Pada semester sebelumnya di tahun akademik 2023/2024, tujuh mahasiswa dari Program Studi Hubungan Internasional FISIP UINSA berhasil terseleksi dalam program MORA Overseas Student Mobility Awards (MOSMA) ke Amerika Serikat. Sebagai salah satu komponen penting dari Kurikulum Merdeka, MOSMA adalah inisiatif mobilitas fisik yang ditawarkan oleh Kementerian Agama (Kemenag/MORA) Indonesia. Melalui program ini, para mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk memulai perjalanan akademik yang transformatif di universitas-universitas internasional. MOSMA berlangsung selama satu semester dengan durasi maksimum 6 bulan, dan para peserta memperoleh kredit yang dapat diintegrasikan ke dalam Satuan Kredit Semester (SKS) di kampus asal mereka.
Mahasiswa yang baru saja kembali di bulan Desember 2023 lalu, Dewinta Zahwa Nabila, membagikan pengalamannya yang mengesankan di State University of New York (SUNY) Buffalo State University. Sebagai peserta program MOSMA pada semester ke-5, Nabila berkesempatan untuk mewujudkan mimpinya yang sudah lama ia cita-citakan, yaitu kuliah di luar negeri. Mengungkapkan rasa syukurnya atas kesempatan tersebut, Nabila merinci persiapan matang yang diperlukan untuk perjalanannya. Persiapan tersebut termasuk menjalani tes TOEFL, pemeriksaan kesehatan dan narkoba, mendapatkan surat rekomendasi dari dekanat, dan konsultasi dengan Ibu Rizki Rahmadini Nurika selaku Kepala Program Studi Hubungan Internasional UINSA untuk memilih mata kuliah yang sesuai dengan tujuan akademisnya selama di New York.
Kegiatan akademis Nabila di SUNY Buffalo State University sebagian besar berfokus pada bidang studinya, Hubungan Internasional. Mata kuliah yang diambilnya di sana antara lain European Political System, Political Analysis, Principles of Management, dan Creative Leadership through Effective Facilitation. Meskipun beberapa mata kuliah tidak secara langsung selaras dengan jurusannya di FISIP UINSA, Nabila mengakui bahwa ia mendapatkan wawasan yang berharga dari berbagai pengalaman akademis di SUNY Buffalo State University.
Sementara itu, dii luar bidang akademis, Nabila secara aktif terlibat dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh universitas tempat ia belajar. Mulai dari berpartisipasi dalam Saturday SUNY Model European Union di SUNY Fredonia hingga menjadi sukarelawan di Bengals Dare to Care—sebuah inisiatif menjangkau masyarakat untuk membantu lingkungan di sekitar SUNY Buffalo State University. Selain itu, ia juga ikut serta dalam kegiatan camping dan International Cultural Cafe, yang mendorong pertukaran budaya di antara para mahasiswa internasional di sana. Pengalaman MOSMA tidak hanya terbatas di dalam lingkungan kampus; Nabila dan rekan-rekannya sesama peserta MOSMA menjelajahi Air Terjun Niagara, bertemu dengan komunitas Indonesia di Buffalo, dan menikmati pertukaran budaya melalui tarian tradisional, musik, dan pengalaman kuliner.
Berkaca dari pengalaman MOSMA ke SUNY Buffalo State University, Nabila mengungkapkan rasa terima kasihnya yang mendalam atas dukungan yang luar biasa dari keluarga, teman-teman, dan Program Studi Hubungan Internasional FISIP UINSA. Dukungan berbagai pihak ini menunjukkan upaya kolektif yang amat berarti bagi Nabila, sehingga berhasil membuka jalan baginya dari tahap pendaftaran awal hingga kepulangannya.
Pengalaman internasional yang diraih Nabila melalui MOSMA tidak hanya menambah wawasan akademisnya, namun juga mewarnai kehidupannya dengan berbagai macam pertemuan lintas budaya dan jalinan persahabatan antar bangsa. Sebagaimana FISIP UINSA terus mendorong mahasiswanya untuk memperkaya pengalaman di tingkat internasional, kisah Nabila menjadi bukti keberhasilan atas komitmen universitas dalam memfasilitasi dan mendukung mahasiswa meraih global outreach. (WD)