Berita

Malang, 20 Juli 2024 – Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya telah melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat selama dua hari di Kota dan Kabupaten Malang. Kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari strategi ekspor UMKM dan memfasilitasi pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan ekspor.

Pada hari pertama, Kamis (18/7), tim pengabdian mengunjungi Kantor Bea Cukai dan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang. Pertemuan dosen-dosen Hubungan Internasional FISIP UINSA dengan pihak Diskopindag menghasilkan pemahaman komrehensif mengenai enam prinsip ekspor yang diterapkan dalam membimbing UMKM. Prinsip-prinsip ini mencakup aspek produk, profil usaha, pemasaran, pengiriman, pembayaran, dan keberlanjutan.

“Kami mendapat wawasan berharga tentang bagaimana instansi pemerintah membimbing UMKM lokal untuk go international,” ujar Nur Luthfi Hidayatullah, S.IP., M.Hub.Int., perwakilan tim pengabdian FISIP UINSA. “Informasi ini sangat bermanfaat untuk kegiatan pengabdian masyarakat kami ke depannya.”

Kunjungan dosen-dosen Hubungan Internasional FISIP UINSA ke Kantor Bea Cukai Malang memberikan pemahaman tentang regulasi dan prosedur ekspor. Sementara itu, kunjungan ke Diskopindag menghasilkan pemahaman mengenai program pendampingan tahunan yang diselenggarakan bersama dengan kantor Bea Cukai. Program ini mencakup pelatihan praktis, termasuk cara mengisi formulir online dan strategi mencari buyer potensial. Apa yang didapatkan oleh dosen-dosen Hubungan Internasional dalam kedua kunjungan ini merupakan aspek kunci yang perlu dipahami dalam menjalankan kegiatan ekspor.

Melanjutkan agenda pengabdian, pada hari kedua, Jumat (19/7), dosen-dosen Hubungan Internasional FISIP UINSA mengunjungi dua pelaku usaha di Malang yang telah sukses mengekspor produk halal ke luar negeri. Kunjungan pertama dilakukan ke PT Pangan Nabati Umbi Nusantara di Pakis, Kabupaten Malang, yang telah berhasil mengekspor daun talas ke Australia. Selanjutnya, tim mengunjungi usaha Keripik Tempe Bu Karsi yang telah menembus pasar Singapura.

“Kunjungan ke dua UMKM ini sangat inspiratif. Kami melihat langsung bagaimana teori yang kami pelajari diterapkan dalam praktik nyata,” tambah Zaky Ismail, M.S.I., seorang perwakilan tim yang sekaligus merupakan Sekretaris Jurusan FISIP UINSA. “Pengalaman mereka dalam mengatasi tantangan ekspor dan memenuhi standar internasional memberikan pelajaran berharga bagi kami dan tentunya bagi UMKM lain yang ingin mengikuti jejak mereka.”

Rangkaian kunjungan ini merupakan bagian dari upaya Program Studi Hubungan Internasional FISIP UINSA untuk memperkuat pemahaman praktis mengenai perdagangan internasional dan pengembangan UMKM. Dengan memahami proses, regulasi, dan kisah sukses pelaku usaha, tim pengabdian dapat memberikan panduan yang lebih baik kepada UMKM yang ingin memasuki pasar internasional.

Ke depannya, Program Studi Hubungan Internasional FISIP UINSA akan menghasilkan sebuah video yang dapat membantu dan mendorong UMKM dalam memulai ekspor. Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi panduan praktis bagi pelaku UMKM yang ingin memperluas pasar mereka ke tingkat internasional.

Diharapkan, pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan ini dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum dan kegiatan pengabdian masyarakat, sehingga dapat memberikan manfaat lebih luas bagi mahasiswa dan masyarakat, khususnya dalam mendukung UMKM untuk berkembang di pasar global. (WD)