Imam Syafi’i, alumni Program Doktor Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya Tahun 2023 berhasil menjadi dosen tetap di Universitas Terbuka (UT PTNBH). Kisah perjalanan Imam dimulai ketika ia ditugaskan sebagai marbot di masjid. Tugasnya tidak hanya menjaga kebersihan masjid, tetapi juga mengajarkan anak-anak di sekitar masjid tentang nilai-nilai agama. Ia mengingat apa yang disampaikan oleh Prof. Dr. Kusaeri, M.Pd. tentang pentingnya berkompetisi untuk meningkatkan kemampuan dan derajat, hal ini membuktikan bahwa dengan usaha dan doa, segala sesuatu mungkin tercapai. Keberhasilan diterima sebagai Lektor PNS menjadi bukti bahwa setiap usaha yang dilakukan dengan hati yang ikhlas dan niat yang benar akan mendatangkan hasil yang luar biasa, dan menjadi inspirasi bagi teman-teman mahasiswa yang lainnya untuk terus berjuang mencapai tujuan. Saat menghadapi tantangan, seringkali merasa terbebani, namun sesungguhnya setiap tantangan adalah peluang untuk tumbuh.
Selain itu, pesan dari Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA, M.Phil., Ph.D. saat menerima mata kulia politik Pendidikan, “Gunakan waktu seoptimal mungkin. Setiap detik yang kita miliki adalah kesempatan berharga untuk meraih impian. Belajar dengan tekun dan mengelola waktu dengan bijaksana akan menjadikan kebiasaan baik yang kelak bermanfaat untuk kehidupan kita. Waktu adalah modal yang tidak ternilai, dan ketika kita memanfaatkannya dengan baik, kita akan melihat hasil yang luar biasa.” Kenangnya.
Motivasi juga dari Ibu Dr. Hanun Asrohah, M.Ag., bahwa kolaborasi dalam kebaikan mengingatkan kita bahwa dalam setiap perjalanan hidup, penting untuk selalu menjaga hubungan baik dengan sesama dan terus berkolaborasi untuk tujuan yang lebih mulia. Kolaborasi ini tidak hanya terbatas pada akademik, tetapi juga dalam segala aspek kehidupan. Ketika kita berkolaborasi untuk kebaikan, kita akan mendapatkan kekuatan dan dukungan yang luar biasa untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi.
Terakhir yang dapat Imam ingat saat kuliah adalah inspirasi dari Prof. Masdar Hilmy, M.A., Ph.D., beliua berpesan memanfaatkan semua elemen yang ada untuk meraih kesuksesan. Tidak hanya kemampuan intelektual, tetapi juga karakter dan kebiasaan baik yang kita tanamkan sejak dini. Menggunakan setiap kesempatan untuk belajar dan berkembang adalah kunci utama untuk meraih tujuan.
Dalam setiap langkahnya, Imam selalu mengingat tiga hal penting yang menjadi pegangan hidupnya. Pertama, dia selalu melibatkan doa orang tua dan keluarga. “Doa mereka adalah kekuatan yang tak tampak, tetapi memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perjalanan kita,” katanya. Kesadaran akan pentingnya doa orang tua menjadi motivasi tersendiri bagi Imam untuk terus maju.
Kedua, Imam berusaha untuk membiasakan diri menyegerakan kebaikan. Dari hal-hal kecil seperti sholat tepat waktu hingga berbagi dengan sesama. “Kebiasaan baik ini, meskipun tampak sederhana, akan membawa dampak besar dalam kehidupan kita,” ungkapnya. Dalam pandangannya, disiplin diri dan melakukan kebaikan setiap hari adalah fondasi untuk kesuksesan jangka panjang.
Ketiga, Imam percaya bahwa tidak ada kebaikan yang terlalu kecil untuk dilakukan. “Setiap kebaikan yang kita lakukan, sekecil apapun, tetap memiliki nilai di mata Allah,” ujarnya. Dia mengajak semua orang untuk tidak merasa gengsi dalam berbuat baik, meskipun telah memiliki jabatan atau gelar yang tinggi. “Justru, dengan berbuat baik, kita akan semakin dipermudah jalan menuju kesuksesan,” tambahnya.
Imam juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada promotor, Prof. Dr. Abd. Rachman Assegaf, M.Ag. dan Dr. Hj. Lilik Hamidah, S.Ag., M.Si serta dosen-dosennya yang telah memberikan bimbingan dan dukungan luar biasa sepanjang perjalanan akademiknya. “Keberhasilan yang saya raih tidak lepas dari kesabaran dan keikhlasan mereka dalam membimbing saya. Semoga ilmu dan kebaikan yang telah diberikan menjadi berkah dan terus menginspirasi saya untuk selalu berkontribusi dalam dunia pendidikan,” ujarnya dengan tulus.
Kisah Imam Syafi’i adalah contoh nyata bahwa dengan kerja keras, ketekunan, dan niat yang baik, impian dapat dicapai. Dari seorang marbot di masjid hingga menjadi Lektor PNS, perjalanan ini bukan hanya tentang pencapaian pribadi, tetapi juga tentang memberikan inspirasi bagi orang lain. Dia berharap bahwa kisahnya dapat memotivasi mahasiswa dan generasi muda lainnya untuk terus belajar dan berjuang meraih impian mereka. Semoga. (baale)