Berita

UINSA Newsroom, Senin (15/07/2024); Apel Senin Pagi, 15 Juli 2024 digelar di Gedung Auditorium Kampus A. Yani UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya. Bertindak selaku Pembina Upacara, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK), Prof. Dr. Rubaidi, M.Ag. Dalam kesempatan ini juga diserahkan penghargaan bagi pemenang ‘Lomba Menulis Gagasan Sunan Ampel’ dalam rangka Dies Natalis ke-59 UINSA Surabaya.

Adapun juara lomba dari Tenaga Kependidikan adalah Hary Supriyatno, S.Ag., M.Pd., dengan artikel berjudul: “Menjaga Eksistensi dan Sustainibility Perpustakaan UINSA melalui Sunan Ampel Corner” dari UPT Perpustakaan sebagai Juara I. ⁠Juara II, Siti Rodliyah Eka Agustina, Mahasiswa PGMI FTK dengan artikel berjudul: “Konkritisasi Pendidikan Inspiratif di Era Post-Truth berdasarkan Strategi Dakwah Sunan Ampel.”

Juara ⁠III Dera Eka Candelia, Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi FDK dengan artikel berjudul: ”Menelusuri Jejak Mbak Sunan Ampel:  Integrasi Nilai-Nilai Islam dalam Modernisasi Pendidikan.” Penerimaan penghargaan pun diwakilkan pada perwakilan UPT dan atau Dekan masing-masing fakultas.

Dalam sambutannya, Wadek FPK menyampaikan tentang rumus kehidupan yang seringkali kita pakai sehari-hari. Pertama, rumus matematis yang menyatakan 1+1= 2 dan seterusnya. Rumus lainnya adalah yang menyatakan bahwa 1+1 seringkali hasilnya tak terhingga.

“Yang pertama adalah apa yang kita kenal dengan pendekatan saintifik, logistik, pendekatan logika, pendekatan rasional. Tapi rumus yang kedua adalah pendekatan spiritual. Hampir semua yang kita pikirkan itu saintifik, tetapi kita sering tidak sadar bahwa rumus yang kedua yang paling mendominasi kehidupan kita,” ujar Prof. Rubaidi.

Nikmat yang kita dapat, lanjut Prof. Rubaidi, seringkali tidak bisa dihitung dengan pendekatan saintifik. “Rezeki yang kita terima min ghoiru la yahtasib itu sebenarnya yang lebih mendominasi. Tapi tatanan kehidupan kita yang sering mendominasi adalah rumus yang pertama (saintifik, red),” imbuh Prof. Rubaidi.

Karena itu, pesan Prof. Rubaidi, hal ini penting untuk menjadi renungan bersama. Bahwa ketika kehidupan kita bisa mengacu pada rumus yang kedua akan menjadikan hidup sebagaimana ayat, La Khoufun Alaihim Wa La Hum Yahzanun, tidak mengalami rasa takut dan sedih. “Di situlah ke-Akbar-an Allah SWT,” tegas Prof. Rubaidi.

Rumusan inilah, lanjut Prof. Rubaidi, yang akan menjadikan kehidupan kita menjadi tegar, tenang, dan tawakkal.Ikhtiyar hukumnya wajib, tapi Tawakkal Alallah itu lebih mendominasi dalam kehidupan kita,” terang Prof. Rubaidi.

“Inilah sebetulnya yang bisa kita petik hari ini. Ada dimensi-dimensi kehidupan yang begitu tidak terbatas,” imbuh Prof. Rubaidi.

Apel Senin Pagi juga dilanjutkan dengan Launching Gate System di Pintu Masuk Kampus A. Yani Surabaya. Launching ini dihadiri jajaran pimpinan, Rektor, Wakil Rektor, Dekan, Kepala Lembaga dan UPT serta perwakilan tenaga kependidikan pada UINSA Surabaya. (Nur/Humas)

Redaktur: Nur Hayati
Foto: MN. Cahaya
Higlight: Rian