Fakultas Ushuludin & Filsafat
November 6, 2025

Muktamar Ilmu Manṭiq: Revitalisasi Nalar Islam untuk Menangkal Disrupsi Digital Keagamaan

Muktamar Ilmu Manṭiq: Revitalisasi Nalar Islam untuk Menangkal Disrupsi Digital Keagamaan

Surabaya (4 November 2025) — Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) UIN Sunan Ampel Surabaya menyelenggarakan Muktamar Ilmu Manṭiq dengan tema “Revitalisasi Manṭiq dengan Critical Thinking untuk Menangkal Disrupsi Digital Keagamaan dan Sosial di Indonesia.” Acara yang berlangsung di Lantai 9 Gedung Tengku Ismail Yakub ini menghadirkan sejumlah narasumber terkemuka di bidang filsafat Islam dan logika klasik.

Hadir sebagai keynote speaker, Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.D., yang menekankan pentingnya menghidupkan kembali ilmu-ilmu agama (ihyā’ ‘ulūm al-dīn) dalam konteks kekinian. Prof. Muzakki menyampaikanbahwa Muktamar Ilmu Manṭiq merupakan bagian dari upaya besar UINSA untuk merevitalisasi khazanah keilmuan Islam melalui enam muktamar tematik yang digelar sepanjang tahun, salah satunya berfokus pada ilmu manṭiq.

“Ilmu manṭiq merupakan jantung berpikir Islam klasik yang perlu dihidupkan kembali agar umat mampu merespons tantangan era digital dengan nalar kritis dan etika keilmuan,” ujar Prof. Muzakki dalam pidato pembukaannya.

Dalam pandangan Prof. Muzakki, manṭiq tidak sekadar ilmu logika formal, tetapi fondasi berpikir ilmiah dalam tradisi Islam yang menopang semua cabang ilmu keagamaan. Revitalisasi ilmu ini, lanjutnya, menjadi sangat penting di tengah derasnya arus disinformasi dan polarisasi sosial akibat disrupsi digital.

Muktamar ini menghadirkan Dr. Ach Dhofir Zuhry, M.Fil. (Pengasuh Pesantren Luhur Baitul Hikmah, Malang), Dr. Zainal Abidin Mohammad Bagir, M.A. (Pengasuh Ma’had Aly Lukmanul Hakim, Tulungagung), dan Dr. Muhammad Helmi Umam, M.Hum. (Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya) sebagai narasumber.

Para pembicara membahas manṭiq sebagai instrumen berpikir kritis dalam menghadapi fenomena keagamaan di ruang digital, serta relevansinya bagi pendidikan pesantren dan perguruan tinggi Islam.

Acara ini juga menjadi forum refleksi akademik bagi sivitas UINSA dalam mengintegrasikan keilmuan Islam klasik dengan metodologi berpikir kontemporer. Melalui Muktamar Ilmu Manṭiq, FUF UINSA berharap dapat memperkuat tradisi nalar ilmiah, kritis, dan terbuka dalam menghadapi perubahan sosial dan keagamaan di era digital.

Penulis: Isma Malicha

Spread the love

Tag Post :

Media Center FUF

Categories

Berita, News