@adminuinsa
Tuesday, 31 May 2022
UINSA Newsroom, (31/05/2022); Sibuk itu pasti, komitmen itu pilihan. Hal ini cukup tepat menggambarkan sosok Imam Fawaid, Mahasiswa Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya. Resmi menjadi presenter berita di SCTV Jawa Timur, Pemuda asli Pulau Madura ini masih tercatat sebagai mahasiswa aktif di UINSA angkatan masuk 2018.
Pada Semester 8 tahun ini, ia pun bertekad segera menyelesaikan tugas akhir dan mempertahankan prestasi akademiknya. “InsyaAllah sedang menyelesaikan Skripsi Pak, ini sudah jalan Bab IV, semoga bisa ngejar Wisuda Semester ini,” akunya di hadapan dosennya.
Terhitung mulai Juni 2022 ini, wajah Fawaid-sapaan akrabnya- dapat kita lihat di Liputan 6 SCTV Jawa Timur setiap pagi pukul 05.00 WIB. “Tentu ini adalah kebanggaan tambahan bagi kami,” tegas Dr. Mokhammad Zamzami, M.Fil.I., Ketua Program Studi AFI FUF UINSA.
“Imam Fawaid ini contoh mahasiswa yang ulet mengejar karir profesionalnya pada bidang jurnalistik tetapi tetap mampu mempertahankan prestasi akademiknya,” lanjut Zamzami. Meski bangga dengan capaian Fawaid sekarang, Zamzami tetap konsisten dengan keyakinan bahwa tugas Program Studi adalah mengawal mahasiswa agar tetap lulus tepat waktu.
“Struktur keilmuan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat memang konsen pada penguatan bidang kajian konservatif dasar-dasar keislaman, akan tetapi tetap ada konsentrasi tambahan profesional, seperti ilmu jurnalistik yang dikuasai Fawaid ini,” terang Muchammad Helmi Umam, S.Ag, M.Hum., Ketua Jurusan Pemikiran Islam FUF UINSA.
Konsentrasi tambahan profesional ini, lanjut Helmi, bertujuan menjamin masa depan mahasiswa FUF UINSA agar tetap bisa bersaing di dunia kerja. Prodi AFI FUF UINSA, selain terus menjamin mahasiswanya unggul pada keilmuan utamanya, juga terus memastikan mahasiswa kompeten pada bidang tambahan seperti manajemen pengorganisasian, jurnalistik, serta entrepreneurship.
“Hal ini menegaskan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat berusaha terus menjaga relevansi keluaran lulusannya. Selain ada jaminan kompetensi pada keilmuan fakultatifnya juga secara profesional siap bekerja lintas bidang tanpa meninggalkan identitas ilmunya,” tukas Helmi.[]