
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan oleh pemerintah Indonesia pada Januari 2025 merupakan langkah strategis untuk mengatasi masalah malnutrisi dan ketahanan pangan, terutama di kalangan anak-anak, ibu hamil, dan menyusui. Dengan alokasi anggaran sebesar Rp 71 triliun, program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan gizi masyarakat tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui distribusi dana ke desa-desa.
Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan garis pantai sepanjang lebih dari 99.000 km dan keanekaragaman hayati laut yang melimpah, maka potensi sektor kelautan dan perikanan Indonesia sangat besar dan dapat menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional. Adanya kekayaan laut yang melimpah tersebut Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan ekonomi biru dan pangan biru. Ekonomi biru mengacu pada pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk pertumbuhan ekonomi, peningkatan mata pencaharian, dan penciptaan lapangan kerja, sambil menjaga kesehatan ekosistem laut. Sementara itu, pangan biru merujuk pada produksi pangan dari sumber daya laut yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Dalam konteks ini, Tri Dharma Perguruan Tinggi—yang mencakup pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat—memegang peran strategis dalam mendukung dan menyukseskan inisiatif-inisiatif tersebut, khususnya melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan oleh pemerintah.
Pendidikan tinggi memiliki tanggung jawab untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan berdaya saing dalam sektor ekonomi biru dan pangan biru. Melalui kurikulum yang relevan dan berbasis pada kebutuhan industri kelautan dan perikanan, perguruan tinggi dapat mencetak lulusan yang siap terjun ke lapangan. Perguruan tinggi juga dapat berkontribusi melalui pendidikan dengan mengembangkan kurikulum yang menekankan pentingnya gizi seimbang dan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan. Program studi seperti misalnya Ilmu Kelautan, dan Program Studi Gizi serta Akuakultur perlu diperkuat dengan materi yang menekankan pada keberlanjutan dan inovasi. Selain itu, pelatihan dan sertifikasi bagi nelayan dan pelaku usaha perikanan juga dapat dilakukan oleh perguruan tinggi dalam rangka pengabdian kepada masyarakat.
Di Bidang Penelitian di perguruan tinggi juga berperan penting dalam mengembangkan teknologi dan metode baru untuk mendukung ekonomi biru dan pangan biru. Misalnya, penelitian tentang budidaya ikan yang ramah lingkungan, pengolahan hasil perikanan yang efisien, dan pemanfaatan limbah perikanan menjadi produk bernilai tambah. Hasil-hasil penelitian ini tidak hanya meningkatkan produktivitas dan efisiensi, tetapi juga menjaga kelestarian sumber daya laut. Sebagai contoh, penelitian skripsi beberapa mahasiswa ilmu kelautan UINSA tahun 2024 yang mendukung hal ini diantaranya terkait “Pengaruh Penambahan Tepung Rumput Laut Pada Kerupuk Ikan Kembung sebagai Makanan Bergizi dan Halal”; Pengaruh Penambahan daun Kelor pada Dimsum Ikan Kembung Sebagai Upaya Intervensi Gizi Pencegahan Stunting” dan lainnya perlu terus didorong dalam rangka menciptakan inovasi pangan laut bergizi untuk mendukung MBG.
Pengabdian kepada masyarakat memungkinkan perguruan tinggi untuk menerapkan hasil pendidikan dan penelitian secara langsung di masyarakat. Dalam konteks program MBG, perguruan tinggi dapat berperan dalam memberikan edukasi penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya konsumsi ikan dan produk laut lainnya sebagai sumber protein berkualitas tinggi dan Membantu pelaku usaha kecil dan menengah dalam mengembangkan produk olahan hasil perikanan yang bergizi dan aman konsumsi. Perguruan tinggi juga dapat melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program MBG untuk memastikan efektivitas dan efisiensinya.
Integrasi ketiga pilar Tri Dharma dalam mendukung program MBG dapat dilakukan melalui pendekatan holistik. Sebagai contoh, mahasiswa dapat dilibatkan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan edukasi gizi di sekolah-sekolah. Dosen dan peneliti dapat melakukan studi tentang efektivitas program MBG dan mengembangkan inovasi dalam penyediaan makanan bergizi berbasis hasil laut. Sementara itu, institusi perguruan tinggi dapat menjalin kemitraan dengan pemerintah dan sektor swasta untuk mendukung pelaksanaan program ini.
Program MBG ini juga selaras dengan ajaran islam dimana memberi makan kepada yang membutuhkan merupakan amal yang sangat dianjurkan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an QS. Al-Insan ayat 8 yang artinya “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan.” Hadis Nabi Muhammad SAW juga menyebutkan: “Tidaklah beriman seseorang yang kenyang sementara tetangganya lapar di sampingnya.”(HR. Bukhari dan Muslim). Dengan demikian, program MBG sejalan dengan nilai-nilai Islam dalam membantu sesama dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Integrasi Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam mendukung program MBG dan ekonomi biru melalui program Makan Bergizi Gratis merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, perguruan tinggi dapat mencetak SDM unggul, mengembangkan inovasi, dan menerapkan solusi nyata di Masyarakat sekaligus menjadi motor penggerak dalam mewujudkan ketahanan pangan dan pemanfaatan sumber daya laut yang berkelanjutan.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat, serta berlandaskan nilai-nilai spiritual, Indonesia dapat mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup seluruh rakyatnya. Wallohu a’lam Bishawab. (MM).