Column UINSA

Berangkat dari surat Al A’raf ayat 175-176 yang  mengisahkan tentang Balam bin Baura, seorang saleh yang hidup pada zaman Nabi Musa AS. Namun, akhirnya ia mendustai ayat-ayat Allah SWT dan digambarkan sebagai anjing.

Balam, pada awalnya, merupakan seorang yang saleh di Balqa dan diberkahi dengan banyak anugerah dari Allah SWT. Ia memiliki pengetahuan yang luas, bahkan disebutkan bahwa ia mungkin dianugerahi ilmu kenabian.

Kisah kekufurannya dimulai ketika penguasa Balqa yang zalim khawatir dengan kedatangan Nabi Musa AS dan pasukannya. Mereka meminta Balam untuk berdoa agar Nabi Musa dan kaumnya binasa. Namun, doa jahat yang dipanjatkan oleh Balam malah berbalik terhadap kaumnya sendiri, dan akhirnya doanya tidak lagi dikabulkan oleh Allah.

Kemudian, Balam merancang rencana tipu daya dengan menyuruh penguasa Balqa mengirimkan wanita-wanita ke perkemahan Nabi Musa AS. Ia memberi instruksi bahwa jika ada seorang dari kaum Musa yang ingin berzina dengan wanita tersebut, itu akan mendatangkan bencana bagi Musa dan pengikutnya.

Rencana ini berhasil, dan pemimpin kaum Musa, yaitu Zamri bin Shalum, berzina dengan Kisti binti Sur. Tiba-tiba, wabah mengerikan menyerang ketika perzinahan terjadi dan mengakibatkan kematian 70.000 pengikut Nabi Musa AS. Setelah diungkapkan oleh Fanhas bin Aizar, pemimpin pasukan, kedua pelaku perzinahan pun dihukum, dan wabah tersebut segera berhenti. Pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini adalah bahwa ilmu tanpa keyakinan, serta godaan yang tinggi, dapat mengakibatkan kekufuran. Tindakan dosa satu individu dapat menarik bencana bagi seluruh umat. Bahkan hewan pun mematuhi aturan Allah dan tidak berdosa.

Intisari Kultum Duhur oleh: Dr. H. Ghozi, Lc, MA  di Masjid Raya Ulul Albab Kampus Ahmad Yani pada hari Rabu, 1 November 2023.

#KultumDuhur
#Masjidululabab