Berita

Lp2m report, Jumat, 16 Desember 2022. Bertempat di Hall Gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Provinsi Jawa Timur, PSGA UIN Sunan Ampel Surabaya mengikuti Webinar “Perlindungan Pemberdayaan Perempuan menuju Indonesia Emas: Suara Perempuan Jawa Timur untuk Indonesia”.  Webinar yang disselenggarakan secara hybrid ini, digelar dalam rangka memperingati hari Ibu ke 94 pada tahun 2022. Acara Webinar ini diawali dengan santunan pada anak yatim dan dilanjutkan dengan pembukaan oleh menteri  pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati pada Kamis, 15 Desember 2022.

Dalam arahannya, I Gusti Ayu Bintang menyatakan bahwa Perjuangan Gerakan Perempuan dalam pembangunan sudah jauh dilakukan sebelum Indonesia merdeka. Dalam hal ini Kongres Perempuan Pertama tahun 1928. Hal ini menandai tonggak perjuangan perempuan dalam mendorong pemenuhan hak dan kesetaraan di Indonesia. Esensi Peringatan hari Ibu tidak sekedar mengucapkan terimakasih atas jasa ibu yang istimewa. Akan tetapi lebih dari itu, peringatan hari Ibu merupakan suatu bentuk apresiasi bagi semua perempuan Indonesia atas peran, dedikasi serta kontribusinya, baik bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara” pungkas I Gusti Ayu Bintang.  

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga (DP3AK) Provinsi Jawa Timur, Dra. Restu Novi Widiani, MM menyampaikan dalam sambutannya bahwa kegiatan ini merupakan kerjasama antara Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) dan DP3AK provinsi Jawa Timur  melalui program ASN Belajar Seri ke-47. Ibu Novi berencana untuk menggelar Kongres Perempuan di tahun mendatang, guna menindaklanjuti Kongres Perempuan Pertama tahun 1928. Kongres Perempuan Kedua nantinya untuk memberikan ruang kepada komunitas-komunitas perempuan dan tentunya rekomendasi berupa suara Jawa Timur untuk Indonesia, serta meningkatkan peran perempuan untuk bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Diakhir sambutannya, Novi Restu mengutip kata-kata Bung Karno pada hari Ibu 22 Desember 1960. Bung Karno menyatakan bahwa ada tiga hal yang dituntut dari seorang perempuan, yakni perempuan harus bisa berperan sebagai ibu, sebagai istri, dan sebagai kawan seperjuangan. Jika wanita bisa menyatukan dan mewujudkan ketiga hal ini, maka dia adalah wanita sempurna. “Laki-laki dan perempuan bak dua sayap burung. Jika keduanya seimbang, maka burung itu akan mampu terbang menuju puncak setinggi-tingginya. Jika patah salah satunya, maka tak dapatlah burung itu terbang sama sekali” Restu Novi mengutip kata-kata bijak Presiden RI pertama. Selanjutnya, Kepala DP3AK memberikan satu pesan singkat yang sangat bermakna dan mendalam yakni terdapat jawaban dan strategi yang tepat untuk menjadi perempuan hebat dan berdaya yakni dengan IKI (Inisiatif, Kolaboratif, dan Inovatif).

Hadir mewakili Gubernur Jawa Timur, Bapak Beni dan nara sumber webinar Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur, Hj. Anik Maslachah, S. Pd., M.Si, dan Puteri Indonesia Jawa Timur, Reyza Fitri Aninda, S.H., M.Kn. Setelah webinar selesai, disusul kegiatan Focus Group Discussion yang membahas 3 tema yakni (1).  Stunting dan pencegahan perkawinan anak, (2). Penanganan Bullying melalui Satgas PMPA, dan POS SAPA (Pos Sayang Perempuan dan Anak), dan (3). Kesetaraan Gender dalam kebencanaan, baik bencana alam maupun bencana non fisik. Sejumlah 150 peserta offline yang hadir mengikuti acara dengan sangat antusias. Beberapa rekomendasi yang ditelorkan dari FGD ini antara lain perlunya kurikulum kebencanaan bagi para perempuan dan anak, perlu adanya konsultasi atau pengaduan psikologis bagi perempuan dan anak korban bencana, perlu kolaborasi sinergis antara berbagai unit kerja dalam rangka mengurangi perkawinan anak yang bisa memicu stunting.

Hal yang perlu diperhatikan dalam hal kesetaraan gender dan kelembagaan adalah minimnya Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) yang mempunyai  struktur kelembagaan Pusat Studi Wanita (PSW), Pusat Studi Gender (PSG), Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), dan Pusat Studi Gender dan Inklusi Sosial (PSGIS). Dari total jumlah 166 PTKIS di Jawa Timur, kemungkinan tak lebih dari 10 PTKIS yang mempunyai kelembagaan tersebut. Sehingga untuk bicara dan mengimplementasikan kesetaraan gender adalah masih jauh api dari panggang. Semoga ke depan pemerintah bisa bersinergi untuk melakukan pengarusutamaan gender di lingkungan PTKIS di Jawa Timur. (elha-lp2m)