Berita

Prodi Hubungan Internasional

Monday, 22 August 2022

Tingkatkan Wawasan Lingkungan melalui Webinar Diplomasi Lingkungan Indonesia

Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HIMAHI) UIN Sunan Ampel Surabaya menyenggarakan webinar nasional yang bertemakan “Indonesia Green Diplomacy: Politics and Regional Challenge” pada Sabtu, 20 Agustus 2022 melalui Zoom Meeting. Pada webinar tersebut menghadirkan narasumber yang menarik dan berkompeten dalam bidangnya yakni Dini Putri Saraswati, S.Hub.Int, M.A., Dosen Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta dan Ridha Amaliyah, S.IP, MBA., Dosen Hubungan Internasional UIN Sunan Ampel Surabaya.

Dalam pemaparannya, Dini Putri Saraswati mengatakan bahwa isu lingkungan dan perubahan iklim (climate change) dirasakan oleh semua orang di seluruh dunia. Dampak dari terjadinya perubahan iklim yakni terjadinya banjir dan tanah longsor yang sangat besar di Korea Selatan dan adanya fenomena heatwave atau gelombang panas ketika musim panas di Inggris hingga menyentuh 40°C. Menurut Dini, apabila ditelisik lebih dalam, hal tersebut akan menimbulkan kesenjangan sosial.

Adanya perubahan iklim tersebut, telah menjadi concern dunia internasional sejak dahulu seperti diadakannya UN Conference on the Human Environment-Stockholm 1972, Earth Summit – Rio de Janeiro 1992, Kyoto Climate Change Conference – Kyoto, 1997, dan Paris Climate Change Conference – Paris, 2015. Konferensi tersebut menghasilkan perjanjian dan kerjasama yang membuat perjanjian ini terlihat optimis dan progresif.

Selain itu, Pemerintah Indonesia telah berupaya dalam melakukan mitigasi perubahan iklim seperti resotorasi lahan gambut di Kalimantan, pengolahan limbah sampah yang menjadi sumber energi listrik di Surabaya, konservasi lingkungan, penggunaan panel surya sebagai energi terbarukan dan kerjasama dengan negara lain untuk melakukan mitigasi. Namun menurut Dini, terdapat tantangan yang dihadapi oleh pemerintah dalam melakukan mitigasi seperti infrastruktur yang mahal, kurangnya koordinasi kebijakan antara stakeholders, dan kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan isu iklim dan lingkungan.

Disamping itu, dalam pemaparan Ridha Amaliyah, mengatakan bahwa pada saat ini Green Economy menjadi urgensi yang harus dilakukan oleh Indonesia karena Green Economy adalah salah satu pendekatan pembangunan yang berorientasi pada keseimbangan pembangunan sosio-ekonomi dan perlindungan lingkungan. Hal tersebut karena pada saat ini terjadi kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pembangunan dan Indonesia terdampak negatif dari pembangunan yang menyebabkan kerusakan lingkungan.

Menurut Ridha, Indonesia memiliki peluang untuk melakukan green economy karena dapat meningkatkan use-value Indonesia, Pengalaman bersama dalam menghadapi pandemi, dan Indonesia menjadi presidency G20 dan salah satu fokus pembahasannya yaitu green economy. Namun disamping itu, menurut Ridha juga terdapat tantangan yang dihadapi seperti trade off pertumbuhan ekonmi dan perlindungan lingkungan, kurangnya riset dan pengembangan, besarnya dana modal atau kapital yang diperlukan, dan kapasitas SDM menuju bidang green economy yang masih kurang memadai.

Beberapa strategi atau upaya yang dapat diterapkan untuk melakukan mitasi climate change dan menerapkan green economy tersebut seperti adanya kerjasama dengan negara lain, membuat satuan tugas di isu tersebut, melibatkan semua kalangan tidak hanya negara saja namun juga aktor-aktor non-negara seperti NGO dan individu utamanya pemuda, Mendorong transisi berkeadilan dan berkelanjutan, dan Mendorong penerapan teknologi hijau. (Galib & Fidyyola)