Berita

Program Studi Perbankan Syariah Universitas Muhammadiyah Sidoarjo melakukan kunjungan ke Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya pada Rabu (14/12/2022). Dalam kunjungan ini dimaksudkan untuk menjalin kerjasama antara Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dengan UIN Sunan Ampel Surabaya, serta dilakukan  bincang diskusi mengenai koperasi syariah mahasiswa atau disebut dengan Kopsyarma yang terdapat di UIN Sunan Ampel Surabaya.

Pada pengantar awal, Dr. Hj. Istikomah, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sidoarjo menyinggung dampak dari kebijakan lembaga akreditasi mandiri (LAM). Kebijakan akreditasi dari lembaga akreditasi mandiri termasuk LAMEMBA (lembaga akreditasi mandiri ekonomi manajemen bisnis dan akuntansi) yang dinilai cukup memberikan tantangan besar, terutama bagi kampus-kampus (swasta) kecil. “Jika dilihat dari sisi keuangan, kebijakan LAM yang mengenakan tarif cukup tinggi ini berbanding terbalik, karena pada akreditasi sebelumnya dengan badan akreditasi nasional perguruan tinggi (BAN-PT) tidak memungut biaya sepeserpun”, ungkap Istikomah.

Sambutan berikutnya, Achmad Room Fitrianto, S.E., M.E.I, M.A., Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama menyampaikan bahwa UIN Sunan Ampel Surabaya menjadi inisiator awal dalam pembentukan Koperasi Syariah Mahasiswa (Kopsyarma) yang ada di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri se-Indonesia. “Kopsyarma UIN Sunan Ampel Surabaya menjadi yang pertama di seluruh PTKIN se-Indonesia” ujar Room.  Menyambung apa yang telah disampaikan oleh bapak Room, Dr. H. Muhammad Lathoif Ghozali, Lc., MA sedikit menceritakan sejarah awal Kopsyarma UIN Sunan Ampel lahir. Kopsyarma berasal dari kantin kejujuran yang diperuntukkan bagi mahasiswa. “Sejarah Kopsyarma memang berawal dari adanya kantin kejujuran yang dilakukan oleh mahasiswa”, ucap Lathoif.

Pada saat pandemi, Kopsyarma sempat mengalami penurunan yang signifikan dalam tata kelolanya. Dalam menuntaskan masalah tersebut, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sunan Ampel Surabaya berencana melakukan upaya refocusing pada penguatan pendanaan modalnya, dan mulai memperhatikan peningkatan model konsinyasi barang dagang yang berasal dari mahasiswa. Selain itu, FEBI merencanakan untuk mengembangkan bentuk kegiatan shodaqoh prelove. Kegiatan tersebut diharapkan memungkinkan mahasiswa untuk beramal atau bershodaqoh dengan tidak perlu mengeluarkan uang. “Mahasiswa cukup menyumbangkan barang pribadi yang sekiranya sudah tidak terpakai lagi”, sambung Room.

Di sela diskusi ringan, Linda Ardiani, M.SEI, salah satu dosen program studi Perbankan Syariah Universitas Muhammadiyah Sidoarjo menjelaskan rencana prodinya untuk membentuk Kopsyarma. “Ide awal adalah pada pembentukan awal untuk koperasi syariah mahasiswa di UMSIDA”, ujar Linda. Namun kami masih perlu melakukan benchmarking (perbandingan) dengan kampus-kampus lain yang telah terlebih dahulu memiliki koperasi, seperti di FEBI UIN Sunan Ampel Surabaya ini”, imbuh Linda.

Lebih lanjut, Diah Krisnaningsih, M. SEI berpendapat bahwa pendanaan untuk Kopsyarma lebih baik ditekankan dari para anggota dan menghindar dari pinjaman bank, dikarenakan non performing financing (NPF) yang tinggi selama masa pandemi. NPF selama pandemi memang sangat tinggi, sehingga diharapkan untuk pendanaannya tidak melalui bank, namun bisa memperbesar dari para anggota. Misalnya, meningkatkan uang iuran sukarela, dan iuran wajibnya” ucap Krisna yang juga sebagai dosen senior program studi perbankan syariah UMSIDA tersebut.

Kemudian kegiatan ini diakhiri dengan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya dengan Prodi Perbankan Syariah Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. [SFRR & MIJ]