Column UINSA

Iktikaf: Menyelami Spiritualitas untuk Membangun Kesalehan Sosial
Dr. HM. Ghufron, Lc, MHI
(Koordinator Bidang Masjid pada Ma’had Al-Jami’ah/Ketua Ta’mir Masjid Raya Ulul Albab UINSA)

Dalam kehidupan yang serba sibuk dan terkoneksi secara digital, seringkali kita merasa jauh dari kebutuhan spiritual dan koneksi dengan sesama. Namun, dalam keramaian dunia modern ini, praktik iktikaf dapat menjadi jalan untuk menemukan kedamaian batin dan membangun kesalehan sosial yang mendalam. Iktikaf bukan hanya tentang bersembunyi di masjid, tetapi merupakan sebuah perjalanan spiritual yang mendalam untuk meresapi kehadiran Allah dan membentuk komunitas yang peduli.
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, menegaskan bahwa seorang mukmin yang berhubungan dengan orang lain dan sabar atas gangguan mereka lebih baik daripada yang tidak berhubungan dan tidak sabar. Hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan dalam komunitas dan memperlakukan sesama dengan sabar adalah nilai-nilai yang ditekankan dalam Islam.

Eksplorasi Spiritualitas Melalui Iktikaf
Iktikaf adalah praktik ibadah di mana seorang Muslim menyendiri di dalam masjid untuk beribadah intensif, refleksi diri, dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT (Al-Baqarah 125;187). Dalam atmosfir yang tenang dan terpisah dari kehidupan sehari-hari, seorang individu dapat menyelami spiritualitas mereka dengan mendalami Al-Quran, berzikir, dan berdoa. Iktikaf memberikan kesempatan bagi mereka untuk menyingkirkan distraksi dunia luar dan fokus sepenuhnya pada hubungan mereka dengan Sang Pencipta.

Membangun Kesalehan Sosial
Namun, iktikaf juga membawa dimensi sosial yang penting. Praktik ini memungkinkan para peserta untuk merasakan kebutuhan sesama manusia dan membangun kesalehan sosial. Selama iktikaf, umat Islam dapat berkolaborasi dalam kegiatan sosial, seperti memberikan bantuan kepada yang membutuhkan, mengadakan program pendidikan, atau membersihkan lingkungan sekitar masjid. Ini adalah waktu yang tepat untuk membangun solidaritas dan memperkuat ikatan dalam komunitas.

Pentingnya Kesadaran Sosial
Kesalehan sosial tidak hanya tentang memberi bantuan fisik kepada yang membutuhkan, tetapi juga tentang meningkatkan kesadaran akan masalah sosial di sekitar kita. Selama iktikaf, umat Islam dapat mengadakan diskusi dan seminar tentang isu-isu sosial yang relevan, seperti kemiskinan, pendidikan, atau kesehatan. Dengan meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang masalah-masalah ini, individu dapat menjadi agen perubahan yang positif dalam masyarakat mereka.
Kesadaran akan tanggung jawab sosial dan kemanusiaan yang terpancar dari iktikaf menciptakan ikatan yang kuat dalam komunitas. Mereka tidak hanya bersatu dalam ibadah, tetapi juga dalam usaha untuk membantu yang membutuhkan dan memperbaiki keadaan masyarakat di sekitar mereka.
Ketika waktu iktikaf berakhir dan para jamaah meninggalkan masjid, mereka membawa pulang lebih dari sekadar rasa damai dan keberkahan spiritual. Mereka membawa pulang semangat untuk terus berkontribusi positif dalam masyarakat, membantu yang membutuhkan, dan memperkuat ikatan sosial yang mengikat mereka sebagai satu komunitas umat Muslim.Dengan demikian, iktikaf bukanlah sekadar perjalanan spiritual individual, tetapi juga merupakan panggilan untuk menjelajahi kesalehan sosial melalui spiritualitas yang mendalam. Dalam keheningan masjid yang penuh makna, umat Islam menemukan kekuatan untuk membangun hubungan yang lebih kuat dengan Allah dan sesama manusia, menciptakan masyarakat yang lebih berempati, peduli dan responsif.