Berita

Surabaya, 29 Agustus 2024 – Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya (FSH UINSA) kembali menyelenggarakan episode kedua dari podcast mereka yang kali ini mengangkat tema “Digital Footprints: Panduan Personal Branding untuk Mahasiswa.” Acara ini berlangsung pada Kamis, 29 Agustus 2024, di Ruang Podcast Fakultas Syariah dan Hukum, dengan tujuan memberikan wawasan yang mendalam kepada mahasiswa mengenai pentingnya menjaga dan mengelola jejak digital mereka secara bijak. Dengan perkembangan pesat teknologi informasi dan komunikasi saat ini, mahasiswa sebagai generasi muda diharapkan mampu memanfaatkan ruang digital tidak hanya untuk kepentingan pribadi tetapi juga untuk membangun citra positif yang dapat mendukung kesuksesan mereka, baik dalam dunia akademik maupun profesional. Di dunia yang semakin terhubung ini, penting bagi mahasiswa untuk memahami bagaimana jejak digital mereka dapat membentuk reputasi di masa depan.

Pada episode kali ini, podcast FSH UINSA menghadirkan narasumber istimewa, yaitu Aznizan Zadliza Rahmah, seorang influencer yang telah berpengalaman dalam membangun personal branding melalui berbagai platform digital. Sebagai seorang figur publik yang aktif di media sosial, Aznizan berbagi pengalaman dan strategi kepada mahasiswa mengenai pentingnya memperhatikan jejak digital yang mereka tinggalkan, serta bagaimana mengoptimalkan platform-platform digital untuk membangun reputasi yang baik. Dalam pemaparannya, Aznizan menekankan bahwa di era digital seperti sekarang, jejak digital atau digital footprint menjadi bagian yang tak terpisahkan dari identitas seseorang, baik di dunia maya maupun dunia nyata. Ia mengingatkan mahasiswa untuk berhati-hati dalam setiap langkah yang diambil di dunia digital, karena hal tersebut dapat memengaruhi bagaimana mereka dilihat oleh orang lain, terutama di dunia profesional.

Acara ini dipandu oleh Rizky Abrian, M. Hum, dosen Fakultas Syariah dan Hukum UINSA yang juga berperan sebagai host podcast. Rizky Abrian membuka diskusi dengan menggali topik yang sangat relevan bagi mahasiswa, yakni bagaimana digital footprints dapat mempengaruhi citra diri seseorang di dunia profesional. Dalam pemaparannya, Rizky mengajak peserta untuk lebih sadar akan dampak dari setiap aktivitas digital yang mereka lakukan, seperti unggahan di media sosial, komentar, atau bahkan pencarian di internet. “Jejak digital adalah hal yang terus ada, dan bisa memengaruhi peluang karier dan interaksi sosial kita di masa depan,” ujarnya. Rizky juga menambahkan bahwa banyak perusahaan kini memeriksa jejak digital calon karyawan sebelum melakukan perekrutan. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk memanage dengan bijak semua informasi yang mereka bagikan secara online dan memastikan bahwa jejak digital yang ditinggalkan mencerminkan citra yang profesional dan positif.

Aznizan Zadliza Rahmah kemudian mengungkapkan beberapa langkah praktis dalam membangun personal branding yang efektif melalui digital footprints. Ia menyarankan agar mahasiswa menjaga konsistensi dan kualitas unggahan mereka di media sosial, serta membangun citra yang sesuai dengan tujuan karier yang ingin dicapai. “Setiap postingan dan interaksi yang kita lakukan di media sosial mencerminkan siapa diri kita. Oleh karena itu, penting untuk selalu berpikir sebelum berbagi,” ujarnya. Aznizan juga menekankan bahwa platform seperti LinkedIn bisa menjadi alat yang sangat efektif untuk membangun koneksi profesional, sedangkan Instagram dan Twitter bisa digunakan untuk menunjukkan sisi kreatif dan personalitas seseorang yang bisa menarik perhatian berbagai pihak. Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa penting untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional di media sosial. Mahasiswa harus selektif dalam membagikan informasi pribadi yang dapat berisiko bagi citra mereka di masa depan.

Selain itu, Aznizan memberikan tips tentang bagaimana mahasiswa bisa memanfaatkan media sosial untuk memperkenalkan diri secara profesional. Ia mengingatkan agar mahasiswa selalu berhati-hati dalam membagikan informasi pribadi yang sensitif, dan lebih memilih untuk menampilkan sisi positif dan konstruktif dalam setiap unggahan. “Agar jejak digital kita mendukung karier yang diinginkan, kita harus selektif dalam memilih apa yang dibagikan dan bagaimana menyampaikannya,” katanya. Aznizan juga menyoroti pentingnya keterlibatan aktif dalam komunitas atau kelompok yang relevan dengan bidang studi atau minat profesional mahasiswa, yang bisa memperluas jaringan dan membuka peluang karier. Dengan berinteraksi secara aktif di platform yang relevan, mahasiswa dapat menunjukkan keahlian dan minat mereka, serta memperluas jejaring yang dapat membuka kesempatan dalam dunia kerja atau kolaborasi profesional. Terlebih lagi, menjaga reputasi online yang positif bisa menjadi nilai tambah yang sangat berharga saat mencari pekerjaan atau kesempatan magang.

Acara ini tidak hanya menjadi kesempatan untuk memahami pentingnya digital footprint, tetapi juga sebagai ajang berbagi pengalaman dan strategi antara para mahasiswa dan narasumber yang berpengalaman. Dalam dunia yang semakin terhubung ini, mahasiswa diharapkan untuk lebih sadar akan pengaruh jejak digital mereka dan mulai membangun personal branding yang positif, profesional, dan mendukung kesuksesan mereka di masa depan.

Reportase: George As’ad Haibatullah El Masnany
Redaktur: George As’ad Haibatullah El Masnany
Desain Foto: M. Ma’ruf Ladunni