SURABAYA – Kiprah akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya dalam penjaminan mutu pendidikan tinggi kembali mendapat pengakuan. Dua dosen sekaligus pimpinan fakultas, Dr. Iva Yulianti Umdatul Izzah, S. Sos, M.Si., dan Dr. Dwi Setianingsih, M.Pd.I. resmi dinyatakan lolos seleksi sebagai asesor Lembaga Akreditasi Mandiri Sosial, Politik, Administrasi, dan Komunikasi (LAMSPAK). Capaian ini menjadi salah satu bukti partisipasi aktif FISIP UINSA dalam mendukung tata kelola standar akademik di tingkat nasional, sekaligus memperluas jejaring institusi dengan berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Untuk dapat bergabung dalam jajaran asesor, proses yang dilalui terbilang cukup panjang dan bertahap. Seleksi diawali dengan penyaringan berkas administrasi yang diikuti oleh ratusan pendaftar dari berbagai kampus. Setelah dinyatakan memenuhi syarat administratif, peserta diwajibkan mengikuti tes literasi komputer secara daring. Tahapan ini menjadi standar dasar untuk memastikan bahwa setiap calon asesor mampu mengoperasikan sistem penilaian akreditasi yang kini telah terdigitalisasi penuh. Seluruh perkembangan seleksi ini dipantau secara transparan melalui akun personal di sistem yang disediakan, sehingga setiap tahapan dapat diikuti dengan jelas, transparan, dan akuntabel.
Tidak hanya kemampuan teknis, aspek psikologis juga menjadi perhatian utama dalam proses seleksi ini. Bekerja sama dengan lembaga psikologi terkemuka dari Universitas Indonesia, para calon asesor menjalani serangkaian tes psikologi dan wawancara dengan psikolog. Tujuannya adalah untuk memotret stabilitas emosi, integritas, serta kemampuan pemecahan masalah (problem solving) para kandidat. Hal ini dianggap krusial karena tugas seorang asesor di lapangan nantinya akan berhadapan dengan berbagai dinamika prodi yang beragam, sehingga dibutuhkan kematangan sikap dalam mengambil keputusan yang objektif.
Tahapan puncak dari seleksi ini adalah wawancara langsung dengan jajaran Dewan Eksekutif LAMSPAK, yang melibatkan akademisi senior dari berbagai universitas negeri ternama. Dalam sesi ini, Dr. Iva dan Dr. Dwi diuji mengenai komitmen dan manajemen waktu. Dosen yang juga menjabat Wakil Dekan dan Kaprodi Sosiologi, tantangan utamanya adalah membagi prioritas antara tugas struktural di kampus, kewajiban riset dan pengajaran, serta amanah baru sebagai asesor yang mengharuskan kunjungan lapangan ke berbagai daerah. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan untuk memastikan bahwa tugas sebagai asesor nantinya tidak akan mengganggu kinerja utama di kampus asal, namun justru dapat berjalan beriringan secara profesional.
Bergabungnya dosen FISIP UINSA sebagai asesor LAMSPAK memberikan nilai positif bagi institusi. Melalui peran ini, UINSA tidak hanya menjadi pihak yang diakreditasi, tetapi juga turut berkontribusi dalam menjaga standar mutu pendidikan tinggi ilmu sosial di Indonesia. Pengalaman yang didapat selama bertugas memotret kondisi prodi di kampus lain diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran (lesson learned) untuk dibawa pulang dan diterapkan demi perbaikan mutu di FISIP UINSA sendiri. Selain itu, interaksi dengan asesor lain dari berbagai latar belakang kampus membuka peluang kolaborasi riset dan pengembangan akademik yang lebih luas di masa depan.
Keberhasilan melewati seluruh rangkaian seleksi ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi civitas akademika lainnya untuk terus mengembangkan diri hingga ke level nasional. Peran sebagai asesor pada akhirnya adalah bentuk pengabdian akademik yang menuntut integritas tinggi. Dengan adanya perwakilan dari UINSA di LAMSPAK, diharapkan aspirasi dan perspektif dari Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) juga dapat tersalurkan dalam diskursus pengembangan kurikulum dan mutu pendidikan sosial politik di Indonesia. DRH
Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan program FISIP UINSA, silakan kunjungi dan ikuti media sosial kami di Instagram.