Berita

PPG LPTK UINSA, 4-6 Oktober 2024 – Dalam upaya meningkatkan kesiapan calon peserta Uji Pengetahuan (UP), Tim Induksi Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya mengadakan kegiatan intensif terkait Computer-Based Test (CBT) yang berlangsung selama tiga hari di Swiss-Belinn Sidoarjo. Acara yang dihadiri oleh pimpinan LPTK dan tim induksi mengusung tema “Transformasi Ujian dengan CBT: Proses Review, Perakitan hingga Keterbacaan Soal.”

Kegiatan ini bertujuan untuk menyongsong persiapan pelaksanaan try out mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) melalui sistem CBT yang lebih efektif dan transparan. Fokus utama dari kegiatan ini meliputi tiga aspek kunci: review soal, perakitan soal secara sistematis, dan keterbacaan soal. Setiap tahapan dirancang untuk memastikan bahwa soal-soal tidak hanya akurat secara akademis, tetapi juga mudah dipahami oleh peserta tes, sehingga hasilnya mampu merefleksikan kemampuan mereka secara lebih objektif.

Proses Review dan Perakitan Soal CBT Dalam sesi pertama, tim mengulas pentingnya review soal, yaitu proses evaluasi menyeluruh terhadap kualitas konten soal yang melibatkan penyesuaian tingkat kesulitan serta relevansi materi dengan modul/kisi-kisi terbaru. Pada tahap perakitan, soal-soal dikumpulkan dan disusun ke dalam sistem CBT dengan memperhatikan distribusi tingkat kesulitan secara seimbang. Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa setiap soal memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang tinggi.

Keterbacaan: Kunci Sukses Ujian CBT Keterbacaan soal menjadi fokus utama pada sesi terakhir. seluruah tim diajak untuk mengevaluasi sejauh mana soal-soal yang disusun dapat dipahami oleh peserta tes. Aspek ini dianggap sangat penting dalam sistem CBT, karena soal yang tidak mudah dipahami atau tidak terbaca dengan baik seperti penyjian table atau tulisan arab akan mengurangi akurasi penilaian dan menyulitkan peserta tes untuk menjawabnya..

Menurut coordinator tim induksi Dr. Taufik, M.Pd,I, “Keterbacaan soal adalah faktor yang sering kali terabaikan, namun memiliki dampak besar terhadap hasil ujian mahasiswa. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk memastikan bahwa soal-soal yang digunakan dalam CBT ini tidak hanya memenuhi standar akademik, tetapi juga mudah dimengerti oleh para peserta ujian.”

Dengan pelaksanaan kegiatan tersebut, Tim Induksi LPTK UIN Sunan Ampel Surabaya berharap agar ujian berbasis CBT dapat menjadi metode evaluasi yang lebih adil dan akurat, sekaligus mendukung kesiapan mahasiswa dalam menghadapi Uji Pengetahuan awal November mendatang. Transformasi sistem ujian ini diharapkan membawa peningkatan kesiapan mahasiswa menghadapi UP serta memberi kontribusi dala mewujudkan guru profesional yang kompeten di masa depan. (Aini)