Mahasiswi Teknik Lingkungan UINSA, peserta Student Outbond Mobility 2024 to Thailand: “From Laboratory to Thailand: Make Your Dreams without Boundaries!”
Menjadi seorang mahasiswa Teknik Lingkungan, khususnya di kampus dengan predikat keislaman kerap kali dianggap memiliki batasan yang nyata dalam ruang lingkup berkiprahnya. Berkaca dari hal tersebut, Ummul Khoir, Mahasiswa semester 7 Prodi Teknik Lingkungan, memiliki mimpi yang besar untuk dapat mengenalkan dan memperkuat eksistensi program studi pada lingkup universitas maupun internasional, serta percaya bahwa seluruh mahasiswa mempunyai kesempatan yang sama dalam meraih keberhasilan. Melalui program “Student Outbound Mobility 2024 to Thailand” yang dilaksanakan oleh International Office UIN Sunan Ampel Surabaya, pada akhirnya mimpi itu dapat terwujud. Program ini merupakan program kerjasama antara UIN Sunan Ampel dengan Yayasan Al Hidayah Waqaf Foundation, Thailand yang dilaksanakan selama 1 bulan (29 Mei hingga 26 Juni 2024).
Berbekal semangat dan dorongan dari keluarga dan Kepala Prodi Teknik Lingkungan, Ummul memutuskan untuk mengambil satu langkah lebih jauh untuk mengikuti seleksi program tersebut. Proses seleksi dilaksanakan melalui dua tahapan, yaitu seleksi berkas dan wawancara. Untuk memenuhi persyaratan pada seleksi berkas, penulis membutuhkan waktu selama 6 semester perkuliahan. Bagaimana tidak? Memperjuangkan IPK agar mencapai 3,5 (sebagai syarat minimum pendaftaran) di bidang Teknik ini sangat sulit bagi Ummul. Di saat peserta seleksi lain sudah mulai berdiri di titik start, Ummul masih harus mengejar ketertinggalan bahkan sebelum berada di garis permulaan.
Program “Student Outbound Mobility 2024 to Thailand” menitikberatkan pada pengabdian kepada sekolah Islam dan masyarakat di Thailand Selatan. Tidak pernah terlintas dalam pikiran bahwa seorang mahasiswa Teknik Lingkungan dapat melakukan pengabdian serta pembelajaran kepada peserta didik dengan terkendala bahasa pengantar. Anggapan negatif dari dunia luar tentang hal tersebut dapat dipatahkan dengan adaptasi dan perjuangan yang gigih. Proses adaptasi yang sangat menguras energi setiap harinya, memikul tanggung jawab untuk menghantarkan ilmu kepada peserta didik yang memiliki bahasa pengantar yang berbeda, serta dalam satu waktu melakukan bonding dengan teman kelompok terasa sangat berat dihadapi. Tetapi antusiasme dari peserta didik kepada Ummul dan teman-teman sangat membekas dalam hati. Mengajar mata pelajaran bahasa Inggris dan bahasa Rumi pada peserta didik tingkat Sekolah Dasar, menjadi sangat menyenangkan karena semangat peserta didik yang menular pada kami sebagai pengajar.
Semangat tidak hanya ditularkan oleh peserta didik, tetapi juga dibangun oleh pondasi yang selalu menjadi penguat bagi mahasiswa UINSA peserta outbond mobility; Baba (Kepala Sekolah) dan Khola (Istri Kepala Sekolah) yang mengajarkan bahwa keluarga tidak hanya dapat terbentuk dari hubungan darah, akan tetapi juga dapat dibentuk dimanapun dan kapanpun. Kesempatan berkontribusi tidak hanya diberikan oleh sekolah, akan tetapi juga masyarakat yang ada di Ban Lam Mai, Yala. Salah satu kegiatan berkesan adalah mengikuti dan berpartisipasi dalam seluruh rangkaian kegiatan peringatan besar yang bertajuk “Perayaan Hari Raya Daun Palas yang Ke-7”.
Outbound mobility yang memberikan pengalaman berkesan, mahal dan insyaAllah bermanfaat ini, tak lepas dari support penuh UINSA. Terutama support dari Internasional Office UINSA, Keluarga mahasiswa, Prodi Teknik Lingkungan, dan juga teman-teman mahasiswa ENV 8 TL UINSA yang telah membersamai dan memberikan suntikan semangat berkontribusi dengan ilmu yang dimiliki, agar tetap membara.