UIN Sunan Ampel Surabaya
October 29, 2025

DIHADIRI SEKJEND KEMENAG RI, MUKTAMAR ILMU HADITS DI UINSA JADI BAGIAN DARI IHYA ULUMUDDIN

DIHADIRI SEKJEND KEMENAG RI, MUKTAMAR ILMU HADITS DI UINSA JADI BAGIAN DARI IHYA ULUMUDDIN

UINSA Newsroom, Rabu (29/10/2025); Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) menggelar ‘Muktamar Ilmu Hadits’ pada hari Selasa (28/10/2025). Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan besar Muktamar Keilmuan Islam Langka yang mengusung tema “UINSA Istana Ilmu Dalam Bingkai Hari Santri: Muktamar Ilmu Arudl, Ilmu Falaq, Ilmu Waris, Ilmu Hadits, Ilmu Mantiq, dan Ilmu Qiro’ah.”

Kegiatan Muktamar Ilmu Hadits ini diadakan di ruang meeting lantai 9 gedung Teungku Ismail Ya’kub kampus A. Yani UINSA dan menghadirkan narasumber, Prof. Dr. H. Kamaruddin Amin, M.A, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia, yang juga dikenal sebagai salah satu ahli hadits terkemuka di Indonesia. Kehadiran Prof. Kamaruddin didampingi Rektor UINSA, Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.D., serta para ahli hadits dari berbagai universitas dan pesantren.

Dalam sambutannya, Rektor menyampaikan, bahwa UINSA memiliki program unggulan yang disebut Ihya Ulumuddin (menghidupkan kembali ilmu-ilmu agama), terinspirasi dari karya masyhur Imam Al-Ghazali. Menurut Rektor, Ihya Ulumuddin versi UINSA bertujuan untuk menghidupkan kembali keilmuan-keilmuan Islam yang para ahlinya mulai langka.

“Kalau sekarang banyak kampus PTKIN yang berkibar dengan keilmuan-keilmuan non rumpun agama, rasanya dzolim bagi UINSA kalau ilmu-ilmu yang menjadi pembentuk identitas kita tidak menjadi perhatian,” ujar Prof. Muzakki.

Muktamar ini, lanjut Rektor, merupakan penegasan kewajiban kampus-kampus PTKIN, khususnya UINSA, untuk melakukan Ihya Ulumuddin. Konsep ini dikemas dalam kegiatan muktamar sebagai bentuk revitalisasi dan penegasan kembali terhadap enam ilmu Islam yang ahli-ahlinya mulai langka (Ilmu Arudl, Ilmu Falaq, Ilmu Waris, Ilmu Hadits, Ilmu Mantiq, dan Ilmu Qiro’ah). Diharapkan kegiatan ini menghasilkan konsolidasi yang kuat serta data keahlian untuk keenam keilmuan tersebut di Indonesia.

Sekjen Kemenag dalam paparannya menegaskan, bahwa Ilmu Hadits adalah keilmuan yang sangat penting dan menarik. Sekjen Kemenag berbagi pengalaman dan perjalanannya selama mendalami keilmuan hadits, serta menekankan pentingnya mengombinasikan Ilmu Hadits dengan keilmuan lainnya dalam menentukan kebenaran suatu hadits. “Kita ini jangan alergi belajar ilmu-ilmu yang mendukung expertise kita dalam bidang tertentu,” pesan Prof. Kamaruddin.

Sekjen kemenag juga menggambarkan Ilmu Hadits sebagai ilmu yang sangat menantang, karena melibatkan konstruksi transmisi ilmu pada abad pertama dan kedua hijriah. Sekjen Kemenag mendorong para peserta mendalami ilmu ini. “Ilmu ini merupakan mutiara terpendam yang sangat mulia, karena hadits ini kendaraan Sunnah Nabi. Kalau ingin mengetahui Sunnah Nabi yang mana, tentu bisa mengetahuinya lewat hadits Rasul yang Sahih,” tutupnya.

Melalui penyelenggaraan muktamar ini, UINSA kembali menegaskan komitmennya sebagai ‘Istana Ilmu’ yang bertanggung jawab dalam menghidupkan kembali dan melestarikan ilmu-ilmu Islam yang langka. Sekaligus menyiapkan generasi ahli yang mumpuni di masa depan. (Nls/Humas)

ReportaseL Nilasari
Re
daktur: Nur Hayati
Editor Foto:
Mualam

Spread the love

Tag Post :

Categories

Berita