Berita

Pada hari senin tanggal 15 Januari 2023 selaku petugas apel pagi yang dilakukan secara rutin oleh UIN Sunan Ampel Suarabaya adalah Fakultas Sains dan Teknologi (FST). Bertindak sebagai pembina apel yaitu Mujib Ridwan, S.Kom., M.T, Ketua Jurusan Teknologi FST UIN Sunan Ampel Surabaya. Dalam amanahnya disampaikan bahwa dunia digital saat ini menawarkan banyak teknologi dan aplikasi yang dapat memberi dukungan dan kemudahan dalam melaksanakan aktivitas  kita sehari-hari. Secara sadar atau tidak, kita telah meninggalkan banyak jejak selama melakukan aktivitas di dunia digital dan berselancar di internet. Jejak yang kita tinggalkan memungkinkan orang lain untuk mengetahui kebiasaan sehari-hari. Teknologi berbasis kecerdasan buatan dapat dengan mudah mengidentifikasi dan mematakan pola kebiasaan kita berdasarkan jejak yang kita tinggalkan. Jejak-jejak tersebut  dikenal sebagai jejak digital (digital foorprint), yaitu bukti yang kita tinggalkan saat melakukan aktivitas dengan perangkat digital.

Mujib Ridwan FST

Jejak digital dapat berupa unggahan foto, update status, konten digital, interaksi pada media social, tagging foto dan video dari orang lain, riwayat pencarian, lokasi yang kita kunjungi, transaksi pada situs atau platform belanja online, riwayat email, aktivitas berbagi pesan, mengunjungi laman situs, pengisian formulir online, riwayat telepon dan video call, dan persetujuan akses cookies dalam perangkat. Data-data tersebut adalah jejak digital yang tanpa sadar tersimpan di internet dan membentuk citra diri kita dan gambaran tentang siapa kita di dunia digital, yang mungkin lebih detail dari yang kita bayangkan.

Jejak digital buruk dapat merugikan diri sendiri. Sangat penting bagi kita untuk memahami bahwa setiap tindakan yang kita lakukan memiliki konsekuensi, terutama di dunia digital, di mana kita seringkali lupa untuk berhati-hati dan waspada. Kasus yang berkaitan dengan jejak digital sudah sering terjadi dan tidak jarang berujung pada ranah hukum. Karena jejak digital tidak dapat benar-benar hilang, apapun yang telah kita bagikan melalui internet akan tetap ada bahkan setelah dihapus. Oleh karena itu, kita tidak boleh abai terhadap jejak digital. Ada beberapa cara dalam merawat jejak digital, antara lain: secara berkala memeriksa jejak digital dengan ketik nama kita melalui mesin pencari, mengatur privasi di perangkat dan media sosial, bijak dalam bersosial media, bangun citra diri yang positif dengan menggunakan akses internet untuk hal positif, dan kenali dengan siapa kita berinteraksi.

Cara terbaik merawat jejak digital kita dalam konteks sebagai keluarga besar UIN Sunan Ampel Surabaya adalah melaksanakan tugas dan peran masing-masing dengan baik, menjaga dan menunaikan amanah yang kita terima dengan cara yang baik dan penuh tanggung jawab, tidak mengekspose hal-hal negatif dan kekurangan yang ada, baik melaui aktivitas secara langsung atau melalui aktivitas di dunia digital. Dalam konteks kita sebagai hamba Allah, cara terbaik merawat jejak hidup kita adalah dengan menggunakan instrument hidup yang telah Allah karuniakan kepada kita untuk kebaikan dengan cara yang baik. Mengucapkan yang baik, melihat yang baik, mendengarkan yang baik, berbuat yang baik, dan melangkahpun menuju kebaikan.

Jika jejak digital kita baik maka citra diri kita juga akan baik, kehormatan keluarga kita juga akan baik, marwah kampus kita sebagai rumah kedua kita juga akan baik, dan pada akhirnya kita menghadap Sang Pencipta dengan membawa kebaikan dan husnul khatimah. “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula” QS. Az-zalzalah (99): 7,8.