Berita

Sidoarjo, 18 Februari 2025 – TK Muslimat NU 200 Kureksari mengadakan kegiatan outdoor learning di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan mitigasi bencana kepada anak-anak sejak usia dini, mengingat Indonesia merupakan negara rawan bencana alam.

Kunjungan ini dilaksanakan dalam dua sesi. Kelompok A melaksanakan kegiatan pada Jumat, 14 Februari 2025, dengan diikuti 112 peserta didik, 10 guru pendamping, dan 6 mahasiswa asistensi mengajar. Sementara itu, kelompok B dan Playgroup melaksanakan kegiatan pada Senin, 17 Februari 2025, dengan diikuti 130 peserta didik, 11 guru pendamping, dan 6 mahasiswa asistensi mengajar.

Edukasi Mitigasi Bencana yang Interaktif

Dalam rangka mendukung program asistensi mengajar di lingkungan sekolah serta memperluas wawasan kebencanaan bagi siswa dan mahasiswa, telah dilakukan kegiatan pendampingan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan lebih dekat peran BPBD dalam penanggulangan bencana serta memberikan edukasi mitigasi bencana kepada peserta didik.

Sejak pagi hari, anak-anak berkumpul di sekolah untuk melakukan pembiasaan pagi sebelum berangkat ke BPBD menggunakan transportasi umum. Setibanya di lokasi, mereka disambut oleh tim BPBD dan diarahkan ke aula terbuka untuk menerima materi mitigasi bencana. Anak-anak diperkenalkan dengan berbagai jenis bencana seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor, dan gunung meletus melalui tayangan video edukatif.

Tidak hanya itu, tim BPBD juga mengajak anak-anak bernyanyi bersama lagu-lagu bertema mitigasi bencana guna menambah semangat dan daya ingat mereka terhadap informasi yang disampaikan. Setelah sesi materi, anak-anak dibagi menjadi dua kelompok untuk mengikuti pengalaman langsung di tenda penanggulangan bencana dan simulator gempa bumi.

Di tenda penanggulangan bencana, anak-anak mendapatkan penjelasan tentang gunung meletus, gempa bumi, tanah longsor, serta alat-alat keselamatan yang digunakan dalam situasi darurat seperti sandang, makanan lauk pauk, makanan tambahan gizi, perlengkapan pribadi, perlengkapan bayi, dan sebagainya.

Di sisi lain, mereka juga berkesempatan mencoba simulator gempa bumi yang memungkinkan mereka merasakan bagaimana getaran gempa dari skala 5 hingga 6,8 magnitudo. Selama simulasi ini, anak-anak diajarkan langkah-langkah melindungi diri, seperti:

  1. Melindungi kepala dengan tangan kanan di bagian atas dan tangan kiri di bagian belakang.
  2. Berlindung di bawah meja yang kokoh.
  3. Menjauhi benda-benda yang mudah pecah atau roboh.
  4. Keluar ke ruang terbuka setelah gempa mereda dengan tenang tanpa berlari.

Mahasiswa asistensi mengajar berkolaborasi dengan guru pendamping dalam pelaksanaan kegiatan ini. Mahasiswa turut membantu dalam mengorganisasi siswa, menjaga ketertiban selama kunjungan, serta mendampingi anak-anak selama sesi pemaparan materi dari pihak BPBD. Kehadiran mahasiswa memberikan kontribusi nyata dalam memastikan kegiatan berjalan dengan lancar dan siswa tetap dalam pengawasan yang aman.

Mahasiswa berperan aktif dalam kegiatan ini, seperti membantu menjawab pertanyaan, memberikan dukungan emosional, dan memastikan seluruh anak terlibat aktif dalam setiap sesi kegiatan. Selain itu, mahasiswa juga berkontribusi dalam aspek teknis, seperti membantu pelaksanaan simulasi penanganan bencana dan mengarahkan jalur evakuasi. Dalam kegiatan simulasi tersebut, mahasiswa bertindak sebagai pendamping lapangan yang memastikan setiap anak mengikuti arahan dengan aman. Kami juga memberikan penjelasan tambahan secara sederhana agar anak-anak memahami langkah-langkah yang perlu dilakukan saat menghadapi situasi bencana. Dengan keterlibatan ini, mahasiswa tidak hanya mendukung kelancaran kegiatan, tetapi juga membantu menciptakan suasana belajar yang aman, edukatif, dan menyenangkan bagi anak-anak usia dini.

Selama kegiatan, siswa mendapatkan pemaparan tentang jenis-jenis bencana, cara penanggulangan, hingga simulasi tanggap darurat sederhana. Interaksi aktif antara siswa dan narasumber BPBD diharapkan menumbuhkan kesadaran sejak dini tentang pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Kegiatan ini tidak hanya memperkuat sinergi antara pihak sekolah, mahasiswa, dan instansi terkait, tetapi juga menjadi pengalaman berharga dalam pembelajaran kontekstual di luar kelas.

Antusiasme dan Respon Positif dari Anak-anak

Selama kegiatan berlangsung, anak-anak menunjukkan antusiasme tinggi. Mereka aktif merespons materi yang diberikan dan bersemangat mencoba berbagai simulasi. Salah satu peserta didik bahkan mengungkapkan kegembiraannya, “Aku senang, Kak! Bisa coba gempa itu seperti apa, terus ada contoh bentuk gunung yang besar.” Kegiatan berjalan dengan baik, sukses, dan sangat menyenangkan bagi anak-anak. Mereka terlihat antusias saat diperkenalkan dengan berbagai alat penanggulangan bencana seperti helm, rompi keselamatan, dan kendaraan pemadam. Anak-anak juga diajak untuk bermain sambil belajar melalui simulasi sederhana dan menyaksikan pemutaran video edukatif yang disesuaikan dengan usia mereka.

Kegiatan outdoor learning ini ditutup dengan sesi bermain dan foto bersama sebelum anak-anak kembali ke sekolah.

Melalui kegiatan ini, diharapkan anak-anak sejak usia dini memahami pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana serta mengetahui langkah-langkah mitigasi yang bisa dilakukan dalam situasi darurat.