Column

Muhammad Shodiq *

Hari Raya Idul Fitri memiliki banyak tradisi. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak tradisi lebaran. Di Indonesia, tradisi ini dilakukan baik sebelum maupun selama hari raya. Beberapa kebiasaan umum Idul Fitri termasuk mudik, berbagi Tunjangan Hari Raya (THR), dan menukar uang baru.

THR memiliki sejarah panjang dan memiliki makna yang signifikan dalam budaya dan masyarakat Indonesia. Berikut adalah beberapa poin penting tentang THR. Pertama, Tradisi THR berasal dari tradisi Islam yang mengajarkan tentang pemberian dan berbagi selama bulan Ramadhan. Di Indonesia, tradisi ini telah menjadi bagian penting dari perayaan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran. Tradisi THR di Indonesia berasal dari masa penjajahan Belanda. Pada saat itu, pekerja pribumi atau buruh sering kali diberi upah yang sangat rendah, yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka. Para pekerja seringkali menghadapi masalah keuangan saat Lebaran tiba, sehingga mereka tidak dapat merayakan Idul Fitri bersama keluarga mereka. Karena keadaan ini, beberapa perusahaan di Belanda mulai memberikan uang atau barang kepada karyawan mereka sebagai THR. Kedua, Setelah Merdeka: Tradisi THR berkembang dan menjadi lebih luas setelah Indonesia merdeka. Bisnis swasta dan pemerintah telah mulai mengikuti kebiasaan ini dengan memberikan THR kepada karyawan mereka sebagai penghargaan atas kerja keras mereka sepanjang tahun. Sector informal seperti pedagang, tukang ojek, dan pekerja rumah tangga juga mengadopsi tradisi ini. Ketiga, Sebagaimana Perundang-undangan Indonesia, seperti UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, mengatur bahwa pengusaha atau majikan harus memberikan THR kepada karyawan yang telah bekerja selama setahun penuh.

Tradisi THR juga memiliki makna solidaritas dan kepemilikan sosial, di mana pengusaha atau majikan berbagi dengan karyawan yang membutuhkan sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama manusia. Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai persaudaraan, gotong royong, dan kebersamaan dalam masyarakat Indonesia, di mana yang memiliki lebih diharapkan untuk membantu yang membutuhkan. Selain itu, tradisi THR telah berkembang menjadi bagian dari budaya Indonesia, yang menempatkan nilai-nilai gotong royong, solidaritas, dan kepedulian sosial di atas segalanya. Setiap tahun, orang Indonesia, terutama mereka yang mampu, merayakan Idul Fitri dengan memberikan THR kepada keluarga, kerabat, teman, dan orang-orang yang membutuhkan. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan kebahagiaan dan sinergi dalam merayakan Idul Fitri. Akan tetapi, perlu diingat bahwa tradisi pemberian Tunjangan Hari Raya  (THR) juga menghadapi tantangan dan perdebatan di Indonesia, terutama tentang bagaimana pengusaha harus memberikan THR kepada karyawan mereka dan bagaimana menentukan dan menetapkan besaran THR yang adil dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ekonomi. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah, pengusaha, dan masyarakat untuk terus memperhatikan dan menghargai tradisi THR sambil mempertahankan nilai-nilai persaudaraan, keadilan, dan keberagaman.

Selain menjadi simbol kebahagiaan dan kebersamaan saat merayakan Idul Fitri, tradisi THR di Indonesia mencerminkan nilai-nilai kepedulian sosial, persaudaraan, dan kebersamaan yang ada dalam masyarakat Indonesia.

Seorang antropolog sosiolog bernama Clifford Geertz memiliki perspektif yang berbeda tentang ideologi dan bagaimana hal itu mempengaruhi masyarakat. Geertz mendefinisikan ideologi sebagai tindakan simbolis yang menunjukkan dan mempengaruhi persepsi sosial dan politik. Ideologi dapat dilihat dalam konteks THR Idul Fitri sebagai cara nilai-nilai dan tradisi sosial Indonesia, seperti memberikan penghargaan kepada karyawan sebagai bentuk pengakuan atas kerja mereka, dipahami, dan dipengaruhi oleh masyarakat.

Geertz menjelaskan bahwa ideologi tidak hanya tentang pengetahuan yang kita miliki tentang dunia, tetapi juga tentang bagaimana kita menggunakan pengetahuan tersebut untuk mempengaruhi cara kita bertindak dan berperilaku. THR Idul Fitri menjadi simbol dari kebersamaan dan kepatuhan terhadap tradisi, yang dipahami dan dipengaruhi oleh masyarakat Indonesia. Dengan demikian, ideologi dapat dipahami sebagai cara perusahaan dan masyarakat secara keseluruhan memahami dan mengekspresikan nilai-nilai seperti kebersamaan, keadilan, dan kepatuhan terhadap tradisi.

Geertz juga menjelaskan tentang pentingnya memahami ideologi sebagai cara untuk memahami dan mengevaluasi klaim empiris yang dibuat olehnya. Dalam konteks THR Idul Fitri, ini berarti memahami bagaimana THR diperlakukan sebagai bagian dari sistem nilai dan tradisi yang lebih luas di Indonesia, dan bagaimana hal tersebut berdampak pada persepsi dan tindakan masyarakat.

Setelah kita mengetahui THR Idul Fitri dari perspektif Geertz, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana masyarakat memahami dan mempengaruhi nilai-nilai dan tradisi sosial di Indonesia. Selain itu, pemahaman ini membantu kita memahami bagaimana THR Idul Fitri menjadi simbol dari kebersamaan dan kepatuhan terhadap tradisi, yang merupakan komponen penting dari ideologi sosial di Indonesia.

Oleh karena itu, THR Idul Fitri adalah bentuk tunjangan tambahan serta pengakuan dan penghargaan atas kontribusi karyawan kepada perusahaan. Ini mencerminkan prinsip keadilan sosial serta kepatuhan terhadap adat istiadat dan kebutuhan sosial orang Indonesia.

THR Idul Fitri juga merupakan representasi dari kebahagiaan dan kolaborasi, di mana karyawan menikmati waktu bersama rekan kerja dan keluarga mereka sambil menerima pengakuan atas kerja keras mereka. Ini menciptakan suasana kerja yang damai dan mengedarkan semangat positif di tempat kerja, yang pada akhirnya meningkatkan kinerja dan moral karyawan.

Akibatnya, THR Idul Fitri berfungsi sebagai tunjangan tambahan selain sebagai cara untuk menghargai dan menghargai upaya karyawan untuk perusahaan. Ini menunjukkan nilai-nilai keadilan sosial serta kepatuhan terhadap kebiasaan dan kebutuhan sosial orang Indonesia.

Oleh karena itu, THR Idul Fitri adalah bentuk tunjangan tambahan serta pengakuan dan penghargaan atas kontribusi karyawan kepada perusahaan. Ini mencerminkan prinsip keadilan sosial serta kepatuhan terhadap adat istiadat dan kebutuhan sosial orang Indonesia. Selamat menerima THR semoga bahagia dan penuh kebersamaan dengan teman, kolega, saudara dan keluarga dalam menyambut hari raya Idul Fitri 1445 H.

*Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Ampel Surabaya dan Lebih Populer dengan sebutan Wak Kaji Shodiq serta Pemilik Akun Youtube: Wak Kaji Shodiq TV, Instagram: @wakkajishodiq, TikTok: @wakkajishodiq dan SnacVideo: @wakkajishodiq