“Jangan hanya wisuda, jadilah pembeda” adalah sebuah kutipan tema dalam acara yudisium fakultas dakwah dan komunikasi ke 109 & 110 UIN Sunan Ampel Surabaya yang diselenggarakan tepat 30 Januari 2025 di Aula Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Diikuti oleh 328 peserta dari 5 prodi sarjana dan 1 prodi pascasarjana, yudisium kali ini menjadi momen bersejarah sebagai yudisium dengan peserta terbanyak selama berkiprahnya fakultas dakwah dan komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.
Pada momen ini, Program Studi Bimbingan Konseling Islam turut berpartisipasi dengan meluluskan 71 calon wisudawan yang dikukuhkan langsung oleh Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Prosesi ini berlangsung setelah serangkaian acara pembuka yudisium, pembacaan SK yudisium oleh Wakil Dekan I Bidang Akademik dan Kelembagaan, serta pembacaan SK yudisium terbaik tingkat prodi dan fakultas oleh Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama. Acara dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada lulusan terbaik di mana dalam kesempatan ini lulusan terbaik Program Studi BKI UINSA diberikan kepada Maymanah Hauro, S.Sos. (Yudisium Terbaik I ke-109) dan Syahnil Syahrina, S.Sos. (Yudisium Terbaik I ke-110).
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Dr. Moch. Choirul Arif, S.Ag., M.Fil.I., menekankan pentingnya dedikasi dalam mengembangkan potensi diri terutama di era perubahan yang begitu cepat. Beliau mengingatkan bahwa kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh kesempatan, tetapi juga oleh upaya untuk terus membuktikan kemampuan. “Siapa yang akan melihat Anda jika Anda tidak membuktikan?” ujarnya dalam pidatonya yang penuh semangat. Dengan pesan tersebut, beliau mendorong para lulusan untuk tidak ragu dalam menunjukkan kompetensi, berinovasi, serta memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab akademik dan profesional mereka.
Kaprodi Bimbingan Konseling Islam, Dr. Mohamad Thohir, M.Pd. menyampaikan rasa bangganya terhadap 71 calon sarjana yang mengikuti kegiatan yudisium ini. Beliau berpesan untuk para calon sarjana tersebut untuk menjaga integritas selalu dimanapun itu sebagai sarjana bimbingan konseling islam serta mengamalkan ilmu yang telah diperoleh dengan penuh tanggung jawab baik sebagai konselor, pendidik, maupun agen perubahan yang membawa nilai-nilai kebaikan. Beliau berharap para calon sarjana ini terus belajar, beradaptasi dengan perkembangan zaman, serta menginspirasi lingkungan sekitar melalui keteladanan dan dedikasi dalam profesinya. Yudisium ini bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari langkah baru dalam mengabdikan diri kepada masyarakat.
Penulis : Fizna Adhilah