Untuk memperkuat kompetensi akademik dan memperluas wawasan mahasiswa, Program Studi Pemikiran Politik Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) UIN Sunan Ampel Surabaya menggelar kegiatan Studi Parlemen di Kantor DPRD Kota Probolinggo. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa semester 1, 3, dan 5, dengan mengusung tema “Membedah Politik Berkeadaban yang Berpihak pada Kemanusiaan.” Acara berlangsung dari pukul 09.00 hingga 13.00 WIB dan menghadirkan dua narasumber utama: Ryadluls Sholihin Firdaus, M.Pd., Ketua Fraksi Gerakan Pembangunan Indonesia Raya DPRD Kota Probolinggo, serta Firmansyah, M.Fil.I., akademisi pemikiran Islam sekaligus pegiat media sosial yang bertindak sebagai moderator.
Dalam pemaparannya, Ryadluls Sholihin menyampaikan pentingnya memahami politik sebagai sarana pengabdian dan perjuangan kesejahteraan rakyat, bukan sekadar perebutan kekuasaan. Ia mengangkat topik *“Politik untuk Kepentingan Rakyat”* dan mengajak mahasiswa untuk melihat politik dari perspektif kemanusiaan dan moralitas Islam. Paparannya dibuka dengan pesan inspiratif: *“Raihlah mimpi sejauh dan setinggi mungkin, karena sejatinya mimpi yang belum ditertawakan orang lain maka mimpi hanyalah sekadar angan-angan.”* Pesan ini menjadi motivasi bagi mahasiswa untuk berani bermimpi besar dan memperjuangkannya dengan kerja keras serta landasan intelektual yang kuat.
Firmansyah menambahkan bahwa idealisme politik harus dijaga dengan dua kunci utama: mimpi dan filsafat sebagai pedoman berpikir, serta tanggung jawab sebagai landasan pengabdian. “Tanamkan cinta pada filsafat, karena tanpa filsafat seseorang akan kehilangan arah,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya membekali diri dengan ilmu agar tidak terjebak dalam kekakuan berpikir.
Pada sesi selanjutnya, mahasiswa diperkenalkan dengan struktur dan peranan lembaga legislatif melalui analisis sistem Trias Politica yang terdiri dari legislatif (DPRD), eksekutif (kepala daerah), dan yudikatif. Dalam konteks DPRD Kota Probolinggo, lembaga ini berfungsi sebagai wadah penyaluran aspirasi rakyat melalui mekanisme fraksi dan komisi. Anggota dewan yang juga alumni Fakultas Ushuluddin UINSA ini menjelaskan bahwa DPRD tidak hanya berperan dalam pembuatan kebijakan, tetapi juga menjadi instrumen pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan program pemerintah daerah. Selain itu, lembaga ini memiliki Badan Musyawarah dan Badan Anggaran yang bertugas menentukan arah kebijakan strategis, terutama dalam penyusunan APBD.

Sesi diskusi berlangsung interaktif. Mahasiswa aktif mengajukan pertanyaan seputar dinamika politik lokal, peran fraksi, hingga tantangan etika dalam pengambilan keputusan politik. Narasumber menekankan pentingnya keseimbangan antara kemampuan logis, praktis, dan etis dalam dunia politik. “Jangan hanya menguasai teori, tetapi kerjakan integrasi antara kemampuan logis, praktis, dan etis. Politik efektif adalah politik yang mampu melahirkan kebijakan publik yang berpihak kepada rakyat,” tegas Ryadluls Sholihin.
Ketua Prodi Pemikiran Politik Islam, Anas Fakhruddin S.Th.I., M.Si., menyampaikan bahwa Studi Parlemen merupakan bagian integral dari proses pembelajaran mahasiswa. “Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga menyaksikan langsung penerapan nilai-nilai politik Islam dalam pemerintahan dan kebijakan publik,” ujarnya. Kegiatan diskusi ditutup dengan refleksi dari Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP), M. Nur Afandi, yang menyoroti pentingnya membangun pondasi diri yang kokoh melalui filsafat dan pengalaman akademik. “Idealisme sejati hanya bisa bertahan jika berpijak pada pengetahuan dan prinsip yang kuat,” ungkapnya.
Melalui Studi Parlemen ini, mahasiswa Prodi Pemikiran Politik Islam diharapkan mampu memperkuat pemahaman tentang politik yang berkeadaban, berpihak pada kemanusiaan, dan berorientasi pada kemaslahatan rakyat.