Friday, 25 March 2022
Diera teknologi seperti sekarang, penggunaan media digital pada pembelajaran menjadi sesuatu yang tidak dapat dielakkan lagi. Karenanya guru perlu memiliki kemampuan dan keterampilan dalam memilih, mengembangkan, dan menggunakan media digital dalam kegiatan belajar mengajar. Hal yang yang mendasari dilaksanakannya kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang dilaksanakan secara kolaboratif oleh Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FTK, Prodi Sistem Informasi FST, Perpustakaan, Pusat Studi Literasi dan ikatan alumni Prodi PBI (CEDA).
Pada seri 3, PkM Guru: the Media Creator mengambil topik bahasan Cultural and User Awareness in Digital Media Development. Kegiatan yang dilaksanakan melalui virtual workshop tersebut menghadirkan dua narasumber Ibu Fitriah, M.A., Ph. D yang merupakan pengampu mata kuliah Intercultural Communication and Cultural Awareness dan Ibu Dwi Rolliawati, MT yang merupakan Sekretaris Program Studi Sistem Informasi. Pada Jumat, 25 Maret 2022, kegiatan online workshop ini dibuka oleh Prof. Dr. Evi Fatimatur Rusydiyah, M. Ag. Dalam sambutannya, pakar teknologi pembelajaran dan literasi ini menyampaikan bahwa keterampilan yang paling dibutuhkan pada pendidikan di era sekarang adalah literasi dan computational thinking. Kedua hal ini tentu perlu diadaptasi dan diimplementasikan pada pembelajaran, termasuk didalamnya pada pengembangan media.
Dengan mengambil topik Embedding Culture in Media Development, Fitriah menyampaikan bahwa muatan budaya menjadi bagian tak terpisahkan dalam pembelajaran bahasa karena bahasa adalah budaya dan budaya adalah bahasa. Ada banyak ragam aspek budaya yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran, misalnya bahasa, agama, makanan, musik, tata nilai dan lain sebagainya. Dengan melihat keragaman latar belakang sosial budaya siswa maka guru perlu selektif dalam mengintegrasikan budaya pada pembelajaran. Bukan saja harus sangat berhati-hati untuk tidak judgemental terhadap budaya tertentu namun juga jangan sampai menyinggung hal-hal yang berbau SARA. Sedapat mungkin integrasi muatan budaya pada pembelajaran lebih ditujukan untuk penguasaan kompetensi yang ingin dicapai dan meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap budaya lain. Ini dapat dilakukan melalui beberapa strategi misalnya dengan menggunakan role play, authentic material, films, musics maupun karya-karya sastra.
Pada kegiatan yang diikuti oleh guru dan mahasiswa ini, Rolliawati sebagai pemapar kedua menyampaikan tentang Strategies to Find E-Resources and Games about Culture. Materi ini penting karena dalam pengembangan media, guru perlu mencari sumber-sumber untuk digunakan sebagai dasar pengembangan. Pilihan sumber elektronik tentu menjadi sebuah keniscayaan karena berdasarkan penelitian, per-Pebruari 2022, fenomena di indonesia adalah 89% penduduk Indonesia merupakan pengguna gadget. Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa negara kita berada pada posisi nomor 3 dunia yang menggunakan internet setelah India dan China. Ini tentu harus dipandang sebagai sebuah aset dimana pengguna gadget dan internet ini harus diarahkan kepada arah yang lebih positif yaitu untuk pembelajaran. Beberapa sumber yang dapat digunakan untuk mencari permainan terkait budaya diantaranya adalah Gamelab yang sudah memiliki banyak aplikasi terkait budaya Indonesia, edapp.com, kahoot dan gametize. Dalam menggunakan media digital pada pembelajaran, menurutnya, hal pokok yang perlu diperhatikan adalah user’s need and requirement. Ini karena user lah yang menjadi target pebelajar kita sehingga kebutuhan mereka harus menjadi pertimbangan utama. Hal ini sejalan dengan materi pada PkM seri sebelumnya yang membahas tentang need analysis for digital media development.
Kegiatan yang berlangsung selama dua setengah jam ini berjalan lancar berkat kerja keras dan dukungan dari seluruh unit yang berkolaborasi dan juga dari tim taskforce PkM dari unsur mahasiswa dari kedua program studi. Aktif dalam kegiatan ini sebagai taskforce adalah Yose, Wafi, Hanafi, Ayu, Jihan, Ambar, Aulia, Hani Zukhruf dan Putra.