Pada hari Jumat, bertempat di halaman MI NU 1 Waru, Sidoarjo, telah dilaksanakan kegiatan rutin mingguan yang dikenal dengan nama Kegiatan Bilingual. Kegiatan ini menjadi salah satu program unggulan sekolah yang bertujuan membiasakan siswa untuk menggunakan Bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari, meskipun MI NU 1 Waru tidak menggunakan kurikulum Cambridge secara formal. Program ini menunjukkan komitmen sekolah dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung penguasaan Bahasa Inggris melalui kegiatan pembiasaan yang terstruktur, kreatif, dan edukatif.Kegiatan bilingual ini dilaksanakan setiap hari Jumat pagi dan menjadi bagian dari kegiatan apel pagi yang diikuti oleh seluruh warga sekolah, baik siswa maupun dewan guru. Kegiatan ini memiliki mekanisme pelaksanaan yang unik dan menarik, di mana setiap minggunya siswa dari berbagai jenjang kelas diberikan kesempatan secara bergilir untuk tampil di depan, menyampaikan berbagai bentuk ekspresi dalam Bahasa Inggris. Bentuk penyampaian yang digunakan antara lain berupa perkenalan diri, percakapan atau dialog, pidato singkat (short speech), storytelling, hingga menyampaikan berita ringan (news reading) dalam Bahasa Inggris.
Mekanisme bergilir ini bertujuan agar semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan kemampuan berbicara dalam Bahasa Inggris serta meningkatkan rasa percaya diri mereka untuk tampil di hadapan publik. Proses ini secara tidak langsung melatih keterampilan public speaking, keberanian tampil, serta menumbuhkan rasa tanggung jawab
siswa dalam mempersiapkan penampilan terbaik mereka di setiap pekan. Guru berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan ini. Mereka memberikan bimbingan sejak proses persiapan, latihan, hingga pelaksanaan kegiatan. Peran guru tidak hanya sekadar mengoreksi kesalahan pengucapan atau tata bahasa, tetapi juga membimbing siswa untuk memahami makna, konteks, dan intonasi yang tepat dalam menyampaikan Bahasa Inggris. Guru juga memberikan apresiasi dan motivasi kepada siswa agar lebih semangat dalam belajar dan menggunakan Bahasa Inggris dalam keseharian.Pelaksanaan kegiatan bilingual ini dimulai sekitar pukul 07.00 pagi, bersamaan dengan kegiatan apel pagi rutin. Setelah pembukaan oleh pembina apel, siswa yang telah dijadwalkan tampil akan maju ke depan untuk mempresentasikan materi mereka. Misalnya, siswa kelas 5 tampil dengan membawakan pidato pendek tentang pentingnya menjaga lingkungan dalam Bahasa Inggris, sedangkan siswa kelas 3 memperagakan dialog perkenalan sederhana dengan temannya. Hal ini memberikan warna baru dalam kegiatan apel yang biasanya hanya bersifat formal dan satu arah.

Sambutan positif terlihat dari antusiasme siswa yang tidak tampil maupun yang tampil. Siswa-siswa yang duduk menyimak di barisan tampak tertarik dan fokus mendengarkan penampilan teman-temannya. Bahkan, beberapa di antaranya menunjukkan ketertarikan untuk tampil di pekan berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan bilingual tidak hanya berdampak pada aspek kognitif (kemampuan bahasa), tetapi juga pada aspek afektif (motivasi, keberanian, dan kepercayaan diri). Lebih jauh, kegiatan bilingual ini juga sejalan dengan semangat Merdeka Belajar yang mendorong siswa untuk belajar aktif dan mengembangkan potensi diri sesuai minat dan bakat masing-masing. Dengan memberi ruang tampil di depan umum menggunakan Bahasa Inggris, sekolah secara langsung telah memberikan stimulus kepada siswa untuk belajar secara mandiri dan bertanggung jawab atas pembelajaran yang mereka jalani. Hal ini memperkuat nilai-nilai karakter seperti disiplin, percaya diri, dan tanggung jawab.
Meski tidak menggunakan kurikulum internasional seperti Cambridge, MI NU Waru membuktikan bahwa kemahiran berbahasa Inggris dapat dikembangkan melalui inovasi pembelajaran lokal yang sederhana namun berdampak besar. Program bilingual ini adalah contoh nyata bagaimana sekolah dapat berkreasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Inggris dengan pendekatan kontekstual dan berpusat pada siswa. Sebagai mahasiswa PLP yang terlibat dalam kegiatan ini, saya melihat bahwa proses pelaksanaan kegiatan bilingual di MI NU Waru telah berjalan secara sistematis dan terstruktur. Sebelum hari H pelaksanaan, siswa yang akan tampil dipersiapkan terlebih dahulu oleh guru kelas atau guru Bahasa Inggris, baik dalam hal teks, pelafalan, ekspresi, maupun gerakan tubuh (gesture). Latihan ini biasanya dilakukan sehari atau dua hari sebelumnya di luar jam pelajaran utama. Guru-guru sangat mendukung dan kooperatif dalam proses ini, termasuk memberikan waktu tambahan bagi siswa untuk berlatih secara maksimal.
Selama kegiatan berlangsung, suasana di halaman sekolah sangat kondusif. Semua warga sekolah memberikan perhatian penuh terhadap siswa yang tampil. Setelah siswa selesai menyampaikan materinya, guru pembina apel memberikan apresiasi dalam bentuk pujian dan motivasi secara langsung. Ini menjadi bagian penting dalam membangun rasa percaya diri siswa, sekaligus menumbuhkan semangat untuk terus belajar dan mencoba. Kegiatan ini tidak hanya terbatas pada siswa yang memiliki kemampuan tinggi dalam berbahasa Inggris. Justru, siswa yang masih dalam tahap belajar pun tetap diberikan kesempatan untuk tampil. Sekolah percaya bahwa proses belajar membutuhkan ruang yang inklusif dan tidak menakutkan. Oleh karena itu, setiap kesalahan dalam pengucapan atau penggunaan tata bahasa tidak menjadi bahan ejekan, melainkan dijadikan sebagai bagian dari proses belajar bersama.Kegiatan bilingual ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi orang tua siswa. Banyak di antara mereka yang mengungkapkan kebanggaannya saat anak-anak mereka bisa tampil menggunakan Bahasa Inggris, bahkan hanya untuk memperkenalkan diri. Orang tua merasakan bahwa sekolah telah memberikan ruang dan peluang bagi anak-anak mereka untuk berkembang lebih luas, tidak hanya dalam aspek akademik, tetapi juga dalam keterampilan abad 21 seperti komunikasi dan kepercayaan diri.

Melalui refleksi ini, saya ingin mencatat bahwa kegiatan bilingual di MI NU Waru bukan hanya sekadar rutinitas sekolah, tetapi telah menjadi sarana pembentukan karakter dan kompetensi siswa di era global. Kegiatan ini sangat mendukung misi pendidikan nasional dalam menyiapkan generasi muda yang siap bersaing di tingkat internasional, khususnya dalam penguasaan bahasa asing. Semoga kegiatan ini dapat terus dilaksanakan dan dikembangkan sebagai bagian dari strategi pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa.