Berita

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Nilai-Nilai Pancasila di Pergruan Tinggi Umum

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Nilai-Nilai Pancasila di Pergruan Tinggi Umum

(Studi Pembelajara Pendidikan Agama Islam pada Kampus Cinta Tanah Air Universitas Islam Kadiri)

“Mata kuliah Pendidikan Agama Islam pada perguruan tinggi umum merupakan mata kuliah yang wajib diambil oleh mahasiswa, mata kuliah ini berperan penting dalam menanamkan nilai-nilai karakter bangsa. Dimana ketika memasuki dunia perkuliahan seolah penanaman nilai karakter tidak lagi menjadi penekanan. Selain itu kemajuan teknologi yang semakin pesat menuntut penguatan pendidikan karakter bangsa yang kuat pula, agar generasi bangsa tidak terpengaruh oleh budaya luar yang tidak sesuai dengan karakter bangsa. Berangkat dari fenomena ini peneliti tertarik untuk meneliti secara mendalam tentang pembelajaran pendidikan agama Islam berbasis nilai-nilai pancasila di perguruan tinggi umum, peneliti mengambil setting tempat pada kampus cinta tanah air Uniska Kediri dimana telah berkomitmen menjadi kampus cinta tanah air yang pancasilais, hal ini dapat dilihat dalam tujuan kampus Uniska adalah membentuk mahasiswa yang pancasilais”, jelas Anang Darun Naja pada pemaparan awal ujian terbuka disertasi UIN Sunan Amper Surabaya, senin 10 Juni 2024.

Selain itu Anang (panggilan Anang Darun Naja) menambahkan beberapa poin penting yang diterapkan oleh Uniska dalam membentuk kampus cinta tanah air, diantaranya komitmen Uniska dalam menambahkan sks pada mata kuliah pendidikan agama Islam yang secara umum hanya 3 sks, Uniska menambahkan 7 sks sehingga menjadi 10 sks yang tersebar dalam 5 semester, menurutnya hal semacam ini akan sulit untuk ditemukan pada kampus umum lainnya. Selain itu dalam proses pembelajaran telah dilakukan integrasi kurikulum yang menarik untuk diteliti lebih lanjut.

Pembelajaran pendidikan agama Islam dalam disertasi Anang yang berjudul Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi Umum (Studi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Kampus Cinta Tanah Air Universitas Islam Kadiri). Penelitian tentang pembelajaran pendidikan agama Islam di perguruan Tinggi ini tentu memantik pertanyaam-pertanyaan kritis dari para penguji. Prof. Dr. H. Muhammad Turhan Yani, M.A. selaku penguji eksternal dari Universitas Negeri Surabaya mencoba memastikan apakah pembelajaran pendidikan agama Islam yang dilakukan telah melakukan integrated curriculum sebagaimana grand teori yang sudah dipaparkan. Prof. Dr. M. Yunus Abu Bakar, M.Ag selaku penguji internal memastikan bagaimana implikasi teori dari penelitian ini terhadap mahasiswa. Dr. Hisbullah Huda, M.Ag. (penguji internal) menanyakan bagaimana model pembelajaran yang dilakukan sehingga dapat mengintegrasikan materi pendidikan agama Islam dengan nilai-nilai pancasila. Dr. Abdurrahman, M.Ud. selaku sekretaris sidang terbuka menambahkan bahwa disertasi ini telah memilih tempat penelitian yang tepat yaitu Uniska, karena sejak awal berdiri Uniska telah berkomitmen sebagai kampus cinta tanah air dan memiliki tujuan besar membentuk mahasiswa pancasilais, dan ini diikuti dengan semua perangkat yang ada mulai dari kebijakan, faislitas, termasuk penamaan yayasannya adalah yayasan Bina Cendikia Muslim Pancasila (YBCMP) bahkan sering kali mendatangkan tokoh-tokoh nasional dalam penguatan karakter kebangsaan seperti Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD., SH.,SU.,M.IP. termasuk Prof. H. Masdar Hilmy, S.Ag., M.A., P.hd. (selaku ketua penguji) mengkritisi tentang bagaimana model evaluasi yang dilakukan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam berbasis nilai-nilai pancasila.     

Anang berhasil menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan tegas, lugas, dan meyakinkan. Bahkan ia menyampaikan bahwa temuannya ini dapat diadopsi oleh para dosen pengajar pendidikan agama Islam pada perguruan tinggi umum serta kamus yang mempunyai kemiripan tujuan dengan Uniska.

Pada akhir sesi ujian, kedua promotor menyampaikan pesan-pesannya. Prof. Dr. Hj. Husniyatus Salamah Zainiyati, M.Ag. berpesan bahwa promovendus sudah sangat layak menjadi doktor. Oleh sebab itu, promovendus harus berani menyuarakan ide-ide cemerlangnya terutama tentang pembelajaran pendidikan agama Islam pada sekolah atau kampus umum. Dr. Hj. Hanun Asrohah, M.Ag. promovendus harus konsisten dalam jalan keilmuan dan harus terus mengembangkan keimuannya.