PAMEKASAN – Menegaskan peran nyata kampus dalam pengabdian kepada masyarakat, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Sunan Ampel Surabaya merajut kemitraan strategis dengan Pemerintah Desa Patemon, Pamekasan, melalui kegiatan penyuluhan bertema “Pengembangan Lingkungan Sehat di Masyarakat.” Diselenggarakan pada hari Jumat, 14 November 2025, acara ini menggarisbawahi tesis bahwa tata kelola pemerintahan desa yang unggul harus berakar dari kualitas unit terkecilnya: keluarga. Seluruh anggota Tim Penggerak PKK Desa Patemon, yang merupakan penggerak utama kesejahteraan keluarga di desa, hadir dengan antusiasme tinggi, siap menyerap ilmu yang bersifat praktis dan filosofis.

Kegiatan dibuka dengan sambutan resmi yang hangat oleh Kepala Desa Patemon, yang secara tulus menyampaikan apresiasi atas inisiatif dan kepedulian akademisi UINSA terhadap pembangunan non-fisik di desanya. Melengkapi sambutan tersebut, Wakil Dekan II FISIP UINSA, Dr. Hj. Aniek Nurhayati, M.Si., menegaskan bahwa kolaborasi ini adalah perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Menurut Dr. Aniek, ilmu sosial di kampus tidak boleh hanya berhenti di ruang kelas, tetapi harus menjelma menjadi solusi nyata bagi tantangan-tantangan riil di tengah masyarakat. Kehadiran beliau memastikan bahwa perspektif akademik tentang tata kelola desa, yang berfokus pada pembangunan partisipatif dan pemberdayaan, benar-benar diterapkan di lapangan, menjadikan desa sebagai laboratorium hidup bagi mahasiswa dan dosen FISIP.
Sesi inti kemudian diambil alih oleh narasumber utama, Masitah, M.Sosio., seorang ahli sosiologi dari FISIP UINSA, yang membawakan materi dengan pendekatan yang sangat membumi di bawah tajuk “Mulai Dari Rumah: Membangun Kebiasaan Hidup Sehat, Bersih, dan Bahagia Bersama Keluarga.” Masitah memaparkan bahwa kegagalan dalam tata kelola komunitas seringkali berawal dari kegagalan tata kelola di level keluarga. Materi yang disajikan secara komprehensif ini didasarkan pada tiga pilar utama yang menjadi fondasi kehidupan sehat dan berdaya saing. Pilar pertama adalah Hidup Sehat yang menekankan pentingnya disiplin gizi seimbang meliputi variasi menu saat makan bersama, pentingnya mengonsumsi air putih, dan mengurangi makanan olahan yang tinggi gula, garam, dan pengawet. Masitah menegaskan bahwa makanan bukan sekadar pemuas perut, melainkan sumber energi utama dan investasi terpenting bagi daya tahan tubuh, apalagi di tengah ancaman penyebaran virus dan penyakit.
Pilar kedua dari materi tersebut fokus pada aspek Hidup Bersih yang berkelanjutan, menyoroti sanitasi dan kebersihan diri sebagai benteng pertahanan pertama dari penyakit menular. Meskipun tidak detail dalam teks, inti dari Pilar II ini adalah membentuk norma sosial di rumah tangga seperti kebiasaan mencuci tangan, mengelola sampah rumah tangga dengan baik, dan memastikan lingkungan hunian bebas dari sarang penyakit. Norma-norma kebersihan yang konsisten ini, jika dipraktikkan secara kolektif oleh seluruh anggota PKK dan keluarga di Desa Patemon, akan secara signifikan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat desa secara keseluruhan. Pilar ketiga, yang paling menyentuh dimensi psikologis dan komunikasi, adalah pembangunan Rumah yang ‘Aman’ dan Penuh Kualitas Waktu. Masitah menekankan bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Rumah harus menjadi tempat yang aman untuk bercerita, bukan sekadar tempat menuntut atau menghakimi. Konsep “Cerita Meja Makan” diusulkan, di mana orang tua dan anak berbagi tentang hal-hal terbaik yang dialami hari itu. Selain itu, Kualitas Waktu diupayakan melalui kegiatan bersama seperti Malam Bebas Gadget, serta pentingnya validasi perasaan, di mana orang tua mendengarkan dan mengakui emosi anak tanpa menghakimi, sehingga menumbuhkan ikatan keluarga yang kuat.

Seluruh materi yang dipaparkan oleh Ibu Masitah tersebut diserap dengan baik oleh seluruh peserta, yakni Ketua dan anggota PKK Desa Patemon. Antusiasme peserta sangat terlihat dari topik-topik diskusi yang diangkat, yang tidak lagi sekadar menanyakan teknis, tetapi menggali secara filosofis “bagaimana menjadi rumah yang baik dalam menjaga kesehatan pribadi dan keluarga” di tengah derasnya arus modernisasi. Momen diskusi menjadi sangat hidup ketika Ibu Ketua PKK Desa Patemon mengajukan pertanyaan yang sangat mendasar dan reflektif mengenai kepribadian anak ketika berada di rumah sebuah kegelisahan umum orang tua yang berusaha memahami tingkah laku anak di era digital.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Dr. Hj. Aniek Nurhayati, M.Si., kembali mengambil peran. Jawaban yang diberikan oleh Wakil Dekan II ini sungguh berkesan karena melampaui kerangka teoretis. Beliau menanggapi pertanyaan tersebut dengan penuh empati, berlandaskan pengalaman personalnya sebagai seorang ibu. Dr. Aniek menyampaikan bahwa kunci kepribadian anak yang stabil adalah rumah yang memberikan rasa didengar dan dipahami. Beliau mencontohkan bagaimana komunikasi terbuka dan empati orang tua dapat menjadi penawar terbaik bagi tekanan psikologis anak. Respon yang jujur dan menyentuh ini berhasil menjembatani kesenjangan antara dunia kampus dan realitas pengasuhan di desa, memperkuat pesan kolaborasi dan kepedulian FISIP UINSA. Kegiatan ini ditutup dengan sesi foto bersama yang hangat dan ramah tamah, menandai keberhasilan transfer ilmu yang holistik, di mana konsep tata kelola desa kini memiliki fondasi yang lebih kuat, dimulai dari keluarga yang sehat, bersih, dan bahagia. (DRH)
Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan program FISIP UINSA, silakan kunjungi dan ikuti media sosial kami di Instagram.