Column

(Catatan Endoskopi Keenam di RSUA) oleh Moh. Ali Aziz.
Guru Besar dan Ketua Senat Akademik UIINSA Surabaya

Selasa, 03/09/2024 ini saya masuk RSUA, dan Rabu, 04/09/2024 ini saya baru saja sadar setelah bius di kamar operasi. Syukur semua berjalan sukses.

Beberapa pekan sebelum menjalani kontrol tiga bulanan ini, dalam sebuah salat, tiba-tiba ada dorongan kuat dalam hati untuk merenungi QS. Yasin ayat 81: “Apakah Allah yang menciptakan langit dan bumi tidak bisa menciptakan manusia yang serupa mereka (jasad yang hancur)? Pasti bisa. Dialah yang Maha Super Mencipta lagi Maha Mengetahui.”

Dalam rukuk itu, saya memang membayangkan (visualisasi) memegang talam berisi hati yang jaringannya sudah rusak (sirosis). Kata dr. Tri Asih Imro’ati SpPD, K-GEH, FINASIM, dokter cerdas dan agamis yang menangani, hati saya harus diganti dengan hati baru dari pendonor. Saya harus antre mencari pendonor di RSCM Jakarta, tapi belum saya lakukan.

Dalam sujud, saya juga bermunajat, “Wahai Allah, inilah hati milik-Mu, bukan milikku. Aku serahkan sepenuhnya kepada-Mu. Terserah Engkau.” Saat itu, jantung saya berdebar merenungi surat Yasin, yang dalam hadis riwayat At Tirmidzi dari Anas,r.a disebut “Jantung Al Qur’an.” Inilah pertemuan dua jantung yang mengasyikkan.

Karenanya, keasyikan itu saya ulang dalam beberapa salat. “Allah Pencipta langit dan bumi bisa mengganti jasad yang hancur dengan jasad yang baru, maka tentu lebih mudah bagi-Nya mengganti organ tubuh dengan organ yang baru. Cukup dengan kata “kun” bahkan lebih cepat dari pengucapan kata itu, apa pun bisa terjadi atas kehendak-Mu,” bisik saya dalam hati dengan keyakinan, optimisme, keceriaan dan otak yang fresh.

Perenungan QS Yasin 81 ini belum tertulis dalam buku saya, “Tafhim Surat Yasin, Penyemangat Kehidupan dan Penikmat Kematian” yang terbit 2019. Sebab pemahaman ini baru saya peroleh dalam pekan ini. Hanya saja dalam buku itu sudah ada perenungan sejenis, yaitu pada QS Yasin 38 bahwa “Allah Maha Kuasa memutar matahari yang bobotnya sejuta lebih berat dari bumi dengan kecepatan 12 mil perdetik. Yakinlah betapa lebih mudah bagi Allah memutar atau merubah keadaanmu.

Setelah beberapa hari perenungan, Allah SWT mempertemukan saya dengan buku zikir yang berisi anjuran mengulang QS. Yasin ayat 81 ketika membaca surat Yasin. Saya tahu, anjuran itu bukan bersumber dari Nabi SAW. Tapi, apa salahnya jika dengan merenungi berkali-kali ayat itu, seseorang yang pesimis berubah menjadi optimis dan semakin mengagumi kebesaran Allah? Adakah manusia yang lebih mulia dari orang yang berbaik sangka, dan menyanjung kebesaran Allah SWT?

Itulah bonus kecerdasan emosional sekaligus ampunan Allah untuk orang yang sakit. “Mas, bersyukurlah. Kita masih hidup dan berkecukupan. Masih banyak orang yang lebih sakit dan kesulitan ekonomi daripada kita,” kata istri saya sambil bersyukur semua anaknya agamis, rukun, berprestasi dan humoris. Orang bijak berkata, “Smile! The world smiles with you. Cry and you will cry alone.” Hampir sama dengan kata orang Arab, “al ibtisam nishful ‘ilaj (senyum mempercepat kesembuhan)”
Selamat menyatukan jantung dengan jantung Al Qur’an. (RSUA Surabaya, 4-9-2024).