Berita

Pada hari Sabtu, tanggal 27 April 2024, English Literature Club Prodi Sastra Inggris UIN Sunan Ampel Surabaya atau yang lebih dikenal dengan ELITE UINSA menyelenggarkan acara istimewa berupa forum terbuka pertama yang dilaksanakan bertepatan dengan perayaan Hari Puisi Nasional. Dalam acara debutnya, mereka memilih lokasi di luar lingkungan kampus, tepatnya di Urban Office di Jl. Ir. H. Soekarno No. 470 agar anggota mendapatkan vibe yang berbeda dan juga dapat berdiskusi mengenai karya sastra dengan suasana baru dan konsep yang fresh.

Forum terbuka ELITE Club yang bertempat di Urban Coffee

Dalam acara bertajuk bedah karya sastra puisi ini ELITE Club mengangkat tema yang menarik perhatian bagi para penikmat sastra, yakni “Puisi Kontemporer: Kebebasan Berekspresi atau Kemunduran Sastra?”. Polemik antara kebebasan berekspresi dan potensi kemunduran sastra menjadi fokus utama dalam forum tersebut.

“Kegiatan yang dilakukan di event kemarin itu kajian sastra terlebih lagi puisi. Jadi kita melakukan bedah karya sastra untuk kemudian didiskusikan terkait dengan tema kita, apakah puisi kontemporer merupakan kebebasan berekspresi atau kemunduran sastra,” tutur Arsyida Alfianti Putri yang merupakan ketua dari ELITE Club.

Ada beberapa karya puisi yang dipilih, termasuk Two-Headed Calf by Laura Gilpin, The Moon and Her Secrets by Leony Jardine, dan beberapa karya original yang ditulis oleh member ELITE Club secara anonym.

Forum ini dihadiri oleh anggota ELITE Club dan juga para mahasiswa khususnya Sastra Inggris UINSA yang memiliki minat lebih pada kegiatan bedah karya sastra. Terlihat antusiasme yang sangat tinggi oleh para peserta yang hadir di dalam kegiatan bedah karya tersebut.

Para peserta forum diajak untuk berpikir kritis mengenai bagaimana kebebasan berekspresi dalam puisi dapat memperkaya atau justru mengurangi kualitas sastra. Dalam konteks kemajuan teknologi dan perubahan sosial, banyak penikmat sastra merasa bahwa kebebasan berekspresi memberikan ruang yang lebih luas bagi para penyair untuk mengekspresikan pemikiran dan perasaan mereka. Namun, ada juga para penikmat sastra yang justru memiliki pandangan bahwa kemunduran sastra dapat terjadi jika kebebasan tersebut tidak diimbangi dengan kualitas dan nilai estetika yang baik.

Salah satu peserta yang hadir, Faris Adrian mengungkapkan perasaanya ketika menghadiri forum ini dan menceritakan manfaat yang didapatnya dari mengikuti forum terbuka ini.

“Tentunya excited dan sedikit menegangkan karena ini adalah forum terbuka pertama elite, tapi yang pasti sangat seru,” ucapnya.

“Saya mendapatkan pengetahuan yang lebih luas di lingkup literatur dan juga pengalaman baru dalam forum terbuka kali ini, khususnya pengetahuan baru tentang puisi kontemporer; seperti penurunan kualitas puisi dan juga penyebabnya, serta cara untuk memperbaiki kualitas puisi kedepannya,” Imbuh Adrian.

Partisipan Forum Terbuka ELITE Club

Acara ini sukses menjadi sebuah refleksi atas tantangan dan dinamika yang dihadapi oleh sastra kontemporer dalam menghadapi zaman yang terus berubah. ELITE Club berkomitmen untuk terus menggelar acara-acara semacam ini guna mendorong pertumbuhan dan apresiasi terhadap karya sastra terutama untuk para mahasiswa yang bergelut di bidang kesusastraan.

“Kami akan mengadakan forum terbuka di luar kampus lagi ke depannya. Tentunya dengan melibatkan member ELITE dan mahasiswa Sastra Inggris sebagai wujud kami dalam mengapresiasi sastra.” Para anggota ELITE Club berharap bahwa forum ini tidak hanya menjadi wadah untuk bertukar pikiran, tetapi juga dapat menjadi panggung bagi para bakat muda dalam bidang sastra untuk menunjukkan karyanya dan mendapatkan apresiasi dari publik.