UIN Sunan Ampel Surabaya
Monday, 8 August 2022
UINSA Newsroom, Senin (08/08/2022); Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Kelompok 46 UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya bertugas di desa Sumberwuluh, kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Desa Sumberwuluh memiliki 10 dusun yaitu Kebondeli Utara, Kebondeli Selatan, Kamarkajang, Kamarkajang Kuning, Krajan, Kebon Agung, Sukosari, Poncosumo, Sumberwuluh Tengah, dan Kampung Baru. Pelaksanaan KKN 46 UINSA difokuskan di 3 dusun yakni Krajan, Sumberwuluh Tengah, dan Sukosari.
Dalam Kegiatan KKN ini mahasiswa belajar bersama serta bermitra dengan masyarakat dalam mengembangkan potensi/aset serta menghadapi tantangan yang dihadapi. Melalui serangkaian observasi dan diskusi yang dilakukan mahasiswa bersama warga, disepakati bahwa salah satu potensi yang diperkirakan dapat dikembangkan lebih lanjut, yakni pepohonan pisang di Dusun Sukosari yang melimpah.
Akan tetapi, tantangan yang ada merujuk pada kurangnya kemampuan masyarakat dalam mengolah potensi tersebut. Misalnya, mereka hanya menjual buah pisang secara mentah tanpa memanfaatkan bagian pohon pisang yang lain untuk diolah menjadi sebuah produk yang memiliki nilai jual, seperti halnya Ares. Ares sendiri merupakan bagian terdalam dari batang pohon pisang.
“Walaupun tidak terlihat dari luar, namun ares rupanya bisa menjadi alternatif sebagai pengganti lauk makan sehari-hari hingga menghasilkan pundi-pundi rupiah jika kita pandai mengolahnya,” terang Thoyyibatur Rochmah, S.Pd., selaku penggiat inovatif pengolahan berbagai bagian pohon pisang.
Melihat potensi ares tersebut, Mahasiswa KKN 46 UINSA Surabaya bersama warga Sukosari berinisiatif merealisasikannya dalam kegiatan “Pelatihan Pengolahan Ares Menjadi Abon.” Bersama Thoyyibatur Rochmah, S.Pd., sebagai narasumber, kegiatan digelar di Balai Desa Sumberwuluh pada Kamis, 04 Agustus 2022. Kegiatan ini menghadirkan ibu-ibu rumah tangga dari berbagai dusun di Desa Sumberwuluh. Melalui pelatihan ini diharapkan ibu-ibu akan tergugah untuk memanfaatkan berbagai bagian pohon pisang dengan baik.
Abon yang dibuat dari ares ini diolah dengan rempah-rempah sehingga rasa yang ditimbulkan sangat berciri khas dan sedap. Pembuatan abon dari ares ini membutuhkan waktu yang cukup panjang. Karena pada dasarnya, abon memang dibuat dengan proses yang memakan waktu. Meski begitu, ibu-ibu yang hadir sebagai undangan sangat antusias dan mengapresiasi kegiatan yang tim KKN lakukan. Apalagi, ibu-ibu langsung diajarkan bagaimana cara pembuatan abon ares pisang. “Dalam kegiatan pelatihan ini, semangat ibu-ibu dalam mencoba memasak abon ares sangatlah membara. Karena ini merupakan yang pertama bagi mereka untuk mengolah ares,” ujar Wardatul Nisa Aulia selaku ketua pelaksana.
Sekretaris desa, Samsul Arifin menyambut baik inovasi yang diberikan Tim KKN 46 UINSA Surabaya. “Abon ares ini rasanya gurih dan tak kalah dengan abon sapi, apalagi dimakan dengan nasi hangat lebih nikmat,” ujarnya. Ia juga menegaskan, bahwasanya Abon Ares Pisang ini memiliki nilai jual yang tinggi apabila pemasaran yang dilakukan tepat dan sesuai.
Dengan adanya pelatihan ini diharapkan masyarakat Desa Sumberwuluh mampu meningkatkan skill dalam pengolahan ares pisang menjadi abon. Agar nantinya masyarakat Desa Sumberwuluh dapat meneruskan UMKM ini. Terlebih lagi, sudah banyak yang mengerti tentang pengolahan ares pisang yang mana nantinya bisa menjadi sebuah wadah untuk meningkatkan ekonomi bagi warga Desa Sumberwuluh.