Surabaya, 13 Februari 2025 – Pelatihan dan Pendidikan Mediator Angkatan II Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Sunan Ampel Surabaya memasuki hari ketiga dengan rangkaian kegiatan yang semakin mendalam dan aplikatif. Setelah dua hari yang penuh dengan materi teori dan teknik dasar mediasi, hari ketiga difokuskan pada penerapan etika profesi, teknik mediasi dalam konteks khusus, serta ujian praktik yang memungkinkan peserta untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam simulasi mediasi. Kegiatan ini tetap merupakan hasil kolaborasi antara Pusat Studi Konstitusi dan Legislasi (PUSKOLEGIS) FSH UINSA dan Asosiasi Mediator Syariah Indonesia (AMSI).

Hari ketiga dimulai dengan pemaparan mengenai Kode Etik Profesi Mediator oleh Dr. Mukhamad Hasan, SHI., MSI., CM. Dr. Hasan menjelaskan bahwa kode etik ini merupakan pedoman penting yang harus dipatuhi oleh setiap mediator dalam melaksanakan tugasnya. Kode etik ini mencakup prinsip-prinsip dasar seperti netralitas, kerahasiaan, dan integritas yang menjadi landasan bagi mediator untuk bertindak secara profesional dan adil. Dr. Hasan mengingatkan peserta bahwa seorang mediator harus memiliki sikap independen dan objektif, serta tidak memihak kepada salah satu pihak dalam mediasi, demi tercapainya penyelesaian sengketa yang damai dan adil.
Selanjutnya, sesi dilanjutkan dengan pembahasan mengenai Teknik Mediasi Sengketa Bisnis Syariah, yang disampaikan oleh Yusuf Wibisono, SHI., MSI., CM. Dalam materi ini, Yusuf membahas pendekatan mediasi yang khusus diterapkan dalam sengketa bisnis yang berbasis prinsip-prinsip syariah. Peserta diajarkan bagaimana mengidentifikasi masalah-masalah hukum dalam konteks bisnis yang berlandaskan pada nilai-nilai syariah, serta bagaimana mediator dapat membantu pihak-pihak yang bersengketa mencapai kesepakatan yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga sesuai dengan hukum Islam. Teknik-teknik ini penting bagi mediator yang ingin mendalami bidang mediasi dalam dunia bisnis yang berkembang pesat, terutama dalam konteks hukum ekonomi syariah di Indonesia.
Setelah itu, Dr. Agus Suprianto, SH., SHI., MSI., CM. melanjutkan dengan materi mengenai Teknik Mediasi Hukum Keluarga dan Manajemen Layanan Mediasi. Dalam sesi ini, Dr. Agus membahas teknik mediasi yang diterapkan dalam kasus-kasus hukum keluarga, yang sering kali melibatkan masalah emosional yang kompleks. Peserta diberikan wawasan mengenai bagaimana mediasi dapat menjadi sarana penyelesaian sengketa yang lebih baik dibandingkan proses litigasi dalam kasus perceraian, hak asuh anak, atau pembagian harta gono-gini. Selain itu, Dr. Agus juga membahas mengenai pentingnya manajemen layanan mediasi yang baik, dengan menekankan pada bagaimana mediator dapat mengelola setiap tahapan mediasi untuk memastikan proses berjalan lancar dan efektif.
Setelah sesi materi selesai, para peserta memasuki sesi yang paling dinanti, yaitu Ujian Praktek dalam bentuk Simulasi Mediasi. Simulasi ini dipandu oleh tim trainer dan asesor yang terdiri dari para ahli terkemuka, antara lain Dr. Thalis Noor Cahyadi, SHI., SH., MA., MH., CM, Dr. Agus Suprianto, SH., SHI., MSI., CM, Dr. Mukhamad Hasan, SHI., MSI., CM, dan Dr. Adiyono, SHI., MHI., CM. Dalam simulasi ini, peserta dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk melakukan mediasi terhadap kasus sengketa yang disimulasikan. Setiap peserta diberi kesempatan untuk berperan sebagai mediator, sementara peserta lainnya berperan sebagai pihak yang bersengketa. Para trainer dan asesor memberikan penilaian terhadap kinerja peserta, memberikan umpan balik langsung mengenai kekuatan dan area yang perlu ditingkatkan dalam keterampilan mediasi mereka.
Kegiatan hari ini diakhiri dengan penutupan resmi yang dilakukan oleh Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Sunan Ampel Surabaya dan Asosiasi Mediator Syariah Indonesia (AMSI). Dalam sambutannya, pihak FSH UINSA mengapresiasi tinggi antusiasme dan komitmen peserta dalam mengikuti pelatihan ini. Pihak AMSI juga memberikan ucapan terima kasih atas keberhasilan pelatihan yang telah berjalan dengan lancar dan produktif. Sebagai penutup, peserta diingatkan untuk terus mengembangkan kemampuan mereka sebagai mediator yang profesional dan beretika, serta untuk memanfaatkan ilmu yang telah didapatkan dalam praktik mediasi di dunia nyata.
Pada acara penutupan, Wendari Iga Susilo, S.H. memberikan pesan yang sangat menginspirasi. Wenda yang baru saja diwisuda seminggu yang lalu dari Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel, berbagi pengalaman dan pandangannya tentang perjalanan akademisnya. “Saya baru wisuda kemarin, satu minggu yang lalu, dan dengan background lulusan ilmu falak, saya merasa sangat bersyukur bisa mengikuti pelatihan ini. Mediasi adalah dunia baru yang saya terjuninya, dan saya menyadari betapa pentingnya keterampilan ini dalam penyelesaian sengketa yang lebih damai dan bijaksana,” ujarnya. Wenda mengungkapkan bahwa meskipun latar belakang pendidikannya berasal dari ilmu falak, ia merasa pelatihan ini memberikan wawasan dan keterampilan yang sangat berguna, terutama dalam menjalani profesinya ke depan.
Hari ketiga pelatihan ini menandai berakhirnya rangkaian pelatihan dan pendidikan mediator Angkatan II PUSKOLEGIS FSH UINSA, yang tidak hanya memberikan pengetahuan teoritis, tetapi juga keterampilan praktis yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan profesi mediator. Dengan demikian, diharapkan peserta dapat keluar sebagai mediator yang memiliki kompetensi tinggi, integritas, dan siap berkontribusi dalam penyelesaian sengketa yang damai di Indonesia.
Reportase: George As’ad Haibatullah El Masnany
Redaktur: George As’ad Haibatullah El Masnany
Desain Foto: Annisa Rahma Fadila