Salah seorang mahasiswa Prodi Sejarah Peradaban Islam FAH UIN Sunan Ampel Surabaya, Veni Lailatul Mauliddiyah, memilih opsi Penelitian Sejarah guna menempuh perkuliahan MBKM-nya di Semester 6 ini. Sesuai dengan arahan Prodi, maka fokus penelitiannya adalah terkait sejarah desa. Veni lantas memutuskan untuk meneliti salah satu desa yang ada di Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo, yaitu Desa Randegan. Dalam proses riset yang dilakukannya, Veni menjumpai tradisi menarik di desa ini. Dikenal dengan sebutan Keleman. Di mana para warga desa, terutama para petani, mengekspresikan ungkapan syukur mereka kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Keleman tersebut pusat penyelenggaraannya berada di punden makam Sosro Wiryo Diharjo yang dipercaya merupakan Mbah buyut Desa Randegan. Lokasinya tidak jauh dari persawahan desa. Kegiatan dimulai malam hari dengan tahlil dan doa bersama. Kemudian dilanjutkan pada pagi harinya sekitar jam 6 dengan tumpengan yang dihadiri oleh para petani dan perangkat Desa Randegan. Kemudian pada jam 9 hingga 12 ditampilkan acara campursari dan disambung dengan pementasan wayang.
Kepala Desa Randegan, Mochamad Samsoel Halim menjelaskan jika Keleman ini diselenggarakan sebelum masa tanam. Di dalamnya dipadukan dua bentuk warisan tradisi berupa campursari dan wayang kulit. “Kegiatan ini bukan hanya melestarikan budaya maupun adat di desa, namun juga sebagai edukasi bagi generasi muda. Bahkan jadi ajang silahturahmi para petani maupun warga desa,” tegas beliau. “Kita berharap dengan syukur ini, hasil panen akan bisa melimpah dan dijauhkan dari berbagai hama,” lanjutnya.
Semula, pertanian di Desa Randegan adalah tanaman padi, tetapi kini lebih terkenal dengan tanaman bawangnya. Bahkan, bawang sekarang bisa disebut sebagai ikon bagi desa ini. Melalui perhelatan kegiatan tradisi ini, Kepala Desa juga mengutarakan harapannya bisa terus memotivasi para petani yang tergabung dalam Gapoktan Subur Makmur untuk menjaga kualitas dan kuantitas tanaman bawang mereka. Meskipun perkembangannya telah terlihat, Kepala Desa mengakui jika para petani masih juga menghadapi beberapa permasalahan dalam praktik pertaniannya. Di antaranya terkait pengadaan pupuk dan bibit. Para petani di desa ini berharap ada solusi dan campur tangan dari pemerintah terkait untuk mengatasi hal tersebut, baik pengadaan pupuk padi maupun bibit bawang.