Berita

Dalam era perubahan pendidikan yang semakin dinamis, SMP Negeri 3 Peterongan berdiri sebagai satu-satunya SMP Negeri yang unik dan juga memiliki karakteristik tersendiri. Hal ini dapat ditinjau dari letak sekolah yang strategis dalam naungan Pondok Pesantren Darul ‘Ulum, Peterongan, Rejoso, Jombang. Keberadaan sekolah ini bagaikan jembatan yang dapat menyatukan pendidikan formal dan nilai-nilai pesantren untuk menghasilkan generasi yang gemilang dalam intelektual dan kukuh dalam spiritual. Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UINSA berkesempatan melaksanakan program MBKM-Asistensi Mengajar selama satu semester di SMPN 3 Peterongan tersebut. Dari hasil observasi dan penggalian data, banyak hal yang ditemukan dan dipelajari oleh mahasiswa FTK UINSA.

Di tengah lingkungan pesantren besar seperti Darul ‘Ulum, SMP Negeri 3 Peterongan membawa keistimewaan dengan sistem pendidikan yang berbeda, yakni dengan menjalankan dua jenis kurikulum, diantaranya kurikulum resmi dari Kementrian Pendidikan,  Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan kurikulum pendidikan pesantren. Para siswa di sekolah ini tidak hanya belajar mata pelajaran umum yang sesuai dengan kurikulum nasional, tetapi juga belajar keagamaan, seperti Aqidah Akhlak, Nahwu Shorof, Bahasa Arab, Kitab Bidayatul Hidayah, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), Kepondokan, dan Hadist. Untuk Kelas 9 juga terdapat UPON (Ujian Pondok) baik praktik maupun tertulis.

Salah satu keunikan di SMP Negeri 3 Peterongan adalah hari libur yang berbeda dengan sekolah umum lainnya, yakni pada hari Jum’at. Keunikan lain dari sekolah ini dapat dilihat dari terpisahnya antara koridor kelas siswa dan siswi. Berada di lingkungan pondok pesantren membuat siswa dan siswi tidak dapat berbaur dalam kelas yang sama. Kelas A-E diisi oleh siswi dan kelas F-J diisi oleh putra. Meskipun ada kelas baru untuk tahun pelajaran 2024/2025, yakni kelas 7K yang telah mendapatkan izin untuk menggabungkan siswa dan siswi menjadi satu kelas dikarenakan kelas ini berisi anak-anak OSN. Kendati begitu, tetap ada batas di antara siswa dan siswinya.

“Kelas yang dipisah antara putra dan putri membuat kita lebih leluasa dalam pembelajaran. Karena jika dipisah kita bisa lebih PD, tanpa merasa malu jika dilihat oleh anak-anak putra. Selain itu, kita juga bisa meminimalisir adanya interaksi atau pergaulan dengan lawan jenis yang mengganggu fokus kita dalam belajar. Lagipula, ini juga sudah menjadi ciri khas anak pondok dengan adanya kelas terpisah. Tapi kekurangan dari hal ini, kita jadi lebih gampang canggung kalau ada acara yang menggabungkan siswa dan siswi,” ujar Zuhriyah, salah satu siswi kelas 9D (12/2/2025).

Adapun keunikan lain yang membedakan SMP Negeri 3 Peterongan yang membedakan dengan SMP negeri di Jombang adalah adanya laboraturium untuk pembelajaran PAI, atau bisa disebut Lab PAI oleh warga sekolah. Peralatan juga sudah cukup lengkap, mulai dari baju ihram, miniatur kakbah, dan alat peraga untuk praktek sholat jenazah.

“Ini juga sering kalau ada MGMP ada guru sekolah lain yang masuk ke sini dan ya mereka merasa kagum. Karena ini kan nggak ada di sekolah lain, Mbak, Mas,” ucap Ibu Kamilatus Sa’adah, koordinator guru pamong SMP Negeri 3 Peterongan (10/2/2025).

Tidak hanya itu, sebagian besar dari peserta didik di SMP Negeri 3 merupakan santri yang tinggal di asrama Pondok Pesantren Darul ‘Ulum dikarenakan mereka adalah anak-anak dari daerah lain di Jawa Timur, bahkan luar Pulau Jawa. Lingkungan belajar yang religius dan kondusif ini menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan pembelajaran di SMP Negeri 3 Peterongan.Peserta didik tak hanya mendapatkan ilmu dari guru di sekolah, tetapi juga dari para pengasuh dan ustaz di pesantren. Kehidupan mereka sehari-hari juga dipenuhi dengan pembiasaan baik, mulai dari shalat berjamaah, membaca dan menghafal Al-Qur’an serta hadist, dan mengaji kitab. Mereka bahkan tidak diizinkan untuk membawa dan menggunakan smartphone, smartwatch, maupun laptop baik dalam pelajaran maupun di luar pelajaran. Harapannya adalah untuk meminimalisir pengaruh negatif yang mungkin banyak ditemukan di era modern ini. Meski tidak diizinkan membawa dan menggunakan barang-barang elektronik, sekolah tetap menyediakan ponsel bagi mereka yanginginmenghubungiorangtuanyaserta menyediakan komputer serta tablet guna mendukung pembelajaran.

Keunggulan sistem pendidikan di SMP Negeri 3 Peterongan menjadi pilihan utama bagi para orang tua yang menginginkan anak-anaknya bersekolah negeri tanpa harus menanggalkan nilai-nilai pesantren. Perpaduan antara sistem pendidikan negeri dan pendidikan pesantren yang diterapkan di SMP Negeri 3 Peterongan membentuk siswa menjadi pribadi yang memiliki ilmu pengetahuan luas, serta berakhlak mulia sesuai ajaran Islam. Dengan segala keunikannya, SMP Negeri 3 Peterongan terus berkomitmen untuk mencetak generasi penerus bangsa yang unggul, cerdas, dan berkarakter islami di tengah arus modernisasi yang terus berkembang.

Mahasiswa MBKM-Asistensi Mengajar FTK UINSA mendapatkan pengalaman praktik mengajar yang tidak biasa selama satu semester. Semoga pengalaman berharga ini bisa menjadi bekal sebagai calon-calon guru profesional di masa depan.