Gunung Anyar, Surabaya—(07/09/2023) “Presiden saja harus dites psikologi… Tidak ada satupun PNS yang tidak melakukan tes psikologi.” Prolog menarik tersebut menjadi pembuka acara Pengayaan Kompetensi FPK, pada 7 September 2023.
Mengenalkan pintu profesi, Dr. Andik Matulessy, M.Si. Psikolog, paparkan berbagai organisasi yang berkutat dalam bidang psikologi—salah satunya KRESNA, wadah penyedia relawan tanggap bencana di bawah naungan HIMPSI.
Dalam presentasinya, narasumber tersebut menerangkan bahwa S1 psikologi dapatmelanjutkan pendidikan dengan dua opsi, yakni Program Profesi Psikolog dan Program S2 Psikolog. Alur dan prospek kerja yang disuguhkan pun kelak akan berbeda.
Menurut pria berkemeja putih itu, kehati-hatian merupakan hal yang penting dalam psikologi. Orang yang menjalani profesi psikolog harus paham akan keterbatasan kompetensi yang dimilikinya. Bilamana kapasitas seorang psikolog tak memadai untuk mengatasi suatu permasalahan maka pengalihan kasus perlu dilakukan kepada psikolog lain yang lebih berkompetensi.
Data serta informasi klien juga perlu dijaga kerahasiaannya, hal ini terikat dalam kode etik profesi. Penilaian kelayakan seorang psikolog akan dilakukan oleh HIMPSI demi mengontrol jalannya praktik sesuai standar yang telah ditentukan.
Pria yang dulunya merupakan dosen dari Rektor III UINSA itu memberikan statement, “Ciptakan lingkungan psikologi yang menyenangkan!” sebelum mengakhiri kuliah pada pukul 9.38 pagi.
Writer: Ayda Zaqiyatunnisa