Fakultas Ilmu Sosial & Politik
November 3, 2025

Dosen HI UINSA Kawal Isu Keamanan Manusia di Ajang Journal Competition Nasional Mahasiswa HI ke-37

Dosen HI UINSA Kawal Isu Keamanan Manusia di Ajang Journal Competition Nasional Mahasiswa HI ke-37

MALANG – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya kembali menegaskan kontribusinya dalam diskursus akademik nasional. Salah satu dosen Program Studi Hubungan Internasional (HI) FISIP UINSA, Dhimas Rudy Hartanto, M.Han., didapuk menjadi juri dalam University of Brawijaya Journal Competition (UBJC) yang merupakan bagian dari agenda bergengsi Pertemuan Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional Indonesia (PNMHII) ke-XXXVII.

Acara akbar mahasiswa HI se-Indonesia ini diselenggarakan oleh Universitas Brawijaya (UB) Malang pada tanggal 1 hingga 2 November 2025. Kehadiran perwakilan UINSA sebagai penilai menunjukkan pengakuan atas kapasitas akademik dosen FISIP UINSA dalam mengawal isu-isu strategis, khususnya yang berkaitan dengan keamanan non-tradisional dan kebijakan luar negeri Indonesia.

University of Brawijaya Journal Competition (UBJC) adalah kompetisi akademik tingkat nasional yang bertujuan mendorong pengembangan kapasitas intelektual, keterampilan menulis ilmiah, implementasi metodologi penelitian, dan kemampuan analitis mahasiswa dalam menghasilkan karya tulis yang memenuhi standar publikasi. Keberlangsungan kompetisi ini menjadi platform utama bagi mahasiswa HI untuk menyumbangkan ide-ide konstruktif bagi diplomasi Indonesia.

Tema besar yang diangkat dalam UBJC kali ini sangat relevan dengan dinamika politik dan sosial global saat ini, yakni: “Indonesia Foreign Policy Strategy in Facing Challenges on Human Security Issues” (Strategi Kebijakan Luar Negeri Indonesia dalam Menghadapi Tantangan Isu Keamanan Manusia).

Tema ini menantang para peserta untuk memformulasikan analisis dan solusi kebijakan yang berorientasi pada perlindungan individu, alih-alih hanya berfokus pada keamanan negara (state-centric security). Isu keamanan manusia (human security) yang menjadi fokus utama kompetisi dibagi ke dalam sub-tema yang mendesak:

  1. National Security and Refugees (Keamanan Nasional dan Pengungsi): Menyoroti dilema antara kedaulatan negara dengan kewajiban kemanusiaan dalam menangani arus pengungsi.
  2. Economic Crisis and Extreme Poverty (Krisis Ekonomi dan Kemiskinan Ekstrem): Menganalisis peran kebijakan luar negeri dalam menanggulangi dampak krisis ekonomi global terhadap kesejahteraan rakyat.
  3. Spread of Viruses and Disease Outbreaks (Penyebaran Virus dan Wabah Penyakit): Mendiskusikan diplomasi kesehatan dan strategi Indonesia dalam menghadapi ancaman pandemi global.

Sebagai salah satu juri, Dhimas Rudy Hartanto, M.Han., memainkan peran penting dalam menilai orisinalitas, kedalaman analisis, dan kelayakan rekomendasi kebijakan yang diajukan oleh para peserta. Ia bertugas memastikan bahwa karya ilmiah yang dihasilkan mahasiswa benar-benar menawarkan perspektif baru dan solusi yang aplikatif bagi tantangan kebijakan luar negeri Indonesia. Dalam keterlibatannya sebagai juri memberikan perspektif yang kuat dan terbarukan mengenai pentingnya isu keamanan manusia bagi akademisi HI di Indonesia. Perspektif ini sejalan dengan visi Program Studi HI UINSA untuk melahirkan lulusan yang berorientasi pada isu kemanusiaan dan perdamaian.

Menurut Dhimas Rudy Hartanto, keamanan manusia (human security) bagi mahasiswa Hubungan Internasional di Indonesia memiliki dimensi yang sangat penting, karena telah bergeser dari ancaman militer tradisional menjadi ancaman non-tradisional yang langsung menyentuh kehidupan individu.

Beliau menjelaskan lebih lanjut bahwa penguasaan konsep ini krusial karena tuntutan dunia kerja kini tidak lagi hanya mencari ahli militer dan intelijen, melainkan juga ahli diplomasi kesehatan, ekonomi pembangunan, dan penanggulangan bencana lintas batas.

“Mahasiswa Hubungan Internasional harus mampu menganalisis krisis pengungsi, dampak kemiskinan ekstrem, hingga pandemi sebagai isu kebijakan luar negeri. Ini menuntut kemampuan analitis yang kritis dan solusi yang berpihak pada kemanusiaan, bukan sekadar kepentingan negara. Partisipasi di UBJC ini mendorong mahasiswa untuk menguasai non-traditional security issues yang bersifat people-centric,” ujar Dhimas.

Dhimas juga menyoroti bagaimana ketiga sub-tema pengungsi, kemiskinan, dan wabah penyakit adalah representasi nyata dari sistem keamanan tradisional yang perlu didukung dengan kehadiran aktor non-negara. Kehadirannya Bersama dengan juri yang lain di PNMHII ke-37 ini menegaskan komitmen untuk mendorong kualitas riset mahasiswa HI se-Indonesia agar tidak terjebak pada teori lama, melainkan aktif berkontribusi dalam menemukan solusi kebijakan yang lebih inklusif dan humanis.

Keterlibatan Dosen UINSA sebagai juri di ajang sekelas PNMHII merupakan bagian integral dari strategi pengembangan mutu akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Hal ini menunjukkan bahwa dosen UINSA diakui secara nasional sebagai pakar yang kredibel di bidang Hubungan Internasional, khususnya dalam menganalisis isu-isu human security. Partisipasi Dhimas Rudy Hartanto diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas kompetisi UBJC, tetapi juga mempererat jejaring akademik antara FISIP UINSA dengan berbagai Program Studi Hubungan Internasional di seluruh Indonesia yang tergabung dalam Forum Komunikasi Mahasiswa Hubungan Internasional Indonesia (FKMHII). Melalui peran ini, UINSA turut mengawal arah perkembangan kajian HI di Indonesia agar tetap relevan, kritis, dan berorientasi pada kemaslahatan umat. (DRH)

Spread the love

Tag Post :

Categories

Berita