Berita

LPM Newsroom, Kamis(16-17/5/2024); bertempat di Lab Microteaching Fakultas Tarbiyah dan Keguruan  UIN Sunan Gunung Djati Bandung dilaksanakan kegiatan kolaboratif teaching and learning dengan paradigma keilmuan Integrated Twin Towers (ITT) UIN Sunan Ampel Surabaya dan Wahyu Memandu Ilmu (WMI) UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya terukur dan terencana dalam rangka memperkuat pengembangan integrasi keilmuan secara kolaborasi dengan jaringan dan kemitraan antar Perguruan Tinggi kagamaan Islam Negeri (PTKIN), kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman intergasi keilmuan dari berbagai perspektif, sudut pandang baru secara komprehenship  berdasarkan best paractice dan lesson learnt dalam rangka mengembangkan paradigma keilmuan secara sinergis berbasis tridharma perguruan tinggi  secara kolaboratif.   

Kegiatan ini, merupakan kegiatan kolaborasi antara UIN Sunan Ampel Surabaya dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung, hadir dalam kegiatan tersebut, Dr. Ali Mustofa, M,Pd, Ahmad Yusuf, M. Kom sebagai ketua dan sekretaris Lembaga Penjaminan Mutu (LPM), Ahmad Fauzi, M,Pd, sebagai Koordinator Pusat Integrasi Keilmuan serta Nihlatul Falasifah, MT sebagai sebagai Dosen Model Integrasi Keilmuan Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Sedangkan dari UIN Sunan Gunung Djati hadir juga Prof. Dr. H. Supiana, M.Ag dan Dr. Wiryo Setiana, M.Si selaku Ketua dan sekretaris Konsorsium Keilmuan, juga hadir  H. Fakry Hamdani, SS., M.Hum., Ph.D, dan Dr. Irawan, S.Pd., M.Hum, sebagai Dekan dan Wakil Dekan Bidang akademik serta Prof. Dr. H. Chaerul Rochman, M.Pd., CIQaR sebagai dosen Model Integrasi Keilmuan Fakultas Tarbiyah dan keguruan  

Tim LPM UIN Sunan Ampel Surabaya dan TIM konsorsium Menadu Ilmu

Kegiatan ini, dibuka oleh Prof. Dr. H. Supiana, M.Ag. selaku Ketua Konsorsium Keilmuan UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dalam sambutannya, Prof. Supiana menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan ini untuk memperkuat kolaborasi pengembangan integrasi keilmuan antara UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan paradigma Wahyu Memandu Ilmu dan UIN Sunan Ampel Surabaya dengan paradigma keilmuannya yaitu Menara Kembar Terhubung (Integrated Twin Towers). selanjutnya beliau menegaskan bahwa “Kegiatan kolaborasi dosen melalui teaching and leraning model integrated Twin Towers UIN Sunan Ampel Surabaya dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung menjadi awalan yang baik sebagai upaya memperkuat integrasi keilmuan dari berbagai perspektif baru, yang selanjutnya akan dikembangkan pada penelitian dan pengabdian masyarat, lebih lanjut menutnya  “kegiatan ini ini bisa jadi kolaborasi pertama integrasi keilmuan antar PTKIN ” tegasnya.

Sedangkan Dr. Ali Mustofa, M.Pd selaku Ketua LPM UIN Sunan Ampel Surabaya dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk “ikhtiar “ bersama dalam mengkaji dan mengambangan integrasi keilmuan antara UIN Sunan Ampel surabaya dan UIN Sunan Gunung Djati  Bandung. Lebih lanjut  beliau menegaskan bahwa “kegiatan ini bukan untuk membandingkan, tapi untuk saling memperdalam dan memperkuat kajian integrasi keilmuan dan distingsi masing-masing lembaga secara sinergis kolaboratif  tidak hanya dalam  pembelajaran, selanjutnya juga akan dilakukan penelitian dan pengabdian masyarakat ”. 

Prof. Dr. H. Chaerul Rochman, M.Pd., CIQaR sebagai dosen Model Integrasi Keilmuan UIN Sunan Gunung DJati Bandung

Kegiatan dilanjutkan dengan praktik integrasi keilmuan dalam pembelajaran di Lab Microteaching Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung oleh dosen model bersama dengan 25 mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (PMIPA). Praktik pembelajaran pertama disampaikan oleh Prof. Dr. H. Chaerul Rochman, M.Pd., CIQaR.

Dalam praktik mengajar kolaboratif ini, Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung dalam bidang Ilmu Pendidikan Fisika ini memulai perkuliahan dengan salam dan dilanjutkan dengan menjelaskan ruang lingkup materi listrik arus searah melalui pemetaan konsep. Beliau juga menjelasakan mengenai kandungan Wahyu Memandu Ilmu (WMI) pada materi mengenai arus listrik searah. Dalam paparan materinya, dosen yang juga asesor Badan Akreditasi Nasional Sekolah Madrasah (BAN-SM) Provinsi Jawa Barat ini menyampaikan beberapa contoh ayat Al-Qur’an seperti QS An- Nur ayat 35 dan mengaitkannya dengan fenomena arus listrik dengan menggunakan prinsip-prinsip Wahyu Memandu Ilmu (WMI). Dalam praktik mengajarnya, WMI dilandasi dengan prinsip teguh pada prinsip keilmuan non dikotomis dengan tidak memisahkan antar ilmu-ilmu umum dengan ilmu-ilmu agama dengan empat pendekatan WMI pendekatan yaitu pendekatan metaforis, filosofism, sufistik dan pendekatan saintifik, beliau senantiasa melibatkan mahasiswa untuk berdiskusi dan memberikan opini terhadap pertanyaan yang diberikan.

Praktik pembelajaran selanjutnya, disampaikan oleh Nihlatul Falasifah, M.T., dosen sekaligus sekretaris program studi Pengembangan Masyarakat Islam  Fakultas Dakwah dan komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya. Dalam praktik mengajarnya mengenai mata kuliah Teknologi Tepat Guna, Nihlatul mengawali perkuliahan dengan salam dilanjutkan dengan doa sebelum perkuliahan serta perkenalan diri. Selanjutnya penggunaan Video berdurasi singkat mengenai kisah dari tokoh-tokoh inspiratif dunia disampaikan dalam kelas, termasuk kisah inspiratif dari seorang tokoh muslim bernama Abbas Ibnu Firnas yang merupakan ilmuwan muslim pertama di bidang penerbangan yang memiliki gagasan mengenai bentuk dasar pesawat terinspirasi dari Qurat Surat Al-Mulk ayat 19.

Nihlatul Falasifah, MT, Dosen Model Integrasi Keilmuan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya

Selanjutnya, Nihlatul menyampaikan materi perkuliahan dengan mengajak mahasiswa untuk berdiskusi dan melakukan praktik/ demonstrasi secara langsung bersama mahasiswa untuk mencari sumber air bawah tanah dengan menggunakan alat bernama dowsing rod yang bekerja berdasarkan prinsip gelombang elektromagnetis dan dikaitkan dengan Quran Surat Al-Mukminun ayat 18 dengan menggunakan prinsip pembelajaran integrated twin towers yang  menjadi distingsi Integrasi Keilmuan UIN Sunan Ampel Surabaya, yang dilambangkan dengan menara kembar sebagai struktur ilmu yang memungkinkan ilmu agama dan ilmu sains/sosial berkembang secara bersamaan dengan sejajar, sama kuat tanpa ada yang merasa lebih superior. Sedangkan jembatan penyambung melambangkan bahwa dalam perkembangan ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu lainnya secara bersamaan, keduanya dimungkinkan untuk bisa berinteraksi satu dengan lainnya secara mutualistik. Praktik mengajar dilanjutkan dengan memberikan kuis melalui aplikasi Quizizz dan memberikan reward kepada mahasiswa  dengan nilai tertinggi. Selanjutnya, perkuliahan diakhiri dengan melakukan refleksi dan umpan balik materi yang telah dipelajari dan membaca doa penutup bersama.

Foto Bersama dengan Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Kegiatan selanjutnya,  refleksi dan FGD bersama untuk memperkuat kajian intergarasi antar PTKIN  antara UIN Sunan Ampel Surabaya dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung.  Hasil refleksi pertama dari Ketua Konsorsium WMI UIN SGD Bandung, Prof. Dr. H. Supiana, M.Ag., yang mempimpin jalannya FGD ini, menyampaikan bahwa paradigma Wahyu Memandu Ilmu secara hierarki  bisa dilakukan dengan dua bentuk dasar, bentuk pertama wahyu memandu ilmu dan bentuk kedua Ilmu dipandu Ilmu. “Memandu ilmu ada hierarkinya dan disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an dengan istilah obat maupun petunjuk. Sedangkan Tujuan dari WMI ini adalah etika yang akhlakul karimah dan rahmatan lil alamin karena sebaik apapun pengetahuan dan penemuan manusia, ujung-ujungnya adalah kebesaran Allah”, tuturnya.

Sisi lain, Wakil Dekan Bidang Akademk  Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Dr. Irawan, S.Pd., M.Hum., menambahkan mengenai prinsip epistemologi yang dapat dilakukan dalam menerapkan model pembelajaran integrasi keilmuan. “Prinsip epistemologi dapat dilakukan dengan mengutip ayat Al-Qur’an dan Hadits serta karya ilmuwan muslim sebagai bentuk referensi yang dimuat dalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS) karena sejatinya peradaban sains pernah hidup saat masa kejayaan umat Islam. Sains dan teknologi harus bermanfaat secara pragmatis di kalangan umat muslim. Integrasi Keilmuan diharapkan benar-benar hadir secara aktif dalam kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi”, tegasnya.

Sedangkan, Ketua LPM UIN Sunan Ampel Surabaya Dr. Ali Musthofa, M.Pd.,  menyampaikan pengamatannya bahwa kolaborasi antara UIN Sunan Ampel dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung diharapkan dapat menemukan formula yang tepat untuk merumuskan penerapan integrasi keilmuan. Lebih lanjut menurutnya, “Ada beberapa titik penting yang perlu dibenahi dalam memformulasikan pembelajaran integrasi keilmuan yang menyatu seperti “kopi susu” tidak hanya sekedar “ayatisasi” sehingga diperlukan tindak lanjut untuk membuat formula yang tepat berkaitan dengan implementasi integrasi keilmuan, seperti menyelenggarakan konferensi nasional integrasi keilmuan yang menenakan pada distingsi integrasi keilmuan masing-masing perguruan tinggi seperti UINSA dengan paradigma Integrated Twin Towers dan wahyu memandu Ilmu UIN Sunan Gunung jati Bandung. Lebih teknis bisa mengambangkan membuat modul yang berisi kombinasi ilmu umum dan ilmu agama lebih dari itu juga kolaborasi keilmuan dalam penelitaian dan pengabdian masyarakat”, tegasnya.

Suasana Refleksi dan FGD antara TIM LPM UIN Sunan Ampel Surabaya dan TIM Konsorsium Memandu Ilmu

Secara teknis sekretaris LPM UIN Sunan Ampel Surabaya, Ahmad Yusuf M.Kom menegaskan “integrasi keilmuan merupakan hal yang tidak mudah untuk dilakukan sehingga perlu kolaborasi untuk memperkuat ilmu agama dari kajian ilmu umum begitupun sebaliknya memperkuat kajian ilmu umum dari kajian ilmu- ilmu agama sehingga kegiatan ini sangat perlu dilakukan”. Tambahnya. Selanjutnya sekretaris mengusulkan adanya pertemuan rutin dalam memperkuat kajian dan pengembangan misalnya malakukan annual confrece integrasi keilmuan antar PTKIN  dalam rangka memperkuan kajian khazanah keilmuan dan kemajuan umat islam. Tegasnya.  [u21]