Pekan kunjung perpustakaan (PKP) yang diselenggarakan oleh perpustakaan UINSA pada tahun ini sedikit berbeda dari tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan acara PKP pada tahun ini turut diselenggarakan kegiatan International Seminar dengan tema Children’s Reading and Writing Literacy in the Digital Era. Kegiatan yang diselenggarakan di auditorium UIN Sunan Ampel ini dibuka oleh tarian Mojang Priangan yang dibawakan oleh mahasiswa UINSA dalam rangka menyambut para tamu undangan.
Kegiatan dilanjutkan dengan sambutan oleh Kepala Perpustakaan, Prof. Dr. Hj. Evi Fatimatur Rusydiyah, M.Ag. yang mengingatkan kita akan pentingnya membaca dan perintah dalam agama islam yang pertama adalah untuk membaca. Begitu pula yang disampaikan oleh wakil rektor 3 bidang kemahasiswaan dan kerjasama, Prof. Dr. Abdul Muhid, M.Si. yang sangat mendukung kegiatan seminar internasional ini dan berharap kerja sama ini akan berlanjut terus kedepannya.
Hal ini didukung dengan orasi akademik oleh kepala Perpustakaan Nasional RI yaitu Muhammad Syarif Bando yang mengatakan literasi saat ini bukan hanya membaca tetapi juga memahami, mencerna dan mengimplementasikan dengan inovasi dan kreativitas yang tinggi untuk memproduksi barang atau jasa yang berkualitas dan dapat dipakai untuk memenangkan persaingan global.
Menurut data yang dipaparkan, Indonesia terdapat di urutan nomor 130 dari 199 negara dalam peringkat negara dengan penduduk terpintar di dunia, dengan IQ rata-rata 78,49. Adapun indikator negara terpintar di dunia yakni (1) Tinggi IQ, (2) Tingkat Literasi, (3) Peringkat universitas, (4) Rata-rata income per kapita, (5) Jenis barang Ekspor Hasil Teknologi Tinggi, (6) Fasilitas Kesehatan, dan yang terkahir (7) Perkembangan Teknologi.
Ghazali Mohammad Fadhzil (President Persatuan Pustakawan Malaysia) mengungkapkan ada beberapa hal yang diperhatikan dalam literasi seperti (1) Reading Framework yaitu kesadaran fenom, fonik, kosa kata, kelancaran, dan keseluruhan; Reading Ecosystem, meliputi industry buku, kementrian pendidikan, perpustakaan nasional, dan perpustakaan. Keadaan Realita Literasi yaitu kondisi literasi (pengimplementasian perpustakaan) bagi masyarakat. Dalam hal ini dibagi menjadi 5 target kelompok pertama kelompok bayi & anak pra sekolah, kemudian sekolah dasar, sekolah lanjutan, mahasiswa, dan dewasa. Setiap target memiliki kebutuhan dan scope informasi masing-masing yang harus diperhatikan dan dikembangkan.
Solusi akan permasalahan yang ada direalita, seperti halnya implementasi akan 5 komponen dalam membaca yang dilakukan sejak bayi dan anak pra sekolah sebagai fondasi awal untuk literasi, kemudian saat seolah dasar dikembangkan untuk membaca kepada diri sendiri, membaca untuk orang lain, menulis, kosa kata tambahan dan membaca secara komprehensif. Pada sekolah lanjutan kemampuan sekolah dasar dikembangkan kepada mendengar untuk membaca, dan mereview, terus berfikir untuk berinovasi dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Selain itu pada kesempatan ini, juga dilakukan penganugerahan fakultas dengan transaksi akademik teraktif di perpustakaan, yang diraih oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK). (Hn-Dep)