Berita

Program Studi Matematika Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) menyelenggarakan seminar bertema “Perubahan Iklim di Indonesia: Kondisi, Solusi, dan Peluang Pemanfaatan” di Gedung Sains dan Teknologi Kampus Gunung Anyar. Acara yang digelar di ruang kelas 9.4 dan 9.7 ini menghadirkan narasumber dari BMKG dan Pusat Riset dan Teknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Acara ini dimoderatori oleh Ketua Puskom Ristek FST, Ahmad Hanif Asyhar, M.Si yang membuka acara dengan membahas perubahan rata-rata pola cuaca di Surabaya dan sekitarnya yang berdampak pada peningkatan konsumsi listrik.

Pembicara Pertama: Taufiq Hermawan, ST, MT dari BMKG Juanda

Taufiq Hermawan, ST, MT, dari BMKG Juanda, memulai sesi dengan menjelaskan indikasi perubahan dalam sistem iklim, termasuk kenaikan temperatur, perubahan pola presipitasi, pengurangan sungkup es, dan peningkatan tinggi permukaan laut. Beliau menyoroti bahwa temperatur global pada tahun 2020 mengalami kenaikan 1,2 derajat di atas rata-rata tahun 1850-1900. Untuk menghadapi perubahan iklim, Taufiq menyarankan langkah-langkah seperti mengedukasi masyarakat tentang perubahan iklim, pengembangan infrastruktur tahan bencana, penguatan ketahanan pangan, dan melibatkan masyarakat dalam upaya mitigasi.

Pembicara Kedua: Dr. Johan Muhamad, M.Sc dari BRIN

Dr. Johan Muhamad, M.Sc, dari BRIN, membahas dampak aktivitas matahari terhadap Bumi. Ia menjelaskan bahwa ledakan flare dari matahari dapat melepaskan energi besar dalam bentuk radiasi gelombang elektromagnetik dan partikel energi tinggi yang dapat mencapai Bumi dalam 2-3 hari. Magnetosfer Bumi berperan sebagai perisai yang melindungi Bumi dari partikel bermuatan listrik. Dr. Johan menekankan pentingnya riset untuk mendukung prediksi aktivitas matahari sebagai langkah mitigasi bencana.

Pembicara Ketiga: Ayu Dyah Pangestu dari BRIN

Ayu Dyah Pangestu membahas pengamatan Gerhana Matahari Total (GMT) pada 20 April 2023 untuk memprediksi puncak siklus matahari ke-25. Peristiwa GMT merupakan peristiwa yang jarang terjadi, dengan waktu totalitas yang sempit. Oleh karena itu, struktur, bentuk, dan kecerlangan korona Matahari akan berbeda (unik) untuk setiap peristiwa GMT. Penelitian menggunakan indeks flattening Ludendorff untuk menganalisis bentuk dan struktur korona matahari, dengan hasil menunjukkan struktur pre-maksimum dengan nilai indeks flattening sebesar 0.109 ± 0.025.

Pembicara Keempat: Ir. Nanang Widodo, M.Si dari BRIN

Ir. Nanang Widodo, M.Si, dari BRIN, memaparkan penggunaan diagram kupu-kupu dalam memahami fenomena astronomi dan siklus matahari yang mempengaruhi cuaca dan musim. Beliau juga menjelaskan riset terkait sunspot matahari dan kolaborasi riset bersama dosen Matematika UINSA, Dr. Dian Candra Rini Novitasari, M.Kom yang menghasilkan publikasi di jurnal ilmiah terakreditasi dan konferensi internasional.

Kegiatan seminar dilanjutkan dengan sesi tanya jawab interaktif, dimana peserta memiliki kesempatan untuk bertanya langsung kepada para narasumber. Acara ditutup dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara BMKG Juanda dan Prodi Matematika UINSA, serta sesi foto bersama untuk mengabadikan momen penting ini.