Berita

Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya kembali berkontribusi dalam upaya menerangi jalan bagi pengungkapan sejarah yang terjadi pada masa peralihan dari pengaruh peradaban Hindu-Budha ke peradaban Islam di Nusantara. Tepatnya pada Rabu, 15 Mei 2024, bertempat di lantai 9 Gedung FAHUM Kampus Gunung Anyar UIN Sunan Ampel Surabaya, Seminar Nasional bertajuk “Hilang atau Diwariskan: Transformasi Budaya Majapahit dalam Era Islam Nusantara” dihelat mulai pukul 09.00 s.d. 13.00 WIB.

Melalui keterlibatan aktif Himpunan Mahasiswa Program Studi (Himaprodi) Sejarah Peradaban Islam, seminar ini menghadirkan 3 (tiga) narasumber yang pakar dalam pengkajian sejarah dan peradaban nusantara. Mereka adalah: (1) Devan Firmansyah, Asisten Kurator Museum Islam Indonesia KH. Hasyim Asy’ari (MINHA); (2) Ismail Lutfi, Pakar Epigrafi Indonesia dari Universitas Negeri Malang; dan (3) Muhammad Khodafi, Antropolog UIN Sunan Ampel Surabaya.

Ismail Lutfi mengekplorasi bukti-bukti sejarah yang turut menggambarkan adanya transformasi budaya itu melalui kaligrafi dan kronogram pada berbagai artefak maupun manuskrip kuno. Muhammad Khodafi menyoroti simbol-simbol dan maknanya yang hadir pada ornamen arsitektur beberapa masjid yang menandai adanya percakapan budaya antar peradaban di mana karakter budaya Majapahit terpelihara melalui akomodasi arsitektural di beberapa masjid seperti Masjid Ampel, Masjid Agung Demak, Masjid Soko Tunggal, Masjid Kudus, dan Masjid Astana Mantingan. Simbolisme yang meneguhkan adanya keterbukaan dalam struktur budaya bangsa ini sehingga memungkinkan terjadinya integrasi budaya secara akomodatif. Sedangkan Devan Firmansyah secara luas menjelaskan bagaimana bangsa nusantara khususnya Jawa sejak dahulu kala telah memiliki kemampuan literasi, navigasi maritim, dan juga militer yang diakui bangsa-bangsa lainnya. Tak kalah menariknya, Devan juga memantik diskusi melalui telaah ulang atas genealogi para penguasa tanah Jawa pasca Majapahit.

Presentasi dari ketiga narasumber tersebut telah memantik diskusi dan perdebatan yang hangat seputar peristiwa di periode penting dari sejarah panjang bangsa ini. Terutama fase-fase kesejarahan dari periode tersebut yang harus diakui masih banyak yang belum tuntas dibahas dan butuh penelitian lebih jauh untuk memberi terang. Viva viva historia!