Berita

Lp2m Report, Minggu, 15 September 2024.

Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN sunan Ampel Surabaya mengikuti International Conferens on Islamic Studies di IAIN Kendari Sulawesi Tenggara. Hadir perwakilan dari LP2M UINSA, Koordinator Pusat Penelitian dan Penerbitan, Dr. A. Kemal Riza, MA dan Koordinator Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Dr. Lilik Huriyah, M.Pd.I.

Kegiatan ini digelar selama 4 hari, yakni 11 s.d. 14 September 2024. International Conference ini dihadiri oleh Keynote Speaker dari 5 negara yakni USA, Thailand, Uzbekistan, Malaysia, dan Indonesia. Beberapa keynote speaker antara lain Prof. Dr. Husain Insawan,M.Ag (IAIN Kendari), Prof. Mun’im Sirry (Notre Dame University USA), Dr. Ptchakan Chuangchai (Thammasat University Thailand), Prof. Dr. Bobu Sobirov (Tashkent State University Uzbekistan), Dr. Khairul Jamaludin (University Kebangsaan Malaysia), Prof. Dr. Ir. Muh. Nurdin, M.Sc, IPU (Unmuh Kendari), Prof. A, Najib Burhani, Ph.D (BRIN Indonesia), dan Prof. Dr. Hj. Siti Kuraedah, M.Ag (IAIN Kendari). Selain dosen, tendik dan mahasiswa IAIN Kendari, konferensi ini juga dihadiri oleh ketua LP2M, Kepala Pusat Penelitian PTKIN Se Indonesia, dan beberapa Kepala PSGA PTKIN.

Selain international conference, terdapat agenda penting, yakni konsolidasi antara Kasubdit Litapdimas Kementerian Agama RI, Nur Chafidz dengan LP2M PTKIN. Dalam kesempatan ini, beliau memberikan beberapa arahan, antara lain: (1) Antar Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) telah membangun hubungan kolaboratif, bukan kompetitif. Dipusat sudah ada kebijakan untuk kolaborasi antar PTKI, yakni PTKIN dengan PTKIS. (2). Butuh integrasi data dalam satu platform untuk generate data. Khusus PTKIN akan ada dashboard sendiri, untuk  perankingan SINTA diaplikasi. (3). Perubahan ARKAN, 2025 tidak ada lagi ARKAN, tetapi RIRN, menginduk ke Rencana Riset nasional. Ini kemudian akan dielaborasi sesuai ciri khas PTKIN, tetapi tetap menginduk ke RIRN. (4). Dari 9 Agenda riset nasional, didominasi pada 3 tema saja. Mayoritas di Sosial Humaniora. Tema riset belum terawadahi dan belum menjadi perhatian yang diterjemahkan dalam klaster penelitian. (5. Anggaran riset per tahun ini sudah bisa disosialisasikan terkait Mora Airfund, kerjasama Kementerian Agama dg LPDP, sekitar 50 Milyar.

Temanya terkait dengan soshum, ekonomi & lingkungan, sains dan teknologi, layanan pendidikan/ keagamaan. Saintek dialokasikan sekitar 1,5 Milyar per tahun untuk tahun ke 1,2,3 (total 4,5M). Sisanya untuk tema lain sekitar 200jt-an per tahun. Tahun depan diutamakan kolaborasi dengan PTKIS & Luar Negeri. Untuk Saintek, luarannya diarahkan pada paten, selain publikasi ilmiah. (6). Anggaran untuk riset saintek, sebagiannya dialokasikan untuk pembelian software dan alat-alat teknologi. Nanti alat-alat tersebut akan menjadi hak milik bagi perguruan tinggi dimana ketua peneliti berafiliasi. (7). Setiap usulan penelitian wajib mendapat rekomendasi dari pimpinan (Rektor atau Ketua LP2M). Semua proses tersebut, dipantau dan dikelola secara langsung oleh LP2M. (8). Bagi yang mendapat bantuan tema saintek 1,5 Milyar pada tahun 2024, tahun 2025 wajib mengajukan lagi kepada LP2M. Semua alat yang dibeli untuk klaster ini menjadi hak lembaga yang dikelola LP2M, namun untuk HaKI menjadi milik periset. (9). Riset kebijakan yang terkait dengan layanan, hanya untuk 1 tahun, tidak bisa multiyears. (10). Subdit sedang bernegosiasi dengan LPDP agar bagaimana caranya tidak ada double akun untuk peneliti. (11). Peneliti agar segera mengupdate data di akun Litapdimas. (12). Setiap peneliti akan dibentuk grup peneliti & akan didampingi dari komite penelitian. (13). Subdit sedang mencoba menjajaki kerjasama dengan BRILL, ISEAS, dll untuk publikasi ilmiah sebagai outcome penelitian. Semoga gerak penelitian di Indonesia semakin bergeliat dan berkibar secara internasional. (AKR).