REKTOR UINSA MENERIMA PENGHARGAAM DARI KEMLU AUSTRALIA SEBAGAI ‘THE DISTINGUISHED ALUMNI’
UINSA Newsroom, Selasa (13/06/2023); Selasa, tanggal 13 Juni 2023 bertempat di Meeting Room Lantai 2 Tower Teuku Ismail Ya’qub, UINSA merayakan momen istimewa. Delegasi dari pemerintah Australia melakukan kunjungan ke UINSA dengan beberapa agenda. Agenda tersebut adalah temu ramah tamah dalang rangka penguatan relasi dan pemetaan peluang kolaborasi.
Dilanjutkan dengan forum diskusi tentang politik Islam Indonesia dengan konteks lokal Jawa Timur. Diakhiri agenda khusus yakni pemberian penghargaan kepada Rektor UINSA, Prof. Akh Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.Sea., M.Phil. Ph.D. sebagai ‘the distinguished alumni’. Hal ini makin istimewa mengingat bahwa penghargaan ini merupakan bagian dari selebrasi 70 years of Australian scholarship for Indonesia. Lebih khusus, penghargaan ini juga langsung diserahkan oleh delegasi dari Kementrian Luar negeri Australia, ibu lauren Bain dari DFAT.
Pertemuan dalam bentuk round table discussion (meet and greet) antara UINSA dengan Pemerintah Australia yang di hadiri oleh Lauren Bain, First Assistant Secretary Departemen FAT (Kemenlu Australia Fiona Hoggart, Consul-General, dan Madeleine Moss, Minister-Counsellor of the embassy. Pertemuan berlangsung dengan hangat dan serius. Diantara gurauan adalah betapa eratnya hubungan kesejarahan antara Indonesia dengan Australia dalam hal ini khususnya dari UINSA cukup dibuktikan dengan Rektor UINSA yang menghabiskan 7 tahun di Australia untuk mengambil studi magister dan doctoral.
Selain itu, ada banyak dosen yang diantaranya juga sedang mengemban amanah dalam berbagai jabatan di UINSA yang merupakan alumni Australia. Lebih unik lagi, dalam forum itu saja, ada 4 orang yang merupakan alumni ANU (Australian National University), Bapak rektor, Ibu Fiona yang merupakan Konsul jeneral, Ibu Madelin yang merupakan minister counsellor of the embassy dan kepala international office of UINSA. Tentu, masih banyak lagi alumni dari pergutuan tinggi Australia yang sampai melahirkan istilah aussie mafia.
Pertemuan tersebut juga merupakan indikasi atensi dan kepercayaan pemerintah Australia pada UINSA. Hal ini tampak dari beberapa statemen mereka yang jelas menaruh harapan dan kepercayaan pada UINSA dalam upaya mendorong edukasi politik anti politik identitas dan juga mengedukasi masyarakat tentang fenomena post truth. Selain itu, pemerintah Australia juga tertarik mengetahui latarbelakang dan perkembangan Surabaya charter (Piagam Surabaya) yang dideklarasikan di AICIS 2023 di UINSA. Karenanya, manfaat lain acara ini adalah memetakan berbagai peluang urgensi untuk Kerjasama dengan potensi yang ada di UINSA, baik itu dalam bidang akademik maupun kepemimpinan sosial keagamaan pimpinan di uinsa.
Diskusi dipimpin oleh Rektor UINSA dan di moderator oleh kepala IO UINSA. Dalam kesempatan itu, Rektor memberikan kesempatan Wakil dekan 3 FISIP, DR Saful Bahar untuk memberikan penjelasan dan analisis terkait perkembangan politik islam yang ada di Indonesia saat ini. Dekan FPK, DR Khoirun Niam Phil yang juga editor in chief JIIS (Journal of Indonesian Islam) juga memberikan beberapa tambahan ide.
Pada akhirnya, setelah Rektor menunjukkan potensi strategis UINSA dalam upaya untuk turut membangun fikih peradaban dan kemanusian setara yang juga anti politik identitas, forum diakhiri sesi pemberian penghargaan distinguished alumni kepada Rektor UINSA. Penghargaan diberikan langsung oleh ibu Lauren Bain, First Assistant Secretary DFAT kepada Pak Rektor dan disaksikan langsung oleh para jajaran pimpinan di UIN Sunan Ampel Surabaya.
Pada akhirnya, acara yang berlangsung selama lebih dari dua jam berjalan dengan hangat dan efektif. Berbagai ide kolaborasi ke depan antara UINSA dan Australia makin meguat dan tampak menemukan bentuknya dalam berbagai bidang: Pendidikan, politik, gender, hukum dan kemasyarakatan.Semoga. (IO UINSA, NN&RS)