Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) telah sukses menyelenggarakan ujian program MBKM. Ujian yang berlangsung selama 3 hari ini, mulai 4 hingga 6 Juni, diikuti oleh 432 mahasiswa dari berbagai prodi di FUF.
Tujuan dari pelaksanaan ujian MBKM ini sendiri adalah untuk mengevaluasi kompetensi mahasiswa selama menjalankan program MBKM. Selain itu, mahasiswa juga diberi kesempatan untuk merefleksikan pengalaman mereka dan bagaimana hal tersebut berkontribusi pada pengembangan pribadi dan profesional mereka.
Prof. Dr. Mukhammad Zamzami, Lc, M.Fil.I, Wakil Dekan FUF, menyampaikan bahwa pelaksanaan ujian MBKM ini merupakan salah satu langkah strategis untuk memastikan bahwa mahasiswa memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan masyarakat.
“Program MBKM memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman nyata di lapangan, memperluas wawasan, dan mengasah keterampilan mereka. Ujian ini menjadi momen penting untuk mengevaluasi pencapaian mereka selama mengikuti program,” ujarnya.
Ujian ini meliputi berbagai jenis evaluasi dan penilaian, di antaranya adalah penilaian laporan hasil magang, yang di dalamnya mencakup dokumentasi kegiatan dan pencapaian hasil magang. Kemudian penilaian setelah presentasi proyek atau hasil yang diperoleh selama magang, serta penilaian dari mitra MBKM tempat magang.
Dalam persiapan pelaksanaan ujian MBKM, FUF telah mengambil berbagai langkah sejak program ini dimulai. Salah satunya adalah penunjukan Dr. Isa Anshori, M.Ag. sebagai ketua satgas MBKM. Selanjutnya, mereka bersama-sama merumuskan pola dan skema ujian untuk enam prodi. Langkah-langkah ini mencakup penyusunan jadwal ujian, koordinasi dengan dosen pengampu matakuliah, hingga persiapan teknis untuk memastikan kelancaran pelaksanaan ujian.
“Sebelum ujian dimulai, kami bersama satgas MBKM mendiskusikan pola dan skema ujian yang dilangsungkan untuk enam prodi di FUF. Kemudian masing-masing prodi dibagi jadwal ujian yang dilakukan dalam satu hari,” jelas Prof. Zamzami.
Proses ujian diawasi dan dipandu oleh tim pengawas dari fakultas untuk memastikan pelaksanaan berjalan dengan baik dan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Selama ujian berlangsung mahasiswa ditugaskan untuk menjelaskan dan mempertanggungjawabkan semua kegiatan dan hasil proyek yang telah dilaksanakan selama program MBKM kepada dosen penguji dan pengampu matakuliah.
Adapun proyek yang dihasilkan mencakup berbagai topik atau skema MBKM yang diambil, mulai dari magang riset, asistensi mengajar, hingga inovasi-inovasi dalam bidang keagamaan dan sosial. Salah satu proyek yang dilakukan mahasiswa magang asistensi mengajar di SD Yapita Surabaya adalah membuat buku yang berisi hadis-hadis sebagai sarana pembelajaran di kelas.
Ini menunjukkan bahwa program MBKM berhasil memberikan pengalaman praktis dan keterampilan kepada mahasiswa, serta mengindikasikan kemampuan mereka untuk menerapkan teori yang telah dipelajari ke dalam dunia kerja. Selain itu, mahasiswa juga mampu berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait, seperti Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan pegawai di lokasi magang.
Hoirotul Jennah, mahasiswa semester enam jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, menyatakan kegembiraannya setelah menjalani ujian dan serangkaian program MBKM di semester ini.
“Saya merasa sangat terbantu dengan adanya program MBKM. Selama ini, saya bisa belajar banyak hal baru dan mendapatkan pengalaman langsung di lapangan. Ujian ini juga membantu saya untuk mengevaluasi sejauh mana pemahaman dan keterampilan yang sudah saya peroleh,” kata Jennah.
Selain Jennah, banyak mahasiswa lain juga merasakan hal yang sama. Mereka merasa bahwa program MBKM memberikan kesempatan untuk belajar lebih mandiri dan inovatif.
Sesi Presentasi Hasil Magang di depan Dosen Penguji dan Pengampu Matakuliah (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Kendati demikian, pelaksanaan ujian MBKM ini tidak luput dari berbagai tantangan. Salah satu tantangan yang dihadapi selama kegiatan ini berlangsung adalah durasi ujian yang melebihi batas ideal, sehingga membuat ujian berlangsung lebih lama dari yang diharapkan. Untuk mengatasi hal tersebut panitia MBKM telah melakukan intervensi terhadap beberapa hal teknis untuk mempercepat proses ujian.
Selain itu, beberapa dosen pembimbing lapangan juga bertindak sebagai dosen penguji di skema magang lainnya, sehingga terjadi tumang tindih antara ujian di skema satu dengan lainnya. Hal ini dapat dimaklumi mengingat keterbatasan sumber daya manusia, yang mengharuskan dosen menjadi penguji di berbagai ujian MBKM.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, program MBKM di FUF akan tetap dilanjutkan pada semester berikutnya. Hal ini melihat dampak yang dihasilkan dari program ini sangat positif bagi mahasiswa, karena memberikan kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan pengalaman langsung di lapangan dan memahami kebutuhan mendasar yang diperlukan saat memasuki dunia kerja.
“Program MBKM akan berlanjut di semester depan, hal ini melihat banyaknya nilai positif yang didapat mahasiswa ketika magang, walaupun masih banyak kekurangan di banyak tempat, namun kami akan selalu melakukan evaluasi agar pelaksanaan MBKM lebih tertata dengan baik,” jelas Prof. Zamzami ketika wawancara bersama penulis pada Senin (10/6).
Pihak fakultas berkomitmen untuk terus memperbaiki dan mengoptimalkan pelaksanaan program ini agar dapat memberikan manfaat maksimal bagi mahasiswa. Evaluasi dan feedback dari pelaksanaan ujian di semester ini akan dijadikan bahan perbaikan untuk penyelenggaraan di masa mendatang.
Untuk meningkatkan kualitas program MBKM, beberapa inovasi telah direncanakan, seperti dalam proses pemilahan mitra MBKM. Proses ini dilakukan sebagai upaya penyaringan dan verifikasi mitra MBKM berdasarkan reputasi dan kontribusi nyata yang dapat mereka berikan kepada mahasiswa.
Langkah ini diharapkan dapat memastikan bahwa mitra yang terlibat dalam program ini benar-benar siap dan mampu memberikan pengalaman yang berharga dan menyeluruh kepada mahasiswa.
“Saat MBKM di tahun mendatang, kami akan melakukan proses seleksi dan pemilahan mitra MBKM dengan lebih mendalam sejak awal, sehingga mitra yang dipilih untuk tempat magang mahasiswa dapat memberikan pengalaman yang komprehensif,” jelasnya.
Inovasi dalam pemilihan mitra MBKM ini merupakan bagian dari komitmen untuk terus meningkatkan kualitas program MBKM di FUF. Sehingga harapannya dengan ini program MBKM dapat terus menjadi salah satu pilar penting dalam mempersiapkan mahasiswa menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya.
Program ini tidak hanya memberikan pemahaman tentang kebutuhan di lapangan, tetapi juga membantu mahasiswa untuk menjadi lebih siap dan kompeten setelah lulus nanti.
Penulis: Lidya Karmalia
Editor: Khalimatu Nisa