Berita

Rabu, 31 Juli 2024, alumni HKI FSH menjadi presenter dalam acara tahunan FSH UINSA yakni Internasional Conference on Sharia and Law (IcosLaw). Kegiatan ini diawali dengan pembukaan dan sambutan-sambutan hangat dari para pimpinan UINSA maupun pimpinan FSH UINSA. Selain itu, para narasumber dari luar negeri juga dihadirkan untuk membagikan beberapa materi dan pengalaman. Acara ini digelar dua hari berturut-turut mulai dari tanggal 31 Juli – 1 Agustus 2024.

Di hari pertama, selain adanya narasumber dari luar negeri juga menghadirkan para peserta call of paper untuk mempresentasikan penelitiannya. Salah satu peserta yang luar biasa yakni bernama Fariz Sultoni Putra, S.H. (Mas Fariz) yang merupakan alumni FSH UINSA dari Progam Studi Hukum Keluarga Islam (HKI). Mas Fariz mengambil judul penelitian “Discovering the Concept of Egalitarianism Breathing Mubādalah towards Mu’āsharah bi Al-Ma’rūf of Millenial Generation Families and Generation Z Families in Dukuh Pakis District, Surabaya City.”

Presentasi Mas Fariz Alumni HKI FSH
Mas Fariz Alumni HKI FSH

Fariz mengaku bahwa penelitian ini akan menyelami lebih dalam bagaimana para responden terpilih dari keluarga generasi millenial dan keluarga generasi z. “Saya mengimplementasikan konsep egalitarianisme yang berakar pada nilai-nilai mubādalah terhadap mu’āsharah bi al-ma’rūf dalam penelitian ini. Alasan saya yakni karena kebanyakan perceraian di Surabaya selama 5 tahun terakhir (2018-2022) terjadi perselisihan terus-menerus,” ujar Fariz. 

“Adanya hal tersebut tentunya berakar pada ketidakmampuan pasangan memahami serta mengimplementasikan mu’āsharah bi al-ma’rūf (relasi atau pergaulan yang baik). Sedangkan mu’āsharah bi al-ma’rūf mencakup beberapa aspek besar dalam kehidupan berkeluarga,” imbuhnya. Fariz mengaku melakukan penelitian ini kurang lebih selama satu bulan lamanya. Ia mengatakan bahwa kesulitan untuk mencari responden yang sesuai dengan kriterianya.

“Pencarian responden tidak bisa sembarangan. Sebab apabila tidak sesuai dengan kriteria yang diharapkan maka hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas data yang diperoleh. Adanya responden yang sulit dihubungi juga merupakan salah satu hambatan cukup besar yang saya alami. Sehingga hal tersebut menghambat saya dalam proses pengumpulan data,” tegas Fariz.

Fariz mengaku jika pertama kalinya Ia mengikuti kegiatan konferensi internasional dan langsung menjadi seorang presenter. Hal tersebut tentunya menjadi sebuah prestasi yang membanggakan terutama Fariz merupakan seorang alumni dari FSH UINSA. “Saya bersyukur bisa diberikan kesempatan untuk melakukan presentasi dihadapan banyak orang. Awalnya saya merasa sedikit gugup, tapi saya rasa hal itu sangat wajar bagi semua orang. Alhamdulillah saya bisa memaparkan hasil penelitian saya dengan baik dan lancer,” ucap Fariz.

Fariz merasa jika ICOSLAW 2024 merupakan hal luar biasa yang Ia ikuti. Apalagi Ia juga pernah menjadi panitia di ICOSLAW 2023. Ia meyakini bahwa acara ini merupakan sebuah batu loncatan untuk memperluas relasi dari berbagai wilayah dan latar belakang pendidikan. “Harapan saya, semoga ICOSLAW di tahun berikutnya dapat menghadirkan topik-topik penelitian yang lebih menarik lagi, serta jaringan antar peserta dapat lebih luas,” tuturnya.

Reportase: Delia

Redaktur: Suci Wulandari

Desai Foto: Mei