Fakultas Ilmu Sosial & Politik
October 10, 2025

Dosen HI FISIP UINSA Dorong UMKM Desa Kemiri Mojokerto Tembus Pasar Ekspor

Dosen HI FISIP UINSA Dorong UMKM Desa Kemiri Mojokerto Tembus Pasar Ekspor

Mojokerto, 9 Oktober 2025 – Program Studi Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menunjukkan komitmennya dalam pengabdian kepada masyarakat dengan menggelar kegiatan bertema “Mendorong Produk UMKM Lokal Menuju Pasar Global” di Desa Kemiri, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Kegiatan ini secara spesifik menyasar para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berfokus pada produksi makanan ringan seperti keripik tela, keripik ubi dan kerupuk ubi.

Tim pengabdian yang dipimpin langsung oleh Ketua Program Studi HI FISIP UINSA, Rizki Rahmadini Nurika, S.Hub.Int., M.A., ini melibatkan sejumlah dosen antara lain Dr. Slamet Muliono Redjosari, M.Si., Ridha Amaliyah, S.IP., MBA., Zaky Ismail, M.S.I., dan Dr. Abid Rohaman, S.Ag., M.Pd. Kehadiran para akademisi ini bertujuan untuk memberikan wawasan strategis serta pendampingan praktis agar produk keripik khas Desa Kemiri mampu bersaing dan diekspor ke kancah internasional.

Dalam sambutannya, Rizki Rahmadini Nurika menegaskan bahwa untuk sukses menembus pasar ekspor, sebuah produk UMKM harus memenuhi tiga pilar utama. “Jika kita bicara ekspor, itu bukan hanya tentang seberapa enak produk kita, tetapi harus memiliki kualitas, kuantitas, dan kontinuitas,” ujar Rizki. Kualitas berkaitan dengan standar produk dan pengemasan yang diterima secara global, kuantitas merujuk pada kemampuan untuk memenuhi pesanan dalam jumlah besar, sementara kontinuitas adalah jaminan pasokan yang stabil dan berkelanjutan.

Saat ini, produk keripik ubi dari UMKM Desa Kemiri telah memiliki jangkauan pasar yang cukup baik di tingkat lokal, dengan distribusi ke beberapa kota besar di Pulau Jawa, termasuk Batu, Solo, dan kota-kota lainnya. Namun, keinginan untuk menjangkau pasar yang lebih luas, terutama pasar global, memerlukan strategi dan kesiapan yang matang.

Tantangan Produk Ekspor

Menurut hasil diskusi dan observasi tim HI UINSA, terdapat beberapa tantangan krusial yang perlu diatasi oleh pelaku UMKM Desa Kemiri. Tantangan utama berada pada aspek kuantitas produk dan kontinuitas produksi. Kemampuan produksi yang masih terbatas menjadi hambatan signifikan ketika harus memenuhi permintaan ekspor yang biasanya memerlukan volume besar secara rutin. Selain itu, dukungan dari pemerintah desa dan dinas terkait juga diidentifikasi sebagai faktor penting yang harus ditingkatkan, terutama dalam hal perizinan, sertifikasi, dan fasilitasi promosi.

Aspek lain yang menjadi sorotan adalah pentingnya sertifikasi produk sesuai standar pasar tujuan. Salah satu anggota tim, Ridha Amaliyah, yang memiliki fokus pada bisnis internasional, menyoroti preferensi konsumen di salah satu pasar potensial. “Di pasar China, misalnya, kami melihat bahwa konsumen cenderung lebih menyukai produk-produk yang sudah memiliki label halal,” ungkap Ridha. Hal ini menunjukkan bahwa aspek keagamaan dan sertifikasi spesifik dapat menjadi nilai jual yang sangat menentukan daya saing produk UMKM di beberapa wilayah global.

Menyadari tantangan dalam rantai pasok dan pemasaran internasional, HI UINSA telah mengambil langkah strategis dengan menjalin kerjasama dengan perusahaan aggregator. “Dalam upaya menginternasionalkan produk-produk UMKM, kami telah bekerjasama dengan PT Unggul Persada Nasional,” tambah Rizki Rahmadini. Peran perusahaan aggregator ini sangat vital untuk membantu UMKM lokal dalam hal logistik, pemenuhan dokumen ekspor, serta menyatukan pesanan dari berbagai UMKM kecil sehingga dapat mencapai kuantitas yang layak dikirim ke pasar luar negeri.

Mendorong Ekosistem Kolaborasi

Sebagai solusi dan langkah tindak lanjut, Kepala Prodi Rizki Rahmadini menekankan perlunya sebuah ekosistem kolaboratif. “Apa yang perlu dilakukan adalah pendampingan dan pembinaan UMKM yang harus diinisiasi secara terstruktur oleh pemerintah desa,” jelasnya.

Pendampingan tersebut, lanjutnya, harus dilakukan dengan cara menggandeng kampus seperti UINSA. Keterlibatan akademisi dari Program Studi Hubungan Internasional dapat memberikan transfer ilmu yang berharga, terutama mengenai analisis pasar global, negosiasi dagang internasional, pemahaman regulasi ekspor-impor, serta manajemen rantai pasok global. Melalui sinergi antara kampus, pemerintah desa, dan aggregator ekspor, diharapkan dapat menjembatani kesenjangan antara potensi produk lokal dengan tuntutan kualitas, kuantitas, dan legalitas pasar global.

Kegiatan pengabdian ini ditutup dengan harapan besar bahwa sinergi antara akademisi, masyarakat Desa Kemiri, dan mitra bisnis dapat segera membawa keripik ubi khas Pacet ini menjadi komoditas ekspor yang membanggakan, sekaligus menjadi model bagi pengembangan UMKM di wilayah Mojokerto lainnya.(ASE)


Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan program FISIP UINSA, silakan kunjungi dan ikuti media sosial kami di Instagram.

Spread the love

Tag Post :

Categories

Berita