
Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam atau biasa disebut PENTAS PAI merupakan ajang lomba bergengsi seluruh SMP di Surabaya. Namun bukan hanya sekedar lomba, melainkan juga panggung pembuktian perjuangan, kreatifitas, dan semangat generasi muda dalam bidang seni keislaman.
Tahun ini SMP Negeri 26 Surabaya mendapat kehormatan menjadi tuan rumah seleksi PENTAS PAI untuk wilayah barat kota Surabaya pada 21 Februari 2025. Sebagai tuan rumah, SMPN 26 Surabaya menunjukkan kesigapan dan kekompakan. Ajang yang mempertemukan sekolah-sekolah terbaik se-Surabaya Barat itu menghadirkan tujuh cabang lomba, mulai dari MTQ (Muhasabaqah Tilawatil Qur’an), Banjari, MHQ (Muhasabaqah Hifdzil Qur’an), Kaligrafi, Pidato, LCC (Lomba Cerdas Cermat), hingga Samroh. Namun, untuk cabang lomba Samroh, karena hanya terdapat dua peserta yang mendaftar, seleksi tingkat wilayah ditiadakan dan kedua tim tersebut langsung melaju ke tingkat kota.
Menariknya, keterlibatan mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya turut mewarnai jalannya kegiatan. Bertepatan dengan program MBKM-Asistensi Mengajar di SMPN 26 Surabaya, para mahasiswa FTK UINSA mengambil peran penting dalam menyukseskan acara, mulai dari mendampingi peserta, mengatur jalannya lomba, membantu teknis perlombaan, hingga mendukung keperluan logistik dan dokumentasi. Dukungan dari kepala sekolah, guru, siswa, serta mahasiswa Asistensi Mengajar menjadikan proses seleksi berjalan lancar dan tertib.
“Awalnya kami sedikit terkejut, karena diminta bantuan pada hari H acara, tetapi kami merasa juga senang bisa diberi kesempatan menjadi bagian dari acara PENTAS PAI ini. Selain mendampingi siswa, kami juga belajar banyak tentang bagaimana mempersiapkan dan mengelola acara dengan berbagai tantangan di lapangan,” ujar Intan, salah satu mahasiswa FTK UINSA.
Hebatnya lagi, seluruh peserta dari SMPN 26 Surabaya berhasil lolos dalam tahap seleksi dan kembali melanjutkan perjuangan kemenangan di Dinas Pendidikan Kota Surabaya pada Rabu, 12 Maret 2025. Dukungan dari mahasiswa Asistensi Mengajar tidak berhenti di situ. Para mahasiswa FTK UINSA turut mendampingi para peserta hingga ke Dinas Pendidikan Kota Surabaya, lokasi final perlombaan. Di sana, mereka memberikan dukungan moral, membantu mempersiapkan kebutuhan lomba siswa, telinga bagi siswa yang gugup, sekaligus supporter paling setia.

Ada kisah menarik yang tak terlupakan. Saat tim Samroh dari sekolah tempat mereka mengabdi bersiap tampil, para mahasiswi langsung gercep (gerak cepat). Bukan hanya memberi semangat, mereka juga turun tangan membantu merias peserta. Satu per satu siswa dipercantik, bukan sekadar dengan make-up, tetapi juga dengan iringan doa dan harapan agar bisa tampil maksimal.
Dan hasilnya? Luar biasa. Semua perjuangan itu berbuah manis, dari 7 (tujuh) cabang lomba PAI yang diikuti, SMPN 26 Surabaya berhasil menyabet 5 (lima) cabang lomba, yaitu : Juara 1 Lomba Samroh, Juara 2 Lomba Banjari, Juara 2 Lomba Pidato, Juara Harapan 1 Lomba MHQ, Juara Harapan 3 Lomba Cerdas Cermat.
Kemenangan tersebut disambut dengan penuh suka cita. Para siswa bersorak gembira, saling berpelukan, dan mengucapkan selamat satu sama lain. Mereka juga menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada kepala sekolah, para guru dan pelatih yang telah membimbing dan mendukung mereka sepanjang proses persiapan hingga perlombaan. Selain itu, ucapan terima kasih juga disampaikan kepada para mahasiswa Asistensi Mengajar dari FTK UINSA. “Melihat mereka menang rasanya kayak ikut lomba juga. Deg-degannya dapet, bangganya juga luar biasa,” ungkap salah satu mahasiswi sambil tersenyum haru.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa FTK UINSA tak hanya belajar teori di kampus, tapi juga menghidupkan nilai pengabdian di lapangan. Mereka menjadi bagian dari cerita-cerita tentang kerja sama, pengorbanan, dan kemenangan.
PENTAS PAI bukan sekadar ajang mencari juara, tetapi juga tentang bagaimana para guru mendukung dan membangun ruang tumbuh yang dipenuhi semangat dan nilai-nilai Islam bagi para siswa. Mahasiswa Asistensi Mengajar FTK UINSA pun turut menjadi bagian penting dalam perjalanan ini. Bukan sekadar hadir, melainkan turut mewarnai setiap proses dengan kontribusi nyata.