Column
Achmad Room Fitrianto, SE, M.E.I, MA, PhD.
Wadek III FEBI UINSA Surabaya

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali dihadapkan pada situasi di mana seseorang mendatangi kita untuk meminjam uang. Bagi sebagian besar orang, keputusan untuk meminjamkan uang bisa menjadi dilema yang rumit. Kita dihadapkan pada pertanyaan, apakah orang tersebut dapat dipercaya? Apakah uang yang kita pinjamkan akan dikembalikan tepat waktu? Apakah ada resiko besar dalam memberikan pinjaman ini? Namun, miliarder Hong Kong, Li Ka-shing, mengajak kita untuk melihat fenomena meminjam uang ini dari sudut pandang yang berbeda dan lebih dalam.

Menurut Li Ka-shing, orang yang bersedia meminjamkan uang kepada kita adalah pahlawan dalam hidup kita. Pernyataan ini bukanlah tanpa dasar. Dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan ketidakpedulian, menemukan seseorang yang bersedia mengambil resiko untuk membantu kita dalam situasi sulit adalah sebuah anugerah yang patut dihargai sepanjang hidup. Mereka yang meminjamkan uang tanpa syarat kepada kita, adalah pahlawan tertinggi di antara semua pahlawan. Namun, pahlawan semacam ini sangat langka, dan ketika kita menemukannya, kita harus menghargai mereka dengan segenap hati.

Mengapa demikian? Li Ka-shing menjelaskan bahwa orang yang meminjamkan uang bukanlah karena mereka memiliki banyak uang. Motivasi mereka jauh lebih mulia. Mereka ingin membantu kita bangkit dari kesulitan, dan yang mereka pinjamkan bukan sekadar uang, melainkan kepercayaan, ketulusan, dukungan, dan kesempatan untuk masa depan kita. Uang mungkin memiliki nilai materi, tetapi kepercayaan adalah mata uang yang tidak ternilai dalam hubungan antar manusia.

Kepercayaan yang diberikan oleh orang yang meminjamkan uang adalah harta yang harus dijaga seumur hidup. Kepercayaan ini adalah fondasi dari hubungan yang sehat dan bermakna. Kehilangan kepercayaan dari orang lain bisa berakibat fatal; hidup kita bisa hancur jika kita tidak menjaga kepercayaan yang diberikan kepada kita. Dalam konteks ini, kepercayaan adalah aset yang jauh lebih berharga daripada uang.

Selain tentang kepercayaan dalam pinjaman uang, Li Ka-shing juga menekankan pentingnya nilai-nilai lain yang mendukung hubungan antar manusia. Ia menyebutkan beberapa contoh perilaku yang mencerminkan ketulusan, tanggung jawab, dan penghargaan terhadap orang lain.

Pertama, orang yang suka mentraktir bukanlah karena mereka memiliki banyak uang, melainkan karena mereka menghargai pertemanan lebih dari hartanya. Tindakan mentraktir adalah bentuk penghargaan dan apresiasi terhadap hubungan sosial. Ini adalah cara mereka menunjukkan bahwa pertemanan adalah hal yang tak ternilai, sesuatu yang tidak bisa diukur dengan uang.

Kedua, orang yang suka mengalah dalam kerja sama bukanlah karena mereka lemah atau takut, melainkan karena mereka memahami arti berbagi. Berbagi adalah salah satu fondasi penting dalam kerja sama yang efektif. Orang yang mau mengalah adalah orang yang memahami bahwa keberhasilan bersama lebih penting daripada kemenangan pribadi. Mereka adalah orang yang memiliki pandangan jauh ke depan, yang melihat bahwa kesuksesan tim adalah kesuksesan individu juga.

Ketiga, orang yang bekerja lebih keras dari orang lain bukanlah karena mereka bodoh, tetapi karena mereka memahami arti tanggung jawab. Mereka adalah orang yang berkomitmen pada tugas dan peran mereka, dan mereka mengambil tanggung jawab mereka dengan serius. Ini adalah sikap yang sangat dihargai dalam lingkungan kerja dan dalam kehidupan pada umumnya.

Keempat, orang yang terlebih dulu meminta maaf saat terjadi perdebatan bukanlah karena mereka mengakui kesalahan, tetapi karena mereka memahami arti menghargai. Meminta maaf adalah tanda kematangan emosional dan kemampuan untuk melihat situasi dari sudut pandang orang lain. Ini adalah langkah penting dalam menjaga hubungan yang sehat dan harmonis.

Kelima, orang yang bersedia membantu kita bukan karena mereka berhutang budi, tetapi karena mereka menganggap kita sebagai teman. Bantuan yang diberikan oleh teman adalah tanda ketulusan dan komitmen dalam hubungan persahabatan. Ini adalah bentuk dukungan yang tidak ternilai dan harus dihargai.

Banyak orang mungkin tidak menyadari logika ini dan menganggap pengorbanan orang lain sebagai sesuatu yang seharusnya terjadi. Namun, Li Ka-shing mengingatkan kita bahwa jika seseorang tulus, mereka akan terus berada di hati kita. Sebaliknya, jika seseorang hanya berpura-pura, mereka akan segera tersingkir dari pandangan kita. Ketulusan dan kepercayaan adalah elemen kunci dalam menjaga hubungan yang langgeng dan bermakna.

Hubungan antar manusia, menurut Li Ka-shing, harus dibangun di atas dasar kepercayaan dan ketulusan. Ini adalah fondasi yang tidak bisa digantikan oleh apapun. Uang, status, dan kekuasaan mungkin bisa mempengaruhi hubungan dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang, hanya kepercayaan yang bisa membuat hubungan bertahan.

Jika seseorang datang kepada kita untuk meminjam uang, hal pertama yang harus kita pertimbangkan bukanlah apakah kita memiliki cukup uang untuk dipinjamkan, tetapi apakah kita memiliki kepercayaan pada orang tersebut. Kepercayaan adalah hal yang paling penting dalam situasi ini. Jika kita percaya bahwa orang tersebut akan menjaga kepercayaan yang kita berikan, maka kita tidak perlu ragu untuk meminjamkan uang. Sebaliknya, jika kepercayaan tersebut tidak ada, maka tidak ada jumlah uang yang cukup untuk menggantikan hilangnya kepercayaan.

Pada akhirnya, semua pilihan ada di tangan kita. Kita bisa memilih untuk menjadi orang yang dipercaya oleh orang lain, atau kita bisa memilih untuk mengabaikan kepercayaan tersebut. Kita bisa memilih untuk menjadi orang yang tulus, atau kita bisa memilih untuk berpura-pura. Setiap pilihan yang kita buat akan menentukan bagaimana orang lain memandang kita, dan bagaimana hubungan kita dengan mereka berkembang.

Li Ka-shing memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya kepercayaan dan ketulusan dalam setiap aspek kehidupan kita. Uang mungkin penting, tetapi tanpa kepercayaan, uang tidak akan pernah bisa membeli kebahagiaan atau kepuasan sejati. Hubungan yang didasarkan pada kepercayaan adalah harta yang paling berharga, dan ini adalah sesuatu yang harus kita jaga dengan segala kemampuan kita.

Dalam dunia yang semakin materialistis ini, kita sering kali melupakan nilai-nilai yang sebenarnya penting dalam hidup. Kepercayaan, ketulusan, tanggung jawab, dan penghargaan adalah nilai-nilai yang harus kita junjung tinggi dalam setiap hubungan yang kita miliki. Dengan menghargai nilai-nilai ini, kita tidak hanya akan menjadi orang yang lebih baik, tetapi juga akan memiliki hubungan yang lebih bermakna dan langgeng.