Prodi Ilmu Falak (IF) mengadakan acara Ngaji hilal yang rutin dilaksanakan setiap bulannya pada bulan ini (Agustus 2023) terasa beda. Pembeda pada ngaji hilal ini, yaitu kajian yang biasanya dilakukan dalam awal bulan setelah terjadinya ijtima’ atau konjungsi. Pada bulan ini dilaksanakan jauh setelah terjadinya ijtima’ atau konjungsi. Konjungsi pada bulan ini, terjadi pada tanggal 16 Agustus 2023, sedangkan kajian baru dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 2023. Kajian yang dilaksanakan rutin secara on line, pada tanggal 22 agustus 2023 pukul 19.00 – 21.00 WIB ini mengambil tema Waktu Isyraq Dalam Kajin Ilmu Fiqih. Narasumber pada kajian tersebut yaitu Kiai Ahmad Mufti Khazin, M.HI. dosen prodi ilmu falak fakultas syariah dan hukum uin sunan ampel Surabaya.
Kiai Mufti, dalam pemamaparan materinya diawali dengan penjelasan kata isyrâq. Kata isyrâq secara bahasa bermakna terbit, sebagaimana dikatakan: ‘asyraqas syamsu’ yang berarti Matahari telah terbit. Dilanjutkan dengan penjelasan terkait Perbedaan Syuruq dan Isyraq. Syuruq artinya terbitnya Matahari yang belum meninggi seukuran batang tombak. Kebalikannya ghurub. Sedangkan Isyraq artinya terbitnya Matahari dengan meninggi seukuran batang tombak.
Pembahasan Mendalam
Lebih lanjut, narasumber menguraikan pengertian makna atau Istilah Isyraq dan Dluha. Menurut sebagian ulama, waktu Isyraq itu berlangsung sejak Matahari setinggi tombak hingga anak onta yang rebahan di pasir mulai berdiri karena sudah mulai panas menyengat (dluha). Secara matematis, narasumber menguraikan pembagian waktu setelah shubuh. Dalam paparannya dijelaskan bahwa pembagian waktu setelah waktu subuh sampai waktu zuhur menjadi beberapa istilah. Pertama Syuruq, yang terjadi antara pukul 05.33 – 5.57 WIB. Kedua, disebut dengan Isyraq yaitu antara pukul 05.57 – 08.30 WIB. Ketiga, disebut dengan waktu Dluha antara pukul 08.30 – 11.34 WIB.
Lebih lanjut Kiai Mufti Khazin, menguraikan Selisih Waktu Syuruq dan Isyraq jika dihitung dalam rentang waktu, selisih antara syuruq dan isyraq adalah 20 sampai dengan 25 menit. Sedangkan waktu dluha dimulai 10 menit sebelum pertengahan waktu antara akhir waktu subuh dan awal waktu zuhur (sekitar jam 9) dan berakhir setelah masuk zuhur (zawal syamsi).
Berdasarkan pemaparan Narsumber, pesertra kajian menangkap kebingungan untuk memahami waktu isyraq dengan dhuha. Merespon ini, narsumber menjelaskan kembali terkait Istilah Salat Isyraq dan Salat Dluha. Dalam penjelasannya dijelaskan bahwa ada yang berpendapat Salat Isyraq adalah salat Dluha. Namun, jika pelaksanaan salat sunah di awal waktu yaitu saat Matahari terbit dan telah meninggi (dari ufuk) seukuran batang tombak (menurut pandangan kasat mata), itu dinamakan salat Isyraq. Apabila ditunaikan di akhir waktu atau di pertengahan waktu sampai akhir, itu dinamakan salat Dluha. Terdapat pula pendapat kebanyakan ulama yang menegaskan bahwa salat Isyraq adalah salat dlahwah shughra dan shalat Dluha adalah salat dlahwah kubra. Menurut Imam al-Ghazali, Imam as-Suyuthi, dan Syekh Alil Muttaqi al-Hindi, salat Isyraqbukan salat Dluha.