Berita

Desa Gununggeni, Probolinggo – Sebuah inisiatif baru telah digagas untuk mendukung program Desa Ramah Perempuan dan Anak (DRPPA) di Desa Gununggeni, Kecamatan Banyuanyar, Probolinggo. Program ini merupakan hasil kerja sama 25 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) yang tergabung dalam Kelompok KKN 83. Di antara mereka, dua mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fadhila Nur Sha’diah dari Program Studi Hubungan Internasional dan Achmad Andy Maulana dari Program Studi Sosiologi, turut mengambil peran penting dalam pelaksanaan program ini.

Bersama dengan rekan-rekan Kelompok KKN 83 mereka, Fadhila dan Andy meluncurkan program berkelanjutan yang mendukung DRPPA oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) Republik Indonesia. DRPPA telah diresmikan sejak tahun 2020 sebagai langkah tepat dalam meningkatkan peran aktif perempuan dan anak di lingkup desa. Program Kelompok KKN 83 dalam mendukung DRPPA bukan sekadar proyek akademik, melainkan jawaban atas tantangan nyata yang dihadapi Desa Gununggeni.

“Mayoritas penduduk kami adalah perempuan dan anak-anak. Banyak laki-laki dewasa merantau mencari nafkah,” ungkap Bu Nurul, Ketua Lembaga Pembina Posyandu (LPP) Gununggeni, menggambarkan realitas desa yang menjadi latar belakang urgensi program ini.

Merespons kebutuhan tersebut, Kelompok KKN 83 merancang tiga program unggulan yang menyasar berbagai aspek kehidupan desa. Program EMBER (Edukasi Media Belajar dan Bermain) digagas untuk fokus pada pengembangan kognitif anak-anak, DESAKSI (Demo Masak dan Edukasi Gizi) untuk meningkatkan pemahaman gizi masyarakat, dan SIPERDI (Edukasi Pernikahan Dini) mengangkat isu krusial pernikahan dini di desa.

Mochammad Iqbal, koordinator program EMBER, menjelaskan, “Kami membangun taman baca dan taman bermain di tujuh sekolah Raudhatul Athfal (RA) yang merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini. Kolaborasi dengan kader PKK dan sekolah menjadi kunci keberhasilan program ini.”

Fadhila Nur Sha’diah, mahasiswa Hubungan Internasional FISIP UINSA, menambahkan, “KKN ini membuka mata kami tentang pentingnya pemberdayaan di tingkat akar rumput. Ini bukan hanya tentang teori yang kami pelajari di kelas, tapi implementasi nyata ilmu sosial dan politik dalam pembangunan masyarakat.”

Dampak program ini segera terasa. Pada 15 Juli 2024, program yang digagas oleh Kelompok KKN 83 diresmikan dengan penuh semangat. Bu Husniyati, Kepala Sekolah RA Al-Khodijah, mengungkapkan apresiasinya, “Program KKN UINSA sangat sesuai dengan SOP di RA dan metode ajar yang diberikan sejalan dengan visi misi sekolah. Hal ini tentu sangat membantu kami.”

Inisiatif mahasiswa UINSA ini lebih dari sekedar membangun fasilitas fisik. Melalui program-program yang mereka gagas, mahasiswa UINSA memberikan inspirasi dan harapan baru bagi masyarakat desa. Besar harapannya, program berkelanjutan DRPPA ini dapat menjadi katalis perubahan, tidak hanya di Desa Gununggeni, tapi juga menjadi model bagi desa-desa lain. Melalui program ini, mahasiswa FISIP UINSA membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah-langkah kecil di tingkat desa, dan bahwa ilmu sosial dan politik memiliki peran vital dalam pembangunan masyarakat.

Dengan semangat pengabdian dan inovasi, Fadhila, Andy, dan rekan-rekan Kelompok KKN 83 mereka telah menanam benih perubahan di Desa Gununggeni. Kini, tinggal menunggu waktu untuk melihat bagaimana benih-benih itu akan tumbuh dan berbuah, membawa Desa Gununggeni menjadi contoh nyata Desa Ramah Perempuan dan Anak di Indonesia. (FN/WD)