua narasumber tersebut turut menyoroti secara mendalam mengenai kondisi faktual seorang ibu sebagai kunci utama dalam membentuk ketahanan keluarga yang solid, guna menciptakan fondasi bagi keluarga yang bahagia dan harmonis. (Nls/Humas)

Reportase: Nilasari
Redaktur: Nur Hayati
Editor Foto: Mualam